Kamis, 08 Mei 2014

Cerita dari Lola, Terlahir dengan HIV


Source : http://gaynewsnetwork.com.au/feature/born-this-way-hiv-positive-l-oran-13550.html 
Cerita ini saya terjemahkan dari artikel
Born this way: HIV-positive L'Orangelis Negron speaks at the International AIDS conference http://gaynewsnetwork.com.au/feature/born-this-way-hiv-positive-l-oran-13550.html  

L’Orangelis Thomas Negrón, yang akrab dipanggil Lola oleh saya, adalah salah satu orang yang memberikan inspirasi dalam kehidupan saya. Kami berkenalan dalam Konferensi AIDS International di Washington DC tahun 2012 lalu. Pribadinya yang sangat menyenangkan membuat kita nyaman berbicara panjang lebar dan bertukar pikiran dengannya. Hey lola, terima kasih ya sudah mengijinkan saya menterjemahkan artikel ini, dan membagikannya kepada lebih banyak orang. Love you sist!

***

L’Orangelis Thomas Negrón terlahir dengan kondisi HIV-positif dan dan memiliki cerita yang menginspirasi banyak orang muda yang hidup dengan HIV.  Perempuan berusia 25 tahun ini akan membawa ceritanya ke Australia saat dia berbicara dalam International AIDS Conference untuk pertama kalinya.

Berbicara pada sang penulis artikel melalui skype dari rumahnya di Puerto Rico, Negrón sangat gembira saat bercerita dia akan datang ke Australia dan berpartisipasi dalam konfrensi setelah sebelumnya dia juga pernah mengikuti AIDS Conference sebelumnya di Washington DC 2 tahun lalu.

“Sangat menarik, karena saya ada di plennary saat konferensi di Washington, Saya merasa sepert ‘Ya Tuhan– ini adalah hal terbaik selama saya bekerja di issue HIV’ dan sekarang saya berada disana, saya sungguh gugup!”

Walaupun terlahir HIV-positif, Negrón tidak mengetahui dia hidup dengan HIV sampai usianya delapan tahun.

“Saya mengetahui bahwa ibu saya hidup dengan HIV karena dia memberi tahukan saya saat saya berusia tujuh atau delapan tahun. Dia bukanlah seorang penggiat isu HIV, tapi dia sering berada bersama para penggiat dan menyelenggarakan pelatihan. Saya tahu ada sesuatu yang sering disebut HIV dan AIDS. Saya tahu ada pengobatan dan saya juga tahu ada sesuatu yang disebut kematian, tapi saya tidak menyadari bahwa semua hal itu terkoneksi” ujarnya.

“Ibu saya memberi tahu bahwa, dia minum obat karena dia HIV-positif,  dan saya mulai berfikir bahwa saya juga sama sepertinya, karena saya selalu meminum obat bersama sama”

Negrón bilang, dia merasa senag hidup dengan HIV, karena itu artinya dia merasa bisa sama dengan ibunya, tapi semua berubah saat dia menyadari hidupnya sangat berbeda dari teman temannya di sekolah.

“Saya harus meminum 13 pil per harinya – beserta vitamins. Saya sangat membenci hal itu. Kadang jika saya sakit dan muntah, saya harus meminum kembali semua obat itu lagi” ujarnya.

Tahun ini, L'Orangelis Negron akan bicara dalam Konferensi AIDS International di Melbourne.

“Saya ingat jika saya sakit kepala, saya lebih memilih untuk sakit daripada harus minum obat.
Saya masih sangat anak anak dan harusnya saya mendengarkan apa yang dikatakan dokter saya, dan saya membangkang karena saya tidak mau ada orang yang mencoba bilang kepada saya apa yang terjadi pada tubuh saya.”

Negrón masih berumur 11 saat ibunya meninggal dunia dan dia hidup dengan ayahnya yang negatif dan saat itu tidak mau bicara padanya sama sekali tentang HIV.

“Saya menutup informasi tentang HIV dari pikiran saya, dan berhenti meminum obat selama enam tahun dan menjadi bagian dari kelompok yang memberikan informasi pada murid murid tentang penyakit Menular Seksual dan HIV – tapi saya berpura pura tidak memiliki penyakit ini. Rasanya saya sudah melupakan ini semua.”

Pada saat dia berusia 18, Negrón pindah dari tempat kelahirannya dan hidup sendiri di kota lain, namun saat usianya menginjak 20 dia mencoba bunuh diri dan akhirnya dirawat di rumah.

Kejadian itu membuat Negrón menyadari jika dia harus mulai menerima bahwa dia hidup dengan HIV, dan dia membutuhkan dukungan.

“Di kelompok dukungan, saya bersama perempuan yang lebih tua, dan saat saya bilang tua, saya benar benar mengatakannya, karena mereka benar berusia 50 tahun, dan saya mulai menyadari terlahir dengan HIV tidak membuat saya berbeda dari orang lainnya yang mendapatkan HIV dengan cara lainnya.”

“Yang  saya dengar dari banyak orang, mereka yang terlahir dengan  HIV adalah korban.  karena kami tidak memiliki pilihan untuk menggunakan kondom atau berhenti menggunakan obat, atau sesuatu seperti itu. Dan saya membencinya.”

Setelah bergabung dengan kelompok dukungan, Negrón memutuskan untuk terbuka dengan status HIV-nya, memilih untuk membukanyapada event Hari AIDS Sedunia di kotanya.”

“Ada sekitar 300 orang dan media massa, saya sangat takut dan berfikir, Kenapa saya mengatakan ini? Kenapa saya disini? Tapi ternyata, orang orang mulai memanggil saya dan mengucapkan selamat pada saya dan orang orang yang saya kenal dalam kehidupan saya berfikir, kenapa saya tidak bilang pada mereka bahwa saya hidup dengan HIV.”

Sekarang bekerja di Klinik yang menyediakan test HIV, Negrón dalam posisi memberikan hasil test pada banyak pasien. Walaupun berita yang diberikannya tidak selalu bagus, tapi dia merasa istimewa bisa memberikan dukungan secara langsung pada mereka yang membutuhkan.

“Orang orang berfikir karena saya hidup dengan HIV sehingga lebih mudah bagi saya untuk menyampaikan pada orang bahwa hasil tes mereka positif, tapi saya berfikir justru ini sulit karena saya tahu apa yang akan mereka alami mulai dari sekarang” ujarnya.

“Tapi bagi ODHA, mereka berfikir ini adalah hal baik karena saya bisa bilang ‘tahukah kamu, Saya juga hidup dengan HIV dan saya hidup dengan HIV seumur hidup saya dan tetap mungkin untuk hidup seperti saya sekarang’ ‘dan saya tahu ini sangat membantu.”

“Ini bukan tentang hidup dengan HIV… Kita punya persoalan besar di dalam hidup dan kita pikir ini adalah akhirnya, tapi saat orang mendengarkan cerita seperti cerita saya, mereka akan berubah pikiran. Selalu ada Harapan”

AIDS 2014: The 20th International AIDS Conference July 20-25 in Melbourne. L’Orangelis Thomas Negrón will be speaking as part of the Plenary Speakers program. Go to aids2014.org.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar