Minggu, 15 April 2018

Berbaur di Masyarakat Sebagai Orang Yang Terinfeksi HIV

sumber : google.com
Semenjak mengemban gelar ODHA sembilan tahun yang lalu, saya langsung menutup diri. Rasanya enggan untuk bergaul dengan teman – teman. Bukan karena mereka menolak atau membenci saya, tidak pernah ada statement apapun keluar dari mulut mereka. Tapi ketakutan saya sungguh luar biasa. Saya takut mendapat penolakan. Sehingga bentuk antisipasinya adalah menjauh dari mereka. Soal menjaga jarak dengan pertemanan lama ini semakin kuat setelah saya dipecat dari sebuah sekolah music tempat saya pernah bekerja sebagai seorang administrator. Pemecatan tersebut murni karena saya terinfeksi HIV dan dianggap membuat tempat kerja menjadi lingkungan yang tidak nyaman.

Meskipun dipecat, alhamdulilah saya masih punya beberapa teman yang sejak awal suami saya meninggal, mereka sudah mengetahui soal HIV ini. Seperti Nanda, Angga, dan Raski. Mungkin mereka adalah tiga orang teman pertama yang bertahan sampai hari ini setelah tahu. Selebihnya, ada yang menjaga jarak, ada yang langsung menghilang tidak lagi menghubungi, ada juga yang masih suka berbasa – basi demi terlihat tidak apa – apa. Dan saya baik – baik saja dengan hal itu. Semua orang punya pilihan mau berteman dengan siapa, apalagi jika tidak mau berteman dengan saya karena terinfeksi HIV.