Senin, 20 Oktober 2014

Leaving for Good, Thanks My Doctor!

Saya undang teman sekalian untuk kembali ke tahun 2009, sekitar bulan maret saat seluruh kehidupan saya terasa terhenti, dingin dan membeku. Begitu banyak orang yang saya cintai, namun satu satunya orang yang saat itu mencintai saya sepenuh hati jatuh sakit. Diagnosa terlambat, membuat saya pernah ada dalam bayang bayang penyesalan, dan punya sejuta pertanyaan tentang "Mengapa" yang hingga kini saya tidak pernah mengetahui jawabannya. Apalagi saat akhirnya dia pergi meninggalkan saya selamanya, karena infeksi HIV yang tidak sempat diobati

source : google.com
Tahun penuh kesulitan pastinya pernah dialami oleh banyak orang. Tapi saya berharap tidak ada orang yang pernah mengalami apa yang saya rasakan. Hingga akhirnya hari hari penuh dengan "urusan rumah sakit" tiba, hari dimana saya tidak pernah absen menatap wajah dokter, suster, petugas laboratorium, pemeriksaan radiologi, tatapan sinis dan penuh tanya kebanyakan orang saat saya masuk kedalam klinik bernama Wijaya Kusuma.

Tahun tahun tersebut, Wijaya kusuma menjadi rumah kedua setelah rumah orangtua saya. Area RSUP Fatmawati menjadi tempat yang paling saya hafal sudut-nya, bahkan wajah satpam dan petugas parkirnya. menghabiskan waktu sepanjang hari untuk menunggu hasil pemeriksaan darah, lalu kemudian kembali lagi untuk diambil lagi darahnya dan diperiksa kembali. dan kembali lagi untuk bertemu dokter dan mendengar penjelasan beliau apa yang terjadi dengan kondisi tubuh saya. Tahun tahun yang sangat melelahkan.

Figur dokter di Wijaya Kusuma, tidak pernah saya temui di banyak tempat. kebanyakan orang bilang beliau galak dan sangat ketat untuk urusan pemeriksaan darah rutin. Tidak akan mau main main dengan kesehatan. evaluasi ketat jika berat badan turun, atau banyak infeksi yang timbul. tapi bagi saya mengenal seorang dr.Endang Poedjiningsih, membuat saya lebih dari sekedar sehat. tapi saya mendapatkan kekuatan besar bernama keyakinan, mendapatkan inspirasi berupa semangat untuk tetap hidup. hingga akhirnya saya pernah berhasil memperjuangkan 104 jumlah kekebalan tubuh menjadi 1,000 banyaknya. banyak orang yang tidak percaya. namun kontribusi motivasi dokter endang ada dalam bagian angka tersebut.

waktu waktu kami lewati.tidak terasa hampir lima tahun lamanya. kini saya sudah menikah, dan kami tinggal di Bandung. memutuskan untuk tinggal di kota baru, akan menjadi tuntutan baru untuk juga pindah rumah sakit. maka hari tiba waktuya saya pamit dan meminta ijin kepada dokter endang. rasanya sedih, namun "ada indah dalam setiap (p)indah". Wejangan demi wejangan saya terima, sambil beliau membuatkan surat rujukan, dan mempersiapkan berkas berkas dalam dokumen kesehatan saya di RSUP Fatmawati. tentunya saya tidak lantas langsung melupakan beliau serta klinik ini. bahkan jasa jasa atas pelayanan yang diberikannya selama ini, selalu memberikan saya kekuatan dan motivasi untuk bertahan hidup.

terima kasih dokter, untuk semua yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata.
I promise, i will keep my self health!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar