Selasa, 16 Januari 2018

Saat Saya Terobesi Menjadi Dolores O'Riordan

Source: Official FB The Cranberries
Pagi ini terbangun dengan perasaan tidak nyaman, selesai shalat Subuh saya membuka handphone dan melihat notifikasi dari kakak saya di Qatar melalui Facebook yang memberitakan Dolores O'Riordan vokalis Band The Cranberries meninggal dunia. No she's not my family related, tapi semua karya musiknya menjadi bagian penting dalam kehidupan saya. Saya lantas menangis saat mengetahui bahwa sudah sejak lama Dolores bertahan hidup melawan depresinya. Dalam akun twitter official The Cranberries tidak disebutkan mengapa vokalis band yang lagu nya akrab di telinga generasi 90'an hingga kini.

Nah, hari ini saya akan membagi cerita - cerita receh yang bernilai bagi hampir keseluruhan hidup saya, tentang Dolores dan dampaknya kehadirannya pada kehidupan. Bagian lainnya adalah tentang How depression is real dan kita gak bisa ngegampangin atau meremehkan orang - orang yang sedang dalam kondisi depresi. So here it goes! Perkenalan saya dengan The Cranberries pada saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu almarhum kakak saya yang pertama tengah memutar beberapa kaset dan mendengarkan beberapa lagu yang penyanyinya adalah perempuan. Diantara perempuan - perempuan dan band keren yang dikenalkannya adalah Lisa Loeb, The Cardigans, Potret, Tori Amos dan The Cranberries. Saya terpana dan bertanya, bolehkah kaset tersebut menjadi milik saya, and he say yes! Bahagia? ohhh, tentu saja.. bayangkan anak kecil yang duduk di bangku sekolah dasar mendapat kaset dengan lagu lagu keren. Beda pisan lah sensasinya dengan lihat video terbaru dari youtuber idola. 

source : google
1. Bercita - cita punya Band dan jadi Vokalis

Jadi kata alm kakak saya, Dolores merupakan salah satu penyanyi perempuan dalam grup band yang suaranya unik dan powerfull. Dia pernah bilang "suara kamu bagus, kamu jadi vokalis band aja!" (Saya rasa di berdusta hahaha, suara saya biasa aja lhoo). Tapi kemudian perkataannya menjadi obsesi tersendiri bagi saya, harus nih gw punya band! Akhirnya karena keranjingan mendengarkan kaset cranberries obsesi itu terwujud. Saya mulai ngintil geng dari SD saya pas mereka mulai membentuk band bernama Trubuz (nama apa itu, Hahaha keren ya.. kami bukan pecinta tanam menanam anyway), walau bukan vokalis utama saya pernah ikut mereka nyanyi beberapa lagu. 

Lalu saya juga pernah bergabung dengan band di SMA saya, kalau ga salah kita namain TEA band (bacanya bukan teh dalam bahasa Inggris), nah dengan band ini saya mulai sering menyanyikan lagu - lagu cranberries dan cokelat. Pokoknya lagu lagu yang bisa teriak - teriaknya mah nyanyiin aja. Yang terakhir saya pernah diajak ngeband sama orang yang saya suka sejak kecil (mudah-mudahan orangnya gak baca, malu hahaha). 

Kalau band yang ini saya lupa namanya, tapi yang pasti sih mereka semua teman - teman kakak saya dan tinggal satu komplek. Saya ingat betul pernah menyanyikan beberapa lagu seperti Zombie, Promises dan satu lagu lainnya Salvation yang sebetulnya tingkat kesulitannya tidak begitu tinggi tapi duh capeknyaa menyanyikan lagu itu. Karir menyanyi saya berhenti saat saya menyadari bahwa saya hanya gemar bernyanyi dan tidak pernah bersungguh - sungguh merealisasikan obsesi menjadi seorang Dolores O'Riordan.

potongan rambut begini antik (in frame saya dan alm abet)
2. Terobsesi menjadi Dolores O 'Riordan

Yup, selain memang terobsesi ingin bernyanyi seperti Dolores sayapun ingin sekali bergaya sepertinya. Saya pernah nekat memangkas rambut hingga botak, hanya supaya terlihat seperti Dolores. Sayangnya saat itu saya tidak punya gadget dan mengabadikannya. Eh rasanya pernah sih di foto dan mencetaknya, tapi saya lupa dimana meletakan foto botak saya tersebut. Selain botak, saya juga akhirnya lebih suka menggunakan celana jeans model cutbray, kaos ketat dan kalung chocker. But sure, masa itu tidak bertahan lama dan tidak berlangsung setiap hari karena saya takut dimarahi oleh mama papa dirumah. Akhirnya si rambut botak tidak bertahan, bergantikan rambut bondol yang sesekali ditutup oleh slayer biar keren.

3. Masa masa cinta monyet di iringi lagu lagu The Cranberries

Satu moment yang paling saya ingat adalah saat saya sedang jatuh cinta dengan The Cranberries, saya pun sedang jatuh cinta pada si pria yang saya mention di cerita nomer satu. Hahahaha, well I'm not goes in to details.. bukan karena cerita yang pahit.. cerita nya manis bener malah, hanya saja kami tidak berjodoh. Tapi sepanjang cinta cintaan itu, saya banyak mendengarkan lagu The Cranberries yang sebenernya ga cinta2an pisan karena memang ga ada hubungannya. Jadi kenapa keinget, karena saya menikmati lagu lirik serta musik sambil membayangkan si idola memainkan gitarnya hahaha. Bukan hanya The Cranberries, ada banyak band lain sih kayak The Cardigans, Roxette, dan No doubt. Duh ini serius nulisnya sambil mesem mesem karena malu. Wakakakakk. But anyway, si gebetan kini sudah menikah dan memiliki satu orang anak, dan kami berteman dengan baik. Dan jika dia baca tulisan ini, semoga dia memaklumi betapa saya ngefans dulu sama dia.

Tiga hal diatas benar benar membuat saya tersenyum karena harus mengingat masa masa itu, setelah menangisi kepergian Dolores pagi tadi saya kemudian belajar menjadi sosok perempuan yang tangguh lewat lagu lagu yang dinyanyikan oleh perempuan yang meninggal di usia empat puluh enam tahun ini. Karena jika diperhatikan dengan seksama banyak lagunya yang berkisah tentang perjuangan melawan kegelisahan, ketakutan, kesendirian, ketidakmampuan dan banyak hal lainnya. Ada begitu banyak lagu nya yang saya kagumi seperti Dreams, Linger, Ode to my family, I cant be with you, twenty one, Riddiculous thought, No need to argue, Salvation, Promises, when youre gone, I'm still remembering, dan banyaaaaakkk ahh terlalu banyak Dolores dan Cranberries dalam diri saya.

“There have been times when I’ve struggled. The death of my father and mother-in-law was very hard. Looking back, I think depression, whatever the cause, is one of the worst things to go through,” 

Jangan heran kalau saya dan banyak orang pasti menangis hari ini. Saya pribadi menangis saat membaca kutipan salah satu berita tentang bagaimana Dolores bertahan melawan depresi di hidupnya. “There have been times when I’ve struggled. The death of my father and mother-in-law was very hard. Looking back, I think depression, whatever the cause, is one of the worst things to go through,” she said. “Then again, I’ve also had a lot of joy in my life, especially with my children. You get ups as well as downs. Sure, isn’t that what life’s all about?”. Begitu ujarnya. 

Dan mengetahui dia ditemukan dalam kondisi meninggal di sebuah hotel di London saat dalam proses membuat rekaman membuat semakin bertanya tanya penyebab kepergiaan perempuan yang memiliki peran dalam masa remaja saya. Hal yang cukup membuat saya kembali bersedih saat melihat sebuah wawancara Dolores dengan sebuah radio setelah release album Something Else yang didalamnya terdapat sebuah lagu berjudul Why. Lagu yang dibuatnya tepat satu tahun setelah kepergian sang ayah. Liriknya begitu dalam dan bagi siapapun yang pernah kehilangan orang - orang yang dicintainya untuk selamanya pasti akan merasakan betapa dalam makna lagu tersebut. Yang kemudian saya terpikir Why, Dolores?

Tell me, 
Somewhere in between here and heaven
Somewhere in between where and why
Somewhere in another dimension
I can hear you asking me why
Why?
Tell me can you hear me I’m calling
Tell me you can hear me, don’t cry
Tell me that you’re not feeling lonely
Somewhere in between where and why
I will wait for you
Will you wait for me?
Tell me

Ada hal yang tidak pernah saya, kita kalian semua ketahui mengenai kehidupan seorang Dolores O'Riordan. Bagi sebagian orang mungkin akan memberi komentar, "si Ayu teh ngapain sih heboh pisan artis meninggal?" atau ada yang berkomentar "Repot ya jadi artis hidupnya penuh tekanan". Bagi saya, siapapun mereka apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka merupakan sebuah hal yang harus dihargai. Alangkah baiknya kita mulai belajar untuk tidak memberi komentar (khususnya hal negatif) jika kita melihat orang lain melakukan sesuatu yang bukan urusan kita juga. Kita juga sebaiknya mulai belajar untuk peduli dan tidak meremehkan kegelisahan atau kesedihan seseorang. Jika kita melihat postingan seseorang yang kira - kira kita pikir kondisinya sedang tidak baik baik saja, kita bisa lho menyapanya melalui pesan hanya sekedar bertanya apa kabar, atau apakah kamu baik - baik saja. For me its kinda make me feel much better.

Kalau kakak saya di Qatar tadi pagi sempat bilang kepada kami adik - adik perempuannya "Sometimes, all those cases about depressions are really touched me, like i can feel it in me....but i have you both my beautiful sisters as my medicine to feel that empty spaces in my mind. Kalo ada apa2 yg mengganjal dihati, unek2, atau apapun itu ceritain yaah....jangan disimpen sendiri....eventually it will create more empty space in your mind instead of making it full.".

This might be too much for some people, but for me is a reminder. Kalau kita semua nyatanya adalah manusia. Bukan cuma Dolores, saya kamu kalian semua yang baca ini adalah manusia yang bisa capek, sedih, marah, butuh disayang dan diperhatikan. So if you people who care with us, orang orang di sekitarmu plese see the sign, gak usah lihat sign juga kudunya mah saling care dan menjaga ya. Jangan cuek sama sekitar, jangan sampe orang yang kita sayang sudah pergi selamanya baru sadar belum pernah bilang sayang, belum pernah membahagiakan mereka.


Rest in love my Queen Dolores O'Riordan
Thanks for fill my life with such a beautiful song and Irish Spirit

1 komentar:

  1. Kaget juga tau Dolores meninggal itu dari linimasa twitter. Apalagi saat tahu kehidupan masa lalunya. RIP Dolores.

    BalasHapus