Senin, 06 Agustus 2012

tradisi atau perintah agama. cek diri sendiri


Memiliki kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan.  30 hari dimana orang melakukan banyak kebaikan, tanpa henti, tanpa kenal lelah dan tanpa mengenal waktu. Saat saat dimana semua umat manusia berbondong – bondong bersujud di atas sajadah, menggunakan busana terbaiknya. Waktu yang hebat. Seperti tanpa perintah, semua tergerak untuk menyebut nama Tuhan. Meng-agungkan kebesaranNya. 

But, I haven’t done much this time..

Dulu.. sejak SD saat khatam Al-Qur’an untuk pertama kalinya. Gak pernah saya absen untuk bertadarus setelah shalat subuh dan selepas shalat maghrib. Lalu selalu bersemangat untuk berangkat ke masjid bersama sama teman teman sepermainan untuk menunaikan ibadah shalat teraweh walaupun kadang lebih banyak senda gurau di dalamnya.

Sekarang.. bulan ini tak ubahnya bulan bulan lain dalam hidupku. Tidak terlalu menggebu gebu menjalaninya. Tidak seperti terobsesi untuk eksis di dalamnya. Karena buatku, lakukanlah untuk dirimu.. jangan sampai siapapun tahu apa yang kau lakukan di bulan ini. Sekalipun semut yang sengaja lewat, jangan biarkan ia mengintip dan mendengarmu menyebut nama-Nya. Karena itulah ibadah sejati. Saat orang terlelap tidur dan tidak memperhatikan apa yang kau perbuat.

Bulan ini tak berbeda dengan bulan lainnya. Karena segala kebaikan yang kalian lakukan, apakah bertahan di 11 bulan ke depan. Mengapa hanya melakukan kebaikan selama 30 hari. Sungguh manusia aneh. Melakukan kebaikan untuk siapa? Untuk apa.. kalau Cuma 30 hari.



But I haven’t done much this time..

Ramai tempat tempat makanan menjelang pukul 6 malam. Resto, café, rumah makan.. canda tawa, gurau terdengar dari suara silaturahmi antara manusia. Teman semasa kecil, sejak TK sampai perguruan tinggi, teman satu kantor, teman nongkrong bahkan bagi muda mudi yang asik memadu kasih. Tapi saya tidak. Saya lebih senang menikmatinya dengan duduk manis di bis transjakarta, dengan sebotol air mineral segar. Atau sambil duduk di ruangan di Jl.kayu jati..menikmati kumandang adzan yang menandakan waktu menahan nafsumu sudah selesai..

Lalu apakah dengan tidak makan dan minum kau bisa dikatakan berpuasa. Bagaimana dengan keluhanmu sepanjang perjalanan kantor, bagaimana dengan gelisahmu yang duduk dalam bis di tengah kemacetan, bagaimana jidatmu mengkerut saat melihat setumpuk pekerjaan di meja kantor, atau kau menggila melihat sale di departemen store yang menawarkan harga gila gilaan setiap 30 hari ini datang. Apakah ini cukup dikatakan berpuasa.

Makan ajalah kalo begitu!  Hanya lapar dan dahaga yang kalian dapat..

Coba hari ini.. tulis di selembar kertas. Berapa banyak kebaikan yang kalian lakukan dan keluhan atau peluh yang kalian komentari dalam 24 jam ke depan. Lalu lihat.. tentukan kualitas puasamu sendiri.. apakah dengan menghindari makan dan minum, atau menjaga kebaikan dan control diri.

Sekian. Selamat pagi kawan.

*pict by Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar