Senin, 11 Mei 2015

30 Hari Pertama Pengobatan Lini 2 #Day 4

Dokumentasi Pribadi
Hayoo..Sudah tahu belum apa itu HIV AIDS?
Catatan 11 Mei 2015

Waktu menunjukan pukul 7.15 pagi. Cuaca hari ini di Bandung berawan, langit tidak menunjukan tanda tanda akan menyilaukan mata dengan sinar mentari pagi. Saya yang sudah hampir selesai mencuci pakaian, mengurungkan niat menjemur diluar, karena khawatir tiba tiba hujan akan turun. Tali berdiameter tebal, telah dibentangkan dari pintu masuk rumah, ke bagian tengah rumah. Yah, untuk sementara, pemandangan pagi ini adalah jejeran cucian yang berbau harum pelembut pakaian. Semoga matahari akan segera muncul, karena jika tidak, bukan hanya pakaian saya yang akan ngambek karena tidak terkena sinarnya, saya juga mungkin akan agak sedikit lesu. Eits, tapi pagi ini saya bangun dengan perasaan super happy dan senang. Kenapa? Ya, gak apa. gak ada alasan khusus untuk saya untuk happy. I just wanna be like that. berharap, saat kita memulai pagi dengan perasaan perasaan yang menyenangkan, alam semesta serta sang pencipta tentunya akan memberikan kebahagiaan yang lebih di hati, yakni ketenangan jiwa.

Bagaimana kabarmu hari ini yu?
begitu tanya saya pada diri sendiri. Senyum yang mengembang di bibir, mudah mudahan memberikan jawaban sederhana, bahwa walaupun masih terpengaruh rasa mual, tapi saya bersyukur, kondisi saya semakin membaik. Dan, bagian diri saya yang mengajukan pertanyaan merasa sangat bersyukur dengan jawaban itu. Rasa syukur itu kemudian saya tumpahkan pagi ini, dengan membuat nasi goreng telur untuk sarapan kami sekeluarga. Salute to my self! kenapa, kok salut? iya, karena kemarin, sejak pukul 2 siang, saya merasa mual hebat, dan tidak bernafsu pada makanan jenis apapun yang ada di rumah. sehingga, sore harinya, suami memutuskan untuk mengajak kami berkeliling Bandung, dan mencari makan malam. Selain supaya ada suasana baru untuk saya, kami semua berharap, saya dapat makan dengan lebih semangat, walau mual sedang melanda. Pagi tadi juga saya sudah setoran ke toilet, dimana kotoran yang dikeluarkan masih dengan mudah meluncur dengan derasnya. Sepertinya, saya harus mulai mengkonsumsi lebih banyak cairan, agar kemudian tidak dehidrasi.

hari ke-4 menulis. Alhamdulilah, banyak yang memberi apresiasi, doa serta semangat. Bahkan ada yang memuji tulisan ini bagus. Tulisan penuh kegalauan dan semangat yang saya bagikan selama 30 hari kedepan ini, bukan cuma akan mendokumentasikan proses pengobatan ARV saya. Namun sebisa mungkin, saya juga akan membagikan informasi terkait HIV AIDS kepada semua yang membaca. Nah, setelah tulisan keempat, banyak yang kemudian bertanya kepada saya pertanyaan pertanyaan mengenai HIV AIDS itu sendiri yang tidak saya jelaskan sejak awal. Saya sempat berfikir, semua oarang sudah pada pintar pintar lho. Sudah pada tahu gitu maksud saya, apa itu HIV dan AIDS, bagaimana pencegahannya, bagaimana HIV tidak mudah menular, melalui cara apa saja HIV dapat menular, dan tentunya, bagaimana Orang yang hidup dengan HIV AIDS dapat pulih, sehat dan kembali ke masyarakat, tanpa harus mendapat stigma dan diskriminasi dari sekitar.

Apa itu HIV dan AIDS?
Semoga persepsi saya benar, bahwa sudah banyak masyarakat Indonesia yang memahami mengenai hal ini. tapi tidak ada salahnya saya kembali menjelaskan dalam tulisan saya, dengan cara yang paling sederhana agar dapat dipahami ya. HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. yakni, Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Jadi kalau anggapan tentang HIV merupakan penyakit super menakutkan dan mematikan, sesungguhnya itu salah. nanti saya akan menjelaskan lebih detail. HIV menyerang kekebalan tubuh seseorang yang mendapat virus ini. Saat kekebalan tubuh telah terserang virus HIV, maka, kekebalan akan menjadi lebih lemah, dan rentan akan segala jenis penyakit. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome. yaitu sebuah kondisi dimana sekumpulan gejala penyakit berkumpul menjadi satu, saat kekebalan seseorang menjadi lemah. Dapat dipahami ya perbedaannya.

Sumber : Google.com
Bagaimana HIV dapat Menular, cairan tubuh apa sajakah yang dapat menularkan HIV?
ini pertanyaan umum yang tidak henti hentinya ditanyakan banyak orang. and its good, semoga dengan banyak pertanyaan menjadi pertanda, bahwa semakin banyak orang yang kepo dan tinggi keingintahuannya mengenai persoalan HIV AIDS. HIV dapat menular melalui beberapa cairan tubuh, tidak semua cairan tubuh dapat enularkan HIV. Cairan tubuh yang dapat menularkan HIV tersebut adalah Darah, cairan vagina, Cairan Mani dan Air Susu Ibu. Yup, hanya keempat cairan tersebut saja. Walau, HIV benar ada di seluruh cairan tubuh manusia, namun selain dari keempat cairan tubuh yang tadi saya sebutkan, maka tidak bisa menularkan karena tidak memiliki cukup banyak virus, serta tidak cukup kuat untuk menularkan. Bagaimana HIV dapat menular? Ada 4 cara, penularan HIV. Yang pertama, HIV dapat menular melalui hubungan seksual yang tidak aman atau yang tanpa menggunakan kondom. kenapa saya bilang hubungan seksual yang tanpa menggunakan kondom. berdasarkan laporan perkembangan HIV AIDS triwulan II tahun 2014 - Kementrian Kesehatan, menunjukan angka kasus pada Ibu Rumah tangga sebanyak 6,539 kasus, sedangkan pada pekerja seks sebanyak 2,052 kasus. Saya termasuk kedalam golongan ibu rumah tangga yang tertular HIV melalui seks yang aman, hubungan yang setia, tidak bergonta ganti pasangan, namun tertular karena tidak memahami informasi bahwa pasangan saya dahulu pernah menggunakan narkoba suntik yang mengakibatkan dirinya tertular HIV. 

Sumber : Google.com
Cara kedua, HIV dapat menular adalah melalui jarum suntik yang tidak steril dan mengandung HIV. Contohnya adalah penggunaan jarum suntik untuk menggunakan narkoba secara bersama sama, sehingga dapat dimungkinkan jika salah seorang terinfeksi HIV kemudian dapat menularkannya kepada orang lain. Tapi banyak juga jarum jarum lain yang berbahaya bagi tubuh jika digunakan dalam keadaan tidak steril, seperti Jarum tato, jarum untuk mengambil darah, jarum untuk transfusi darah, jarum untuk tindik, atau alat kecantikan yang berbentuk tajam seperti untuk pedicure dan manicure. Tapi jangan khawatir, tidak ada larangan untuk membuat tato, atau menindik dan melakukan aktifitas dengan menggunakan jarum, asal kita sebagai konsumen menanyakan kembali, apakah jarum yang akan digunakan steril. Karena, alhamdulilah, hingga hari ini saya belum pernah mendapat cerita atau laporan mengenai penularan melaluui jarum suntik selain jarum suntik yang digunakan untuk memakan narkoba. Dan sorry to say, I'm againts penyalahgunaan narkoba.

Sumber : Google.com
Selanjutnya, HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung virus HIV. Namun kita juga patut bersyukur karena tenaga medis di klinik atau Rumah Sakit serta instansi Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjadi ruang masyarakat mengakses donor darah atau mendonorkan darahnya, sudah bekerja dengan sangat maksimal, sehingga tidak akan mendistribusikan darah yang ditemukan mengandung penyakit seperti HIV ataupun hepatitis C. Dan yang terakhir, HIV dapat menular melalui Ibu yang HIV positive kepada bayi-nya, Baik pada saat dalam kandungan, saat melahirkan, ataupun menyusui. namun begitu, HIV bukanlah penyakit keturunan. Tidak semua ibu yang HIV akan menularkan kepada bayinya, jika sang ibu mengikuti Program pecegahan HIV dari Ibu ke anak, maka dapat dipastikan anak terbebas dari HIV AIDS. 

Sumber : Google.com
Wah panjang yah tulisan hari ini. 2 Info tadi rasanya tidak akan cukup jika dicerna dalam satu kali membaca. Maka, ijinkan saya menutup tulisan ini dengan sederhana. HIV tidak mudah menular melalui kontak sosial dengan masyarakat. Seperti bergandengan tangan, berpelukan, saling meminjam pakaian atau handuk, menggunakan pakaian orang HIV, berenang di satu area, menggunakan toilet bersama, makan di satu piring bersama, dan aktifitas sosial lainnya. Karena untuk dapat menularkannya pun, HIV membutuhkan Syarat yang kemudian sering kami sebut dengan ESSE (Exit, Survive, Suficient, dan Enter) Jika tidak ada 4 syarat tersebut, maka dipastikan HIV tidak dapat menular. Nah setelah mengetahui cairan yang dapat menularkan, serta cara penularan ataupun bagaimana HIV tidak dapat menular melalui kontak sosial, saya sebagai orang yang hidup dengan HIV sangat berharap, masyarakat tidak lagi memberi stigma dan diskriminasi kepada orang orang yang hidup dengan HIV. Karena masih banyak bahan yang akan saya bagikan kepada teman semua, ijinkan saya menyudahi tulisan hari ini, dan menyambungnya esok hari dengan informasi yang lebih bermanfaat. Doakan tidak ada curhatan galau di hari kelima, keenam dan hari hari selanjutnya. Terima kasih karena selalu memberikan dukungan serta doa dan semangat untuk saya, harapan saya sederhana, semua dukungan serta support tersebut juga ditujukan kepada teman ODHA lainnya.

6 komentar:

  1. saya sendiri ga prnh keberatan dekat ato berhubungan dgn temen2 yg tertular HIV.. tapi kebanyakan org2 yg nth berpikiran picik, ato memang arogan, masih sulit utk menerima ODHA ya mba :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo Fanny, betul sekali.
      saya juga kadang sedih melihat begitu banyak orang yang masih 'anti' utk bermasyarakat dengan ODHA. tentunya butuh usaha bersama untuk memperbaiki kondisi tersebut.

      Hapus
  2. kadang saya suka miris kalo sama orang yang terlalu "lebay" menjudge pengidap hiv/aids
    ada yang bilang ga boleh bersentuhan, berdekatan, atau ngobrol
    dalam hati, yaelah, mereka juga manusia kali...

    suka sama artikel ini mencerahkan tanpa bermaksud menggurui

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Choirul Huda, saya percaya, semua manusia butuh proses untuk belajar. dan mungkin orang orang yang lebay itu, masih dalam proses panjang untuk sampai pada tahapan dapat memahami hidup tanpa stigma dan diskriminasi itu seperti apa. terima kasih telah suka sama artikel ini. semoga bermanfaat ya :)

      Hapus
  3. Asik, seneng deh Ayu udah balik lagi selera makannya.

    BalasHapus
  4. semoga semakin banyak yang tau informasi ini ya kak :)
    gak ada yang harus dijauhi, setujuuuuuuuu :D

    BalasHapus