Kamis, 27 Juni 2013

My Father is Everyday Worker

Picture from Google.com

Saya pernah satu kali menulis tentang ayah saya di blog ini pada saat dia berulang tahun. Lalu, rasanya ternyata menyenangkan menulisakna perasaanmu sendiri tentang anggota keluargamu. Jadi kali ini saya kembali menulisakan tentang beliau. Saya biasa memanggil ayah saya dengan panggilan papa, kadang kadang saya suka dengan cuek memanggilnya dengan pak eko. Dan tidak mengapa dengan hal tersebut. Papa saya tidak gila hormat, namun dia berharap anak anaknya bisa menghormati orang lain dengan cara yang sepantasnya. 

Ayah saya bukanlah seorang sarjana. Dia tidak pernah mengecap bangku kuliah. Dia pernah bersekolah di sekolah tehnik di daerah Bandung, Jawa Barat. Dan setelah lulus dia langsung berkeliling Indonesia mewujudkan mimpi dan kecintaannya pada mesin dan bangunan. Ayah membuka bengkel, dulu sekali di rumah kakek di daerah cipulir. Bengkelnya ramai oleh teman teman yang nongkrong sambil memperbaiki mobil mereka. Sejak tahun 86’an hingga kini lebih dari 26 tahun ayah sangat mencintai dunia otomotif. Dia hampir tidak pernah membawa motor atau mobilnya ke bengkel selama dia masih bisa menangani pekerjaannya sendiri. Seperti mengganti oli, atau mengecek beberapa bagian mesin yang rusak. Cukup dengan secangkir kopi hitam dan sebungkus rokok, dia dengan senang hati memperbaiki kendaraan tersebut hingga tuntas. 

Semasa aku duduk di bangku sekolah. Sejak sd hingga smp, ayah saya pernah bekerja di banyak perusahaan besar sebagai kontraktor. Aku tidak tahu persis apa yang beliau kerjakan, namun dulu setiap kali aku bertanya, apa pekerjaannya dia bilang dia adalah seorang kontraktor. Dia bekerja di banyak tempat di Indonesia, mulai dari sabang hingga merauke. Mulai dari membangun jalan raya, hotel, gedung, rumah sampai bekerja di pembangkit listrik. Dalam setahun sampai dua tahun biasanya ayah mendapat kontrak kerja di sebuah perusahaan. 3 sampai 4 kali pulang kerumah dalam 2 tahun tersebut. And i know he really enjoy his work. Walaupun pada suatu kesempatan dia pernah bilang bahwa dia akan menua, dan perusahaan akan mencari orang yang lebih muda serta energik untuk menggantikannya. Lalu beliau resign, mengundurkan diri dari bidangnya.

Ayahku sangat suka mengendarai mobil. Sehingga pada beberapa kali kesempatan dia pernah dipercaya menjadi supir pribadi beberapa orang penting. Ayahku sangat memahami Jakarta, dia tahu betul seluk beluk Jakarta hingga gang terkecil. Sebagai orang Semarang yang besar di Jakarta, ayah sangat hebat dalam berkendara. Dia sabar, hati hati dan tepat waktu. Satu kali ayah pernah membantu seorang petinggi di Indonesia yang jika saya sebut namanya sangat kontroversial. Saat bekerja pada orang itu, hampir setiap kali ayah pulang kerumah membawa mobill yang berbeda. Mobil orang tersebut cukup banyak mulai dari jeep cherooke, sedan mewah dan mobil mobil sport. Baginya setiap orang yang pernah bekerja dengannya memberikan dia pengalaman berharga.

Saat ini usianya 57 tahun. Dia sudah tidak muda. Rambut dan kumisnya akan memutih di akhir bulan. Dia masih bekerja hingga kini. Dia membuka biro jasa pembuatan kartu identitas dan surat surat yang berkaitan dengan akta kependudukan seperti akta menikah, kelahiran, kematian dll. Kapan waktu kerjanya? Setiap hari. Dengan vespa-nya dia akan mengurus hal hal tersebut dengan hati yang riang gembira. Waktu yang tidak menentu membuatku kadang khawatir dengan kesehatannya yang seringkali menurun karena cuaca yang kadang terlalu panas dan kadang hujan turun dengan deras. Well, i love my father, he kept on responsible as a dad. He is everyday worker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar