Kamis, 28 Juli 2016

Hidup Saya Setelah Era-nya Sosial Media


Ada gak yang pernah iseng mengetikkan namanya sendiri di situs pencarian google, and click search. Lalu lihat apa yang keluar di halaman tersebut? Well, kalau saya. Cukup tercengang juga melakukan hal tersebut. Mostly, semua yang berhubungan dengan saya dan aktifitas di isu HIV AIDS akan muncul dan terpampang nyata di halaman dunia maya tersebut. Bagaimana kemudian dalam satu kali click orang bisa tahu siapa kita, ada apa dengan kita, dan kita gak pernah tahu apa yang terjadi setelah itu. Berdoa saja semua akan menjadi hal positif. AMIN!

Nah, setelah tulisan saya yang GAK JELAS dan super galau terakhir itu. Saya memutuskan untuk bangkit dan kembali menikmati hidup serta meninggalkan kegalauan. Lalu sambil menjalankan upaya menstabilkan hati dan jiwa, saya membaca notifikasi yang masuk di facebook KEB Bandung mengenai rencana "Program Inspirasi Ngeblog", tanpa berfikir dua kali saya langsung isi form-nya dan ikutan dengan harapan bisa dapat lebih banyak inspirasi untuk ngeblog, serta bisa tahu seperti apa saat kita jadi inspirasi bagi orang lain. Nahhh, ini program nya sudah dimulai lho. Dan tulisan pertama saya dalam PIN (sok sok disingkat, Program Inspirasi Ngeblog) adalah terinspirasi dari tulisan mak Injul yang cerita tentang Medsos sebagai Ajang Curhat. Alahhhh ini mah gue banget deh mak Injul (songong! hahahaha *sun tangan ke Mak Injul). Sosmed dan blog (khususnya) memang sengaja dibikin maksimal sebagai tempat curhat dan berbagi

Senin, 18 Juli 2016

On my deepest level of No Spirit left

Rasanya ini masa masa paling buruk dalam hidup saya. Bukan, bukan karena saya kehilangan anggota keluarga. Bukan juga karena saya tidak memiliki pekerjaan. Melainkan, saya tidak memiliki semangat dalam menjalani kehidupan yang sesungguhnya sudah super sempurna ini. Jujur rasa ini sangat mengerikan. Dan banyak orang (dengan gampangnya) bilang, bahwa saya gak banyak bersyukur atau gitu aja kok menyerah, atau lah masalahnya dimana. Saya tidak mampu mengutarakan perasaan ini, rasanya bisa - bisa saya tidak mampu melanjutkan hal - hal yang sudah tersaji baik, hanya karena kehilangan semangat.

Rasanya saya hidup seperti robot, saya menjalankan semua aktifitas kehidupan saya seperti biasa. Mengurus anak dan suami, bekerja sembari bolak balik Jakarta dan Bandung. Saya memasak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bermain dengan anak. Saya mendapatkan dukungan dari tim kerja di kantor meskipun ada kekurangan disana sini. Saya mendapatkan cinta kasih dari suami dan anak - anak, meskipun ada kalanya mereka juga lelah menunggu saya pulang. Tapi rasa ini, rasanya buruk sekali. Saya tidak lagi memandang semua dengan semangat, saya hanya menjalankannya karena saya merasa itu adalah kewajiban saya. ya, kewajiban sebagai saya, sebagai ibu, sebagai istri, sebagai pekerja. Rasanya hampa, melakukan sesuatu tanpa semangat.

Ada yang pernah bilang, "Saat lo sudah hampir menyerah, ingat bagaimana usaha lo memulai semuanya" trust me.. that quotes didnt work well. Saya tahu betul, saya sudah bersusah payah melakukan banyak hal, and I achieve so many things. Tapi entah kenapa.. rasanya semua begitu jauh dari semangat. Oh I really need my spirit back. 

Sabtu, 09 Juli 2016

Hari Raya Idul Fitri, Cerita Lebaran 2016

Maaf Lahir Batin dari kami!
Selamat Hari Raya Idul Fitri Teman!!
Mohon Maaf Lahir dan Batin, jika selama ini ada tulisan - tulisan saya yang gak beres, nyeleneh atau menyakiti perasaan teman sekalian yang membacanya. Sesungguhnya semua yang tulis disini jujur semua, gak ada yang dibuat - buat ataupun dikarang, tapi gak ada satupun yang punya maksud khusus untuk menyakiti atau menjatuhkan seseorang. Dimaafkan kan? Alhamdulilah. terima kasih ya! 

Tulisan kali ini akan bercerita mengenai Hari Raya Idul Fitri ala keluarga saya. Tahun ini ada yang berbeda dan sebenernya bikin sedih sih, cuma gak apa. Bukan masalah sama sekali. Ada hal - hal yang bisa selalu kita dapatkan dengan mudah, tapi ada juga hal hal yang gak bisa kita dapatkan, gak bisa raih.. dan tentunya ada alasan khusus, kenapa sampai kita gak bisa mendapatkan itu. Konon Ali Bin Abi Thalib pernah berkata " Jangan risau dengan nikmat yang belum kita miliki, tapi risaukanlah nikmat yang belum kita syukuri". Terus apa yang beda dari lebaran tahun ini? Yang beda, saya gak pulang ke Pamulang, gak ketemu sama Mama dan Papa. Walaupun diluar hari Raya Idul Fitri, kami masih intens bertemu, tapi jauh dari kedua orangtua ada rasa berbeda. Jadi apa aja yang beda ya...Yuk, Selamat menikmati tulisan hari ini ya.

Selasa, 05 Juli 2016

Sanlat MQ 2016 - Ruang Untuk Malika Belajar Kemandirian

Malika sebelum berpisah dengan kami
Alhamdulilah, hari ini kita sudah memasuki hari ke 30 Ramadan. Setiap kali, 1 Syawal akan tiba esok saya sering bertanya-tanya, apakah kita sama-sama sudah siap mempraktikan segala pembelajaran yang kita terapkan selama Ramadan. Nah, tahun ini saya berikhitar untuk belajar bersama - sama Malika untuk mengikuti sekolah ahlak langsung dari seluruh komponen kehidupan di bulan Ramadan, fokusnya bukan hanya ada pada saya sang Ibu, tapi juga Malika puteri kecil saya yang sudah gak kecil lagi.

Nah salah satu tahapan pembelajarannya adalah mengisi aktifitas belajar selama libur Ramadan ini dengan mengikutsertakan Malika dalam kegiatan Pesantren Kilat. Hihiihi, kebayang gak sih melepas anak sendirian di dunia luar? Pada awalnya saya ragu, dan bertanya-tanya apakah Malika bisa, apakah Malika sudah siap, Nanti kalau ada apa-apa bagaimana? Lalu kami mencoba mengkomunikasin terlebih dahulu kepada sang anak. "Neng, mau gak ikut Pesantren kilat?" dan tanpa ba bi bu be bo.. dia langsung jawab dong "MAU!!". Well, okeeeeeeyyy... kesigapannya menjawab ternyata gak lantas membuat saya langsung yakin, masih lho ada rasa ragu dan khawatir. Jujur ini kalau memang jadi Malika berangkat ke pesantren, maka ini akan jadi kali pertama dia jauh dari saya.

Minggu, 03 Juli 2016

Bagaimana 'Dory' menemukan Keluarga dan dirinya sendiri?

(Suara ikan Paus) Sii aa paa yaang suu daah noontooon Fiin diing dooo riii??? Yeayy.. kami sudah dong! Yup Malika dan saya sudah nonton salah satu film anak-anak yang paling dinanti tahun ini. Kami nontonnya berempat, bersama kakak laki-laki dan adik perempuan saya yang kebetulan sedang berkunjung ke Bandung. Kami sepakat untuk mengisi waktu ngabuburit dengan menonton bioskop dan Finding Dory, menjadi pilihan film kami. Kenapa mau nonton film ini? Well, simple sih. karena kami sudah menyaksikan Finding Nemo, dan kita semua sama-sama tahu bahwa Dory, adalah salah satu tokoh yang berada di film tersebut. Dory, adalah ikan tersesat yang bertemu dengan Marlin, ayah Nemo, dan membantunya mengarungi luas samudera untuk mencari anaknya Nemo yang ditangkap oleh para penyelam. Lalu bagaimana kisah Dory di film ini ya? Baca tulisan saya, lalu nonton filmnya. (dijamin bukan spoiler).

Sebelum masuk ke cerita tentang film, ada beberapa hal yang harus teman-teman pahami. Yang pertama, Dory adalah nama tokoh ikan yaa, bukan nama jenis ikan. Jenis dari Dory adalah ikan Blue Tang, atau nama latinnya Paracanthurus hepatus. Yang kedua, Ikan ini bermata besar, berwarna dominan biru dengan sedikit bagian hitam di bagian belakang dan sirip serta buntut berwarna kuning. bentuk dari ikan ini datar, tidak menggembung seperti si Nemo. Yang ketiga, Ditemukan pertama kali oleh Carl Linnaeus pada tahun 1766. Jadiii bukan Ikan Dori ya, ikan Blue Tang. Kalau ikan dori yang biasa kita makan itu beda lagi, dijamin memang ikan dori adalah ikan untuk konsumsi, bukan jenis Ikan dalam tokoh Dori ini. Dan (sedihnya) yang terakhir, berdasarkan World Conservastion Union, Ikan Blue Tang ini masuk kedalam kategori Least Concern yang artinya tidak begitu mendapat atensi, meskipun kerentanan kepunahannya rendah, namun dengan masuknya kedalam kategori LC, maka siapa yang tahu kalo 10 atau 15 tahun lagi keberadaan Blue Tang bisa punah.

Operasi Pengangkatan Fibroadenoma Mamae (FAM)

The name tag
Alhamdulilah akhirnya operasi pengangkatan Fibroadenoma Mamae (FAM) di payudara kanan saya telah dilaksanakan kemarin, hari Jumat, 24 Juni 2016 pukul 12.25 waktu indonesia bagian Bandung, hehehe. Operasi dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral di RS Hasan Sadikin. Gimana perasaannya sekarang? huuuhuhuu, masih sakit pasca pemulihan operasi, tapi sungguh lega karena akhirnya operasinya sudah dilaksanakan dengan sangat lancar. So i will share how the process goin, and how the process after the surgery. Semoga cerita hari ini bisa menjadi informasi yang bermanfaat bat teman-teman semua.

Pukul 7 Pagi, kami sudah tiba di RS Hasan Sadikin, saat itu kami dibantu oleh salah satu kerabat suami saya untuk mengurus semua administrasi BPJS. Jadi kami tinggal duduk manis di ruang instalasi bedah sentral yang terletak di lantai 4, di area UGD. Disana, masih sangat sepi, kami sengaja datang pukul 7, karena berdasarkan hasil informasi terakhir yang kami update, saya mendapat giliran pertama operasi. Dan ternyata, jadwalnya molor. Sepertinya, mereka memprioritaskan pasien rawat inap terlebih dahulu. Sejak pukul 7.30, dokumen saya sudah siap. I already wear my patient bracelet, tahu kan yang berwarna biru muda (atau bisa jadi warna lain), dengan nama dan tanggal lahir serta nomer record pasien kita tertulis disana, and there is also a barcode which I dont know the function. Mungkin saat barcode itu di tapping ke sebuah alat, data pasien akan automatically muncul di layar komputer.