Jumat, 24 Maret 2017

Beragam Kejutan di Trimester Ketiga Kehamilan

Saat usia kandungan 30 Minggu
Kalau teman - teman sudah membaca beberapa tulisan saya sebelumnya, pasti sudah banyak yang tahu progress kehamilan saya. Meskipun gak secara gamblang dituliskan (baru mau nihhh), tapi ada bocoran - bocoran usia kandungan, dimana akan melahirkan dan lain sebagainya di tengah - tengah tulisan lain yang gak ada hubungannya dengan pregnancy issue. Sebenarnya mood saya lagi kurang begitu baik hari ini, ada aja yang bikin bete, cemberut dan uring - uringan. Padahal selama kehamilan ini berusaha keras sekali untuk membahagiakan diri supaya produksi hormon oksitosinnya melimpah, dan itu bagus.. But I always failed. Nah karena mood yang gak bagus itulah saya memutuskan untuk menulis dan menceritakan apa yang saya rasakan dan pikirkan, dan itu selalu berhasil untuk saya. it heals me a lot!  

Kita kembali ke judul tulisan ini yuk! Beragam Kejutan di trimester Ketiga Kehamilan. Wah, emangnya udah trimester ketiga?? Waaaahhh sebentar lagi dong.. terus kejutan apa aja sih yang amat sangat membuat saya (dan kelihatannya suami pun) terkejut. Saya ceritakan satu - satu ya. Enjoy My blog today!

1. Pindah Dokter dan Rumah Sakit
Yang poin nomer satu ini sepertinya sudah saya ceritakan di tulisan saya sebelumnya yang ini deh "Memilih Dokter dan Rumah Sakit Yang Nyaman Bagi ODHA". Meskipun memang gak secara spesifik dan detail tappi ada bocorannya disana. Intinya, di tengah - tengah perjalanan saya memutuskan untuk pindah dokter. Iya nih pindah - pindah melulu, kacau yak. Kalau boleh diurutkan, pertama kali konsultasi ke RS Hermina Arcamanik dengan dr. Anita, lalu masih dengan dr.Anita tapi ke RS Hasan Sadikin saya sempat 3x konsul kesana, lalu memutuskan untuk pindah ke dr. Benny di Klinik Kimia Farma Jl. Braga (dengan alasan yang gak jelas - sepertinya faktor kelabilan saya di trimester pertama), dengan dokter Benny saya sempat 4 kali kontrol, dan guess what.. kami kembali lagi ke RS Hermina Arcamanik bersama dr. Anita hingga tulisan ini dibuat. tepuk tangannn buat ibu Ayu yang riweuh!! yeayyy.. (jangan ditiru ya ibu-ibu sekalian) 

Alasan kepindahannya apa sih, kok akhirnya memutuskan untuk balik ke RS yang pertama. Well, awalnya saya sudah mantap dengan dr Benny, tapi entah kenapa kemantapan itu mengendur setelah menyadari dia tidak ada dalam tim dokter yang biasa menangani ibu dengan HIV. Dia hanya paham, dan tahu, tapi ya tentu itu bikin saya ragu. kemudian, persoalan kedua.. selain di klinik Kimia Farma tersebut beliau praktek di RS Hasan Sadikin tapi kok ya dia kayak gak merujuk saya kesana karena tahu saya akan menggunakan BPJS. Dia terus menerus meminta saya untuk ke RS Advent aja. Belakangan saya baru tahu, meskipun beliau salah satu dokter senior di Bandung, tapi kalau di Advent dia hanya dokter tamu. Kebayang gak, kalau dokter tamu datang ke RS, berapa biaya yang harus dikeluarkan. 

Akhirnya karena rentetan kegalauan saya tersebut, saya memutuskan untuk bertemu dokter sekaligus tempat mengadu saya di kota Bandung untuk persoalan HIV, dr Ronald Jonathan. Saya butuh advice nya kemana saya harus pergi, karena saat itu waktu sudah semakin dekat. Dan pilihan akhir jatuh pada dr Anita dan RS Hermina Arcamanik. Yang mana meskipun jauh, saya pasti akan ditangani dengan baik dan terjamin hingga si bayi lahir dengan selamat, begitupun sang ibu, begitu kata dr Ronald.  

2. Perhitungan Usia Kandungan Dokter Lebih Cepat
Nah, di akhir trimester kedua saya dan suami kembali ke RS Hermina Arcamanik dan bertemu dengan dr Anita. Saya menceritakan kronologis perjalanan pemeriksaan saya dengan beliau dan kondisi terakhir saya. Beliau hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa - apa, tidak ada kata terlambat. Mengingat data pertama saya ada di RS ini, saya tidak perlu khawatir dan semestinya berlega hati. Karena tanggal haid terakhir (yang saya sendiri sudah lupa), tercatat dengan baik di data beliau.

Yang mengejutkan adalah, saat di USG dokter mengatakan bahwa usia kandungan saya sudah memasuki 26 Minggu, padahal perhitungan saya saat itu masih 23 Minggu. Jantung saya sempat berdegup kencang, artinya sudah mau memasuki trimester akhir. Dan beragam kekhawatiran mulai menghantui pikiran - pikiran saya. Tapi alhamdulilah, sang dokter yang memang pembawaaannya tenang memberikan energi positifnya dan membuat saya akhirnya tenang. ok, kita ikut kata dokter aja. beliau tau yang terbaik bagi kami. Saat tulisan ini dibuat, usia kandungan saya sudah memasuki 33 minggu. SEE INI KEJUTAN BANGET!! (jangan salah itung kayak saya ya mom..) 

3. Gak bisa Melahirkan menggunakan BPJS
Ini sih yang bikin saya cukup sedih. Meskipun kami sudah menyiapkan tabungan khusus untuk melahirkan, ada secercah harapan bahwa saya bisa menggunakan BPJS saat melahirkan nanti. Sehingga walaupun tidak sepenuhnya dicover oleh BPJS, tapi kita bisa menggunakan sistem cost sharing. Tapi setelah kami ngobrol dengan bagian marketing di RS Hermina, mereka mengatakan biasanya pasien HIV yang hendak melahirkan di Hermina menggunakan BPJS, oleh pihak BPJS akan dirujuk kembali ke RS Hasan Sadikin. Entah kenapa ya, walaupun saya kontrol untuk masalah HIV saya di RSHS, saya gak mau lho melahirkan disana. Meskipun saya tahu betul, saya bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun kalau melahirkan di RS tersebut, karena mereka adalah RS rujukan untuk HIV AIDS.

Tapi karena saya keukeuh, dengan berbagai macam alasan (kenyamanan, keamanan, dan kesiapan tim dokter yang profesional) saya mau melahirkan di RS Hermina Arcamanik, saya akhirnya harus mengikhlaskan diri tidak menggunakan BPJS saat persalinan nanti.

4. Gak jadi ngontrak Rumah
Poin yang ini sejujurnya cukup bikin saya senewen. Tapi saya gak bisa ceritakan panjang lebar disini, karena personal issue, intinya kami sempat berencana untuk mengontrak rumah dengan budget yang ada. Rumah yang saat ini kami tempati memang kosong, dan rumah milik keluarga.. tapi keinginan untuk mengontrak rumah itu semakin menggebu pada saat saya hamil. Tapi mau dikata apa,. saya harus ikhlas dengan apa yang terjadi dan tuhan rencanakan. Semoga setelah sang bayi lahir, kami bisa kembali menabung dan gak hanya mengontrak rumah tapi membeli rumah kami sendiri, AMIN.

Untuk mengobati luka hati karena tidak jadi kontrak rumah, maka kami memutuskan untuk merenovasi kamar. Kebetulan kamar kami memang cukup lembab dan harus mendapatkan penanganan khusus sebelum si bayi lahir. Saya ingin menjamin bahwa kamar kami nanti akan bersih dan steril untuk bayi yang baru lahir, tidak akan menyebabkan gangguan pernapasan. And we will painted our room with sky blue color! Well, bukan karena anak yang lahir nanti laki - laki ya, tapi saya mengharapkan kamar ini nantinya akan memberikan saya dan si bayi kedamaian dan ketenangan di 6 bulan pertamanya setelah lahir.

5. Waktu Persalinan Yang Lebih Cepat
Ini nih yang bikin kami mangap karena kaget saat kontrol hari kamis kemarin. Setelah pindah RS, dan kembali dengan dr Anita dan mengetahui bahwa usia kandungan saya sudah memasuki trimester ketiga saat itu. Jadwal kontrol kemudian bukan lagi setiap bulan, melainkan setiap 2 minggu. sesudah pemeriksaan rutin, dan USG dan lain sebagainya saya menanyakan kepada dokter. Jadi kapan fix nya sc surgery saya dok? Dalam hati dan pikiran saya ada di bulan Mei, sambil menunggu dokter melihat kalender saku nya yang menjadi salah satu kitabnya.

"Hmm, jadi kan 40 Minggu itu nanti akan jatuuh di tanggal 10 Mei ya. Nah karena kita akan operasi Cesar, maka sebaiknya operasi dilakukan di minggu 38 atau 39 ya bu.. itu berarti sekitar tanggal 25 atau 26 April ini ya bu."

HAAAAHHHHH..

Serius kami terdiam mematung dan kaget.

Saya benar - benar lupa dan gak ngeh kalau operasi sc memang tidak boleh dilakukan di usia kandungan 40 minggu, untuk mencegah terjadinya kontraksi. Tapi saya gak sadar juga kalau ternyata usia kandungan saya sudah masuk bulan ke 8, dan saya cuma punya waktu 6 minggu lagi. Hahahahaha, saya mencoba tenang.. mengatur napas dan kembali melihat sang dokter yang tersenyum seraya menenangkan saya. "2 Minggu lagi kita akan bicarakan kepastian tanggalnya ya bu, bayi nya sehat kok semua normal.."

Foto Pagi Tadi :)

Saya tahu saya harus tetap tenang dan relax menghadapi kejutan - kejutan ini. Tapi saya harus memastikan semua berjalan sesuai dengan perencanaan, renovasi kamar harus segera selesai, seluruh barang bayi (yang belum ada sama sekali) harus segera dibeli, kemudian mencari asisten rumah tangga yang akan membantu saya dirumah setelah melahirkan nanti dan buanyak sekali yang harus dipastikan bahwa semua right on the place. Tapi satu hal sih, saya harus tetap memastikan diri saya sehat dan bahagia, karena saya gak bisa menggantungan kedua hal yang penting itu pada orang lain. Gak ada yang bisa bantu saya untuk menjaga kesehatan selain diri saya sendiri, begitupula soal kebahagiaan, kalau saya gak mengizinkan diri saya untutk bahagia.. bagaimana orang lain bisa membantu saya. Dan yang terpenting, ini semua bukan soal saya atau suami saya, tapi soal si bayi yang kita perjuangkan keberadaannya hingga hari ini, we will make sure everything right for him!

Que Sera Sera, Whatever will be.. will be..

Ahhhh, terima kasih mantemannn semuanyaa.. sudah baca tulisan hari ini. Mohon doanya semoga proses persalinanya di lancarkan, bayi saya sehat.. saya pun sehat. Love you all!!

1 komentar:

  1. Sehat selalu dan dipermudah sebelum, saat melahirkan hingga pulang ke rumah ya, Mbak. Ibu dan bayinya sehat-sehat selalu.

    BalasHapus