Kamis, 27 Juni 2013

Perjalanan Cinta Gunung Kareumbi

Foto Milik Mia, Mohon maaf tanggalnya salah seharusnya 2013 :)
Saya ambil judul ini dari Album perjalanan yang posting oleh Mia di facebook. Perjalanan Cinta Gunung Kareumbi. Saya pribadi tidak tahu kenapa Mia menamakan album tersebut dengan kalimat indah ini, namun saya yakin Mia merasakan apa yang saya rasakan. kami menemukan begitu banyak cinta, keluarga dan persahabatan dalam perjalanan kami kala itu.

Siang itu Jum'at 21 Juni 2013 pukul 12, 16 perempuan peserta coaching skills, 2 pelatih dan 20 peserta undangan yang mengikuti mini tournament masih sibuk di Lapangan Bawet, di bawah Flyover Pasupati, Bandung. Teriakan dan keseruan yang membahana di bawah kolong jembatan tersebut, memberikan semangat kepada siapapun yang hadir pada siang hari itu. Namun disamping itu, ada 9 orang perempuan yang juga sedikit was was, sesekali melihat ke jam di tangan mereka. Hingga pada saat kegiatan selesai dan ditutup, ke sembilan orang perempuan ini bergegas bersiap siap untuk menuju depan Mall Baltos. Ada apakah gerangan?

ke-sembilan perempuan itu adalah Mei Rochma, Meuthia Citra, Kheista Leoni, Nining Ivana, Nurul Ayam, Kiki Rizkia, Febi Mbiew, Mia Miranti dan Saya. Atas inisiatif dari kishi, kami memutuskan untuk menyusul teman teman Indonesia Team for Homeless World Cup 2013 yang akan ke Poznan Poladia tahun ini. Mereka sedang mengikuti Pembinaan Karakter dan Mental bersama Wanadri di Taman Buru Masigit Gunung Kareumbi di daerah Cicalengka, Sumedang. Iyaaaa, kita mau nyusul mereka ke Gunung. Dan dengan dibekali semangat serta tekad serta peralatan yang minim, kami berangkat menuju lokasi.

Di depan Baltos, kami sudah ditunggu angkot berwarna hijau. didalamnya sudah ada Supir angkutan yang menunggu, ditemani seorang pria yang kemudian diketahui adalah salah satu tim Wanadri yang akan mendampingi kami selama perjalanan, namanya kang Andi. kemudian kami naik ke angkot tersebut, dengan membawa perlengkapan kami yang sungguh seadanya. dan diperjalanan menuju Cicalengka, diwarnai oleh kemacetan, panas, cerita cerita perjalanan yang pernah dilakukan oleh Ayam, salah satu dari kami, dan selebihnya kami memanfaatkan waktu dengan tidur.

Kawasan Konservasi Taman Buru Masigit - Kareumbi, Cicalengka
Lalu tibalah kami di tempat yang selama ini hanya kami bicarakan saja. Saya, saat turun dari angkot, langsung menghirup oksigen di kawasan konservasi tersebut dengan dalam. ahhhh, segar. sungguh segar. 26 tahun meghirup udara Jakarta yang penuh dengan polusi, ini salah satu bonus dari Yang Maha Kuasa, untuk menghirup udara bersih milik-Nya. Beberapa dari kami segera menuju kamar mandi untuk buang air kecil, beberapa menunaikan ibadah shalat dan segera setelah itu kami semua makan di kantin yang tersedia disana. Tak lama, Hujan pun turun dengan sungguh deras. Dan saya mulai resah. bagaimana perjalanan kami nanti jika hujan sungguuh deras seperti ini.

Sebenarnya ini bukan kali pertama saya naik gunung, sebelumnya saya pernah merasakan nikmatnya perjalanan menuju Gunung Gede. namun kali ini akan lebih terasa menyenangkan setelah 8 tahun yang lalu. Tempat yang kami tuju setelah makan adalah Rumah Wanadri, yang mereka bangun di kompleks kawasan konservasi Kareumbi, sepertinya fungsinya adalah tempat berkumpul dan berdiskusi serta beristirahat. Didalam rumah yang terbuat dari alam seperti batang pohon dll, kami kemudian diberikan pengarahan dan persiapan oleh Kanag Andi serta Kang Indra yang akan mendampingi kesembilan perempuan bawel bin cerewet ini. (Hehehe.. Peace ^^v)

Kami, ber-9 di dalam Rumah Wanadri, sambil bersiap siap
Kang Andi kembali memeriksa barang bawaan kami. Beliau memberikan instruksi tentang barang bawaan apa yang sebaiknya tidak usah dibawa, dan apa yang penting untuk dibawa. lalu Wanadri juga meminjamkan kepada kami semua sleeping bag (kami semua ga bawa), rain coat untuk saya, beberapa ponco dan senter untuk semua orang. untuk perlengkapan sendiri, kang Andi dan Kang Indra, yang saat itu membuat kami kagum dengan 2 carrier besarnya telah membawa perbekalan sepanjang perjalanan sekaligus perlengkapan untuk membangun tenda sementara jika dibutuhkan. Hati saya semakin penasaran dan bersemangat. sembari membereskan barang barang kami, sambil mendengarkan obrolan Kang Adi dari Suara Pembharuan yang saat itu juga ikut bersama rombongan, yang sedang ngobrol dengan Kang Indra tentang aktifitas yang dilakukan oleh teman teman HWC selama pelatihan mental dan karakter sejak selasa lalu. Namun saking lelahnya, sayapun tertidur di Rumah Wanadri diiringi cerita kang Indra yang sebenarnya sungguh seru dan menantang.

Tidak terasa waktu menunjukan pukul 18.30 malam, rencana awal keberangkatan sore hari ditunda karena hujan. Estimasi perjalanan selama 3 jam disampaikan oleh 2 orang pendamping perjalanan kami. dan perjalanan itupun akhirnya dimulai. Kami semua yang sudah mengenakan rain coat dan ponco diminta berjalan beriringan, dan tidak berubah posisi, mengingat jumlah rombongan dan siapa rekan yang berdiri didepan dan belakang tempat kita berdiri. Perbekalan dan minum untuk selama perjalanan pun telah siap tersebar di beberapa ransel. akhirnya kami ber 12 (Sembilan perempuan dan Tiga laki laki super, siap berangkat).

Here we Go!
Sepanjang perjalanan, udara cukup bersahabat tidak terlalu dingin hingga menusuk. cenderung panas, karena kami berjalan dan mengeluarkan keringat. 3x kami berhenti selama perjalanan untuk menunggu para pendamping melihat kondisi jalan di depan kami. Setiap kali berhenti, kami akan menyapa satu sama lain, menanyakan kondisi teman teman yang berada di barisan paling depan. berbagi air minum dan snack yang kami bawa. lalu menyisipkan games sambil berdiri di posisi masing masing. bahkan tak lupa kami saling mengingatkan untuk beberapa diantara kami yang harus minum ARV di pukul 10. Sungguuh tepat bila memang perjalanan ini diberi nama perjalanan cinta. karena bersama Ayam, Mia, mumu, Kishi, Mba Ning, Mei, Mbiey, Kiki, Kang Adi, Kang Andi dan Kang Indra. saya menemukan cahaya di tempat gelap, dan kehangatan di dalam hujan. Beberapa kali, saya dan Mia bergantian bernyanyi di sepanjang perjalanan, atau candaan canddaan ringan seperti meledek kishi tentang kisah kisah galau dalam hidupnya (hehehe, ooppssie kish ^^v) dan banyak senyum serta tawa. tak lupa juga dalam tim ini, kami saling support dan membantu satu sama lain. seperti jika ada diantara kami yang lelah, butuh bantuan uluran tangan untuk melewati area yang cukup licin dan cukup terjal.

kurang lebih pukul 10, kami berhenti untuk beristirahat. selagi Kang Andi memeriksa kondisi jalan yang akan kami lewati. Lalu kemudian saat dia kembali, Kang Andi mengabarkan bahwa 10 menit dari tempat kita berdiri adalah Puncak Munggang, tempat diadakannya upacara penutupan kegiatan Pelatihan mental dan karakter teman2 HWC pagi nanti. dan masih harus berjalan sekitar 2 jam ke tempat, mereka berkemah. sehingga Kang Andi memutuskan untuk membuka kemah di tempat kita berdiri saat itu. dengan cepat dan teliti, kang Andi, kang Indra, kang Adi dan dibantu oleh teman teman segera membentangkan Fly sheet dan mengikatnya dengan tali di pepohonan. mengumpulkan dedaunan disekitar untuk alas kami tidur, kemudian di tumpuk menggunakan 3 buah ponco, matras dan kemudian jadilah tempat kami berteduh dan beristirahat untuk malam ini. Karena kelelahan, saya sempat menangis karena panik ingin buang air kecil. seketika saya menangis, karena seperti lost fokus dan jantung saya berdegup sungguh kencang. Namun teman teman langsung membantu menenangkan saya, dan Ayam serta kang Andi membantu saya untuk buang air kecil. Pipis ditengah hutan kedua setelah 8 tahun lalu di Gunung Gedem cukup membuat saya terlihat aneh karena panik. tapi terima kasih semua karena banyak membantu. Malam itu, sesuai instruksi dari pendamping perjalanan. kami harus tidur dengan pakaian kering, melepas semua alas kaki dan masuk ke dalam sleeping bag. Hebat, malam ituu saya tidur dengan sangat pulas dan nyaman di tengah hutan Gunung Kareumbi.

Keesokan paginya kami semua bangun dengan udara yang sungguh menyegarkan. beberapa dari kami termasuk saya mendapat tempat yang tidak stabil tanahnya sehingga tidurnya kurang nyaman (hehehe, kalau mau nyaman tidurnya dirumah kali yah). Beberapa langsung buang air kecil, beberapa menggosok gigi, dan yang lainnya mulai kembali packing, melipat dan merapihkan kembali semua perlengkapan yang akan dibawa. karena kami akan bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Munggang, untuk mengikuti Upacara Penutupan kegiatan Pendidikan Mental dan karakter Tim Homeless World Cup Indonesia 2013 to Poznan, Polandia bersama Wanadri.

Singkat kata, perjalanan yang ditempuh hampir 30 menit lebih tersebut lebih berat daripada perjalanan 2 jam kami malam tadi. karena sungguh menanjak, penuh dengan akar dan pohon melintang, tanah yang tidak stabil dan licin cenderung seperti longsor karena hujan dan batang batang pohon yang dipenuhi dengan duri. Namun berkat kerja sama tim, bantuan para pendamping dan tim wanadri lainnya yang turun membantu akhirnya tibalah kami di Puncak Munggang Gunung Kareumbi. Melihat 10 pria berdiri tegap, di hadapan mereka terbentang sang Saka Merah Putih membuat hati saya merinding dan takjub. lalu Prosesi upacara itupun dimulai. kata demi kata diucapkan sebagai ucapan rasa syukur dan bangga atas keberhasilan tim HWC selama 5 hari mengikuti pendidikan. Motivasi, semangat serta nasihat dan wejangan juga tak lupa dihaturkan para pembimbing agar tim Indonesia yang akan berangkat ke Polandia tahu makna keberangkatan mereka, bahwa tujuan mereka bukan sekedar menang namun juga bagaimana menjadikan pribadi mereka manusia yang lebih baik. penyematan Merah putih kepada sepuluh orang tim, Menyanyikan Indonesia Raya, Membentangkan Sang Merah putih dan menggenggamnya erat di dada, semua hal ini membuat saya kemudia berefleksi. bahwa dalam hidup, kita sebagai manusia adalah sama, apapun latar belakang kita, masalah yang kita hadapi, suku ras serta bahasa kita, kita semua hari itu disatukan atas nama Indonesia. Terima Kasih keluarga Besar Wanadri, Rumah Cemara, DKRC Female, dan semua orang yang sangat hebat yang membantu saya menemukan kembali dan menambah kembali semangat hidup dan arti cinta kepada tanah air.

Penyematan Merah Putih, kepada 10 Tim HWC 2013 oleh Ginan

Merah Putih di Dada, bahwa kita adalah Indonesia

Berdiri di tanah yang sama, dilindungi oleh Merah Putih, Indonesia

Menggengam Erat Merah Putih, Menjaga keutuhan bangsa

Suasana Upacara Penutupan pendidikan mental & Karakter Tim HWC 2013
Saya dan ehm, Febby Lorentz

Mereka, Tim HWC 2013, INDONESIA!!

Perempuan perempuan Pemberani!

INDONESIA!!

Berani kotor itu baik, nak..

Keluarga, Team Of Life, Rumah Cemara, Wanadri, WOI United

Perjalanan kembali ke Kantor Wanadri dibawah

Say Cheese! and Yell Indonesiaa!!

Mia, Saya dan Mba Ning

Makan

Makan lagi

Makan terus

Makan yang banyaaaakk...


Special Thanks to them, Kang Andi, Kang Indra, Kang Yayan, kang Shendi dan semua Tim Wanadri

Seluruh foto diambil dari dokumentasi milik Mia, Rumah Cemara dan Kang Yayan. Lengkapnya bisa dilihat di Link ini, ini, ini dan ini

By the way, Belajar itu gak ada habisnya men! Siapapun anda, hidup dengan HIV, pernah menggunakan narkotika, ibu rumah tangga, pekerja sosial, mahasiswa, nyatanya kita adalah sama di mata Tuhan. Setiap tempat yang kita datangi adalah sekolah, dan mereka.. orang orang yang kita temui adalah guru bagi kita. Belajar untuk jadi manusia yang lebih baik, lebih bermanfaat. tetap rendah hati namun teguh menjalani kehidupan. sekali lagi terima kasih untuk semua atas perjalanan dan pengalaman yang luar biasa ini.

4 komentar:

  1. Wah enakknya... Kerasa banget suasana kekeluargaannya

    BalasHapus
  2. Boleh kasih koreksi ya..
    Kareumbi status nya bukan termasuk dalam kategori taman nasional, tapi lebih tepatnya Taman Buru Masigit Kareumbi..
    hehe..
    tmks..

    BalasHapus
  3. Terima kasih mas randy, langsung diganti tulisannya. Hehehe..

    BalasHapus
  4. Mbak penulis ini pengidap HIV ya? Semua cewe2 di poto pertama itu penderita HIV juga? Emang ga apa2 ODHA naik gunung jauh gitu, kan nguras banyak sekali tenaga?

    BalasHapus