Rabu, 29 Mei 2019

The Feminist Princess Jasmine in Aladdin Movie

Siapa yang tidak tergugah hatinya setelah menonton Film Aladdin Remake? Pasti banyak sekali penonton yang seusia saya atau lebih yang menjawab IYA! Eh itu jika kalian sudah nonton yaaa. Tahun 1992 saat film ini pertama kali ditayangkan dalam versi kartun, saya ingat betul menontonnya dengan ibu di bioskop Pamulang yang kini telah rata dengan tanah. Namun setelah menontonnya kembali dalam versi hidup kemarin dengan Malika, yang tentunya dengan tokoh dan karakter yang kuat, hati saya membuncah. Setiap adegannya membuat saya menyeringai lebar, apalagi saat Aladdin atau Ginnie mulai bernyanyi.

Well, buat yang sama sekali belum menonton film ini berkisah tentang sebuah negeri Agrabah yang dipimpin oleh seorang sultan yang memiliki seorang putri. Sultan sudah semakin tua dan merasa bahwa putrinya harus segera menikah dengan pangeran yang mana secara otomatis dia akan menggantikannya menjadi sultan. Putri Jasmine sebagai sosok yang mandiri merasa bahwa solusi menikah bukanlah ide yang tepat, maka dia kerap menolak lamaran yang datang dari banyak pangeran yang datang ke Agrabah.