Jumat, 17 Oktober 2014

Kebangganku, Indonesia Juara :)

Setelah berbulan bulan mengurus banyak hal, akhirnya mimpi itu kembali terwujud.

Homeless World Cup adalah sebuah ajang pertandingan sepak bola jalanan yang diadakan dalam skala internasional, diikuti oleh lebih dari 60 negara, disebut homeless karena mereka yang menjadi pesertanya bukanlah pemain sepak bola profesional, melainkan mereka yang selama ini termarginalkan, seperti salah satunya orang yang hidup dengan HIV, Para Pecandu atau mantan pecandu, dan orang miskin kota.



Rumah Cemara, sudah sejak tahun 2010 ditunjuk menjadi National Organizer, utk mengelola perekrutan pemain dan pencarian dana. Sebutlah, Prancis, Meksiko dan Poznan sudah ditapakan kaki para pemuda pemuda bangsa Indonesia yang selama ini dipandang sebelah mata. kini, tahun 2014.. Santiago, Chille menjadi destinasi selanjutnya. Pergulatan pencarian dana serta support untuk membiayai keberangkatan selalu menjadi hambatan besar diawal. 

Febby Arhemsyah, yang biasa dikenal orang dengan sebutan Febby Lorentz, adalah pria yang pada tahun 2012, menjadi Manager Team dan mengawal timnas Indonesia meraih peringkat peringkat yang cukup baik pada kala itu. dan tahun ini, pria tersebut, kembali dipercaya untuk mengawal proses keikutsertaan Tim Nasional Indonesia untuk mengikuti ajang Homeless World Cup yang tahun 2014 ini diselenggarakan di Santiago, Chille.

Pria tersebut adalah suami saya. 
Setelah menikah pada 1 Februari lalu, saya mengikuti setiap detail kegiatannya terkait dengan persiapan Homeless World Cup 2014 ini. Mulai dari menggelar Roadshow pencarian bakat di 9 Kota untuk seleksi tahap awal, lalu Melaksanakan Training Camp untuk seleksi tahap akhir, dan penempaan para pemain yang sudah dibentuk sebanyak 8 orang. Hal hal terkait pembiayaan keberangkatan dan akomodasi pemain pun tak urung menjadi persoalan yang lumayan membuatnya sakit kepala, sehingga harus berpikir keras mencari dukungan berupa moriil maupun materiil. Dia tidak bekerja sendiri. Ada orang orang hebat yang kemudian selalu berada disisinya membantu dalam hal hal yang sifatnya sangat teknis. Sebagai Manager, bersama team dan pelatih mereka bernazar, jika uang terkumpul dan mereka dapat berangkat ke Chille, maka mereka akan bermain bola Nonstop selama 36 Jam.

Pics By Dudi Sugandi
Hingga suatu hari, saat saya sedang berada di Thailand, suami saya bilang. "Kami akan menjawab Nazar mam, Biaya Perjalanan sudah terpenuhi. kami akan bermain bola selama 36 Jam." ahh, bangga betul rasanya. saya tahu betul malam malam yang dilaluinya, bertemu dengan banyak orang, melakukan lobby, membuat surat, membalas email, hingga ada kalanya semua terlalu menumpuk dan membuat fisiknya sempat lumpuh.

Kemarin, merupakan hari yang dinanti. Oleh ke-8 orang pemain, yang kemudian seperti saudara saudara saya sendiri (karena pak manager membagi separuuh hati dan jiwanya untuk mereka). Tim dijadwalkan akan bertolak menju Santiago Chille pada pukul 12.10 dini hari. Prosesi Pelepasan yang sungguh khidmat dilakukan di Kantor Balaikota, dipimpin langsung oleh Walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil. Aura antusiasme dan semangat terasa kental sekali didalam ruangan tersebut, seperti oksigen yang menyesap masuk kedalam paru paru, dan membuat mata terbuka. lalu saya membantin dalam hati.. "Mimpimu kembali membuat negara bangga, kembali terwujud pap.. I'm so proud to be your wife!"

Seusai acara pelepasan, 2 buah mobil besar mengantarkan ke-12 orang rombongan bersama keluarga dan sahabat menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Makan malam bersama, doa dan ramah tamah dilakukan sebelum tim akhirnya check in dan berangkat meninggalkan kami di tanah air. Rute yang panjang, membuat saya sedikit khawatir. Jakarta - Doha - Sao Paolo Brazil - Santiago Chille, lebih dai 24 Jam mereka berada di udara. 

Pagi tadi, sekitar pukul 9 pagi di Indonesia, dan 5 subuh di Doha, saya mendapat kabar bahwa rombongan sudah mendarat dengan selamat di Doha International Airport dan akan Transit selama beberapa jam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Brazil, lalu Chille. DHIA yang saya juga tahu memiliki fasilitas wifi yang cukup baik, membuat seluruh tim beserta manager dapat berkomunikasi dengan keluarga menggunakan intenet yang ada. oh bahagianya.. 

dan hingga malam ini, walaupun kami belum mendapatkan kabar apapun dari mereka. I will wait. Semoga penerbangan mereka menyenangkan, mendarat dengan selamat, tetap saling menjaga dan mengingatkan.

2 komentar:

  1. Indonesia emang keren kak,kak kan gue baru belajar jadi penulis nih,tolong dong kritik dan saran blog gue www.hawehawe.blogspot.com , kalo berkenan tolong join this site juga ya ,Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Ramanhany, siap! nanti aku visit blognya yaa :)

      Hapus