Rabu, 30 Desember 2015

Cinta seperti apa yang kau cari?

sumber : google.com
Obrolan mendalam dengan seorang teman membuat saya berfikir sangat keras tentang makna mencintai. tentang pasangan seperti apa yang kamu cari? dan apa makna sebenarnya dari sebuah pernikahan. Semestinya saya sudah tidak mau lagi memikirkan hal-hal macam ini, namun refleksi ini dapat berguna bagi diri saya kelak suatu hari.

Lantas, sejak pertama kali dalam hidup saya memahami makna kasih sayang, yang saya tahu hanya kasih sayang adalah sebuah perasaan yang sangat tulus, tidak mengikat, ada keikhlasan dan pengorbanan, ada keseimbangan dan keselarasan. Namun seringkali dalam mencari pasangan atau menentukan makna cinta saat sudah merasa bertemu dengan pasangan sejiwa, kita sudah tidak lagi mengindahkan prinsip-prinsip penting yang juga tidak bisa kita hilangkan dalam kehidupan kita sendiri. Tentang bagaimana kita juga harus menghargai diri kita sendiri, jujur pada diri sendiri, menjaga hati kita sendiri, tanpa menghilangkan rasa kasih sayang dan cinta pada pasangan kita.

Sebutlah sebuah nama, menikah puluhan tahun. Hidupnya berkecukupan, jauh dari kata kesusahan. Segala apa yang diinginkannya sudah terpenuhi oleh materi-materi yang tidak ternilai harganya. Namun, salah satu pasangan tidak menunjukan tanda-tanda kehadirannya dalam kehidupan berumah tangga tersebut. Tidak ada pernah ada pertanyaan sederhana seperti Bagaimana kabarmu hari ini? - Apa saja yang kau lakukan hari ini? - Bagaimana aktifitasmu? - Bagaimana perasaanmu hari ini?. Atau sebuah pujian-pujian dan sanjungan sederhana yang bisa menjadi bumbu seperti Kamu istri/suami yang luar biasa - Terima kasih telah menjadi pasanganku - Masakanmu memang kurang garam, tapi terima kasih telah berusaha memasak untukku - terima kasih telah mengantarku ke kantor

Adalah lagi sebuah nama, yang berhubungan sejak lama dan sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hubungan yang berlandaskan (katanya) cinta ini, berjalan dengan tidak terlalu mulus. Ada banyak ketidakjujuran, toleransi kedua belah pihak akan hal-hal sederhana seperti tolong menolong dan saling mengingatkan, yang fatalnya, adalah tidak ada kejujuran. Namun hubungan itu tetap berjalan. Entah apa yang ada didalamnya, dan kemana mereka akan berjalan. Apa yang membuat mereka tetap bertahan, dan hidup dalam kehampaan.  

Hal sederhana yang seringkali terlupakan seperti ini dapat memicu kerusakan yang fatal dalam sebuah hubungan. Sehingga penting untuk membangun komunikasi yang intensif pada kedua belah pihak. Membicarakan tentang bagaimana saya dan kamu, tentang apa mimpiku dan apa mimpimu, bagaimana kita berdua membangun dan mewujudkan mimpi itu bersama, bagaimana memetakan tantangan dan batu sandungan yang akan menghalangi perjalanan cinta dan kehidupan mereka. membicarakan tentang bagaimana hidup semestinya berjalan beriringan, bahwa satu individu sangat dimungkinkan untuk berdiri sendiri, namun tidaklah juga mungkin dapat bertahan tanpa bantuan orang lain.

Banyak pasangan yang kerap mengabaikan hal sederhana bernama komunikasi. menganggap semua baik-baik saja, dia sudah cukup bahagia dengan rumah yang kuberikan, dengan cinta setiaku. Akupuj kerap merasakan hal hal yang sama. Tapi aku telah sampai di titik bahwa kebahagiaanku, tidak bisa tergangtung kepada orang lain, sekalipun suami. karena, anak menjadi prioritas kehidupanku saat ini. Bumbu bumbu manis yang kadang terlupakan, seringkali saya abaikan, karena hanya akan menganggu akal sehat, karena kemudian ketakutan menjadi pribadi yang banyak menuntut tanpa mengingatkan diri sendiri ada kesadaran pribadi yang harus dibangun.  Namun tetap berusaha, untuk membangun dengan baik jembatan kehidupan bernama komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar