Rabu, 30 Desember 2015

Cinta seperti apa yang kau cari?

sumber : google.com
Obrolan mendalam dengan seorang teman membuat saya berfikir sangat keras tentang makna mencintai. tentang pasangan seperti apa yang kamu cari? dan apa makna sebenarnya dari sebuah pernikahan. Semestinya saya sudah tidak mau lagi memikirkan hal-hal macam ini, namun refleksi ini dapat berguna bagi diri saya kelak suatu hari.

Lantas, sejak pertama kali dalam hidup saya memahami makna kasih sayang, yang saya tahu hanya kasih sayang adalah sebuah perasaan yang sangat tulus, tidak mengikat, ada keikhlasan dan pengorbanan, ada keseimbangan dan keselarasan. Namun seringkali dalam mencari pasangan atau menentukan makna cinta saat sudah merasa bertemu dengan pasangan sejiwa, kita sudah tidak lagi mengindahkan prinsip-prinsip penting yang juga tidak bisa kita hilangkan dalam kehidupan kita sendiri. Tentang bagaimana kita juga harus menghargai diri kita sendiri, jujur pada diri sendiri, menjaga hati kita sendiri, tanpa menghilangkan rasa kasih sayang dan cinta pada pasangan kita.

Selasa, 29 Desember 2015

When Your Life Feel so Empty

Apa yang kau inginkan dalam hidup? Pertanyaan-pertanyan kecil itu terus berlarian mengelilingi otakku yang sedikit beku karena hujan yang turun seharian ini di Bandung. Jawabannya ada banyak. begitu banyak hal yang kuinginkan sampai aku tidak tahu harus menyusun kepingan-kepingan keinginan itu mulai darimana, agar dapat kuraih satu persatu. 

Waktu terus berjalan, hari terus berlalu, tidak ada yang mau berhenti sejenak menunggu yang beberapa bulan ke belakang ini sedikit melemah dan lunglai karena berbagai persoalan. Untuk apa juga kami menunggu mu Ayu? begitu ujar sang waktu. Entahlah, aku hanya merasa sangat kesepeian. Aku melangkah cepat, lambat ataupun biasa-biasa saja tiada beda. Semua kujalani seorang diri.

Kamis, 03 Desember 2015

Karena HIV Tidak Membuatku Lemah

Enam tahun sudah kehidupanku kembali berjalan dengan ritme yang jauh lebih baik. Meski kadang ada rasa lelah dan takut yang mendera. Namun iu perasaan yang sungguh manusiawi, aku tidak sanggup untuk menghakimi diriku sendiri. Karena dengan air mata, kita bisa melepaskan beban dan kepedihan yang terasa. Dan karena rasa takut, kita berani mengumpulkan puing-puing keberanian yang runtuh, untuk membangunnya kembali. 

Siapa yang pernah menyangka seperti apa hidup kita besok? Apakah kita akan tetap kaya raya? Apakah kita akan terus menerus tinggal di rumah yang sama? Tidak seorang pun bisa mengetahui rahasia Tuhan. Sama hal-nya sepertiku, yang menikmati hidup selama 6 tahun kebelakang dengan virus HIV didalam darah.