Selasa, 10 Maret 2015

Pengalaman Periksa Mata Malika Yang pertama

sumber : google.com
Seminggu belakangan ini, putri semata wayang saya, Malika, mengeluh sering pusing dan mata-nya sakit. Saya sempat panik, karena beberapa saat lalu ada salah satu kawan yang anaknya diketahui matanya ternyata bermasalah, sehingga harus menggunakana kaca mata sebagai alat bantu melihat. Di usia yang ke-8 tahun ini, Malika memang lebih aktif dan cenderung cuek sama dirinya sendiri. Saat dia bilang seperti itu, saya memang tidak langsung membawanya untuk periksa mata, karena saya ingin lihat, rasa sakitnya hanya bersifat sementara atau berkelanjutan. Saya juga tidak berinisiatif memberikannya obat tetes mata yang ada di iklan iklan di televisi, karena saya tidak tahu apakah obat tetes mata tersebut direkomendasikan untuk digunakan pada anak usia 8 tahun.

Pagi ini, saya mengirim pesan singkat kepada gurunya, untuk ijin tidak masuk sekolah. Yap, kami memutuskan untuk membawa Malika memeriksakan keluhan pada mata-nya. Saya dan suami, membawanya ke RS Khusus Mata Cicendo yang terletak di Jl.Cicendo, Bandung. Posisinya yang tidak terlalu jauh dari rumah kami, membuat RS Cicendo begitu mudah untuk dijangkau. Namun tetap saja, supaya dapat antrian awal, sebaiknya kita pun datang lebih awal.

Ramai Antrian Pasien yang menggunakan JKN
Setiba-nya di Rumah sakit, saya sedikit shock melihat suasana antrian pendaftaran pasien. begitu penuh sesak. ternyata antrian orang yang saya lihat adalah mereka yang menggunakan Kartu JKN, sehingga harus mengantri karena ada serangkaian pemeriksaan kelengkapan berkas, sebelum pasien dapat menikmati jasa layanan kesehatan. Walaupun kami sekeluarga memiliki kartu JKN, namun hari ini kami tidak menggunakannya, kami memilih untuk membayar tunai. Setelah suami saya mengisi form pasien baru atas nama Malika Nasya Annajma, saya melangkah ke loket 9 yang kosong tidak mengantri, melakukan verifikasi data, membayar uang sejumlah 25,000 rupiah, dan semua beres. Saya diminta langsung naik ke lantai 4, tempat pemeriksaan khusus Poli Mata untuk anak. Sambil memandangi kerumunan pasien yang lelah mengantri saya jadi berpikir, bagaimana ya caranya supaya akses kesehatan dapat tetap mudah, tidak ngejelimet dan membutuhkan begitu banyak berkas? Well, tapi kita tidak akan membicarakan itu sekarang ya.

Tiba di lantai 4, suasana 'poli khusus anak' kental terasa. Di sudut terdapat tempat bermain anak yang super nyaman, bersih dengan nuansa warna warni. sayangnya saya lupa mengambil gambar, karena terlalu fokus dengan pemeriksaan mata hari itu. Disamping itu, begitu banyak anak anak yang sedang bermain, saya takut mereka tidak nyaman jika saya mengambil gambar, sehingga saya mengurungkan niat saya. Pukul 8 tepat saya, malika dan suami sudah duduk manis di ruang tunggu pemeriksaan. Sudah banyak juga pasien yang menunggu bersama keluarga mereka seperti kami.

Setengah jam kemudian, sejumlah nama dipanggil oleh suster, untuk masuk ke ruang 1, ruangan tersebut disebut "Ruang pemeriksaan refraksi Anak". Di ruangan tersebut Malika didampingi oleh saya diberi sejumlah pertanyaan oleh petugas layanan kesehatan yang bertugas. Pertanyaannya seperti, ada keluhan apa, apakah ada alergi, apakah ada penyakit asma, lalu petugas melakukan pemeriksaan Refraksi, atau yang biasa dilakukan saat kita ingin mengetahui penglihatan mata kita minus atau silindris. Malika mengenakan kacamata pemeriksaan, dan diminta untuk membaca sejumlah huruf dari jarak kira kira 2 meter jauhnya, yup jauh ya.. karena ruangan pemeriksaan yang sangat besar, mampu menampung pemeriksaan pasien hingga 8 orang sekaligus. Hasil pemeriksaan Refraksi pada mata malika sangatlah baik. Malika dapat membaca semua huruf yang ada, dari yang terbesal hingga yang terkecil. Lalu petugas kesehatan meminta kami kembali ke ruang tunggu dan akan dipanggil untuk pemeriksaan dokter selanjutnya.

Di Ruang Pemeriksaan 2, Malika bertemu dokter, dan masih didampingi oleh saya. Di Ruangan yang kedua, atmosfirnya lebih menyenangkan. Karena ruangan ini dipenuhi oleh wallpaper yang sangat menarik dan enak di pandang mata, para dokter yang bertugas pun menebar senyum ramah, membuat anak merasa nyaman dan tidak takut menjalani pemeriksaan. Malika bertemu dengan dokter Aldi, seorang pria muda yang tampan, dan seorang dokter mata anak. dr.Aldi, menyapa malika dan mulai bertanya secara personal tentang apa yang melika rasakan pada matanya. Saya mengawasi dan akan menambahkan jika ada pertanyaan yang harus saya jawab. Saya selalu senang saat bertemu dokter anak yang memperlakukan anak anak dengan suka hati, dengan memposisikan diri mereka layaknya teman, Setelah rangkaian interview, dr.Aldi melakukan pemeriksaan menggunakan sebuah alat yang saya tidak tahu namanya. Malika diminta duduk manis, dan menaruh kepalanya di alat tersebut sehingga dokter dapat melakukan pemeriksaan pada matanya dengan lebih mudah dan seksama.

Malika sedang diperiksa oleh dokter Aldi

Setelah menggunakan alat yang gambarnya ada diatas ini. Malika menuju, bagian lain di dalam ruang ini, dimana ruangannya jauh lebih gelap, namun tidak menghilangkan nuansa menyenangkan bagi anak anak. Karena seluruh ruangan tanpa lampu ini, ditempeli wallpaper yang menyala dalam gelap, rasanya seperti di wahana permainan luar angkasa. Sayangnya di bagian ini saya tidak mengambil foto, khawatir cahaya kamera saya mengganggu pemeriksaan dokter. Saya diizinkan ikut mengawasi jalannya pemeriksaan. Bedanya, di pemeriksaan ini, malika diminta berbaring, dan sang dokter lah yang menggunakan alat seperti helm luar angkasa dengan senter dan penyorot mata khusus, untuk dapat melihat adakah masalah spesifik pada mata malika.

Dan, taraaaaa... hasilnya alhamdulilah baik.
Dokter bilang, seluruh hasil pemeriksaan mata malika baik. tidak ada persoalan berarti yang mengganggu penglihatan matanya. sakit yang dirasakannya lazim disebut dengan CVS atau Computer Vision Syndrome, dimana mata terlalu lelah karena bekerja terlalu keras saat menggunakan komputer atau gadget, menonton televisi atau membaca buku. lalu, malika disarankan untuk mengubah gaya hidupnya, sepertinya Tidak membaca buku sambil berbaring, tidak menonton televisi terlalu dekat dan mengurangi intensitas penggunaan smartphone dan komputer. Nah, pengalaman hari ini bukan perngalaman pertama malika menginjakan kakinya dirumah sakit, she's so familiar with that. tapi memeriksakan mata, adalah kali pertama si cantik Malika menjalani pemeriksaannya. Sehat selalu ya nak!

8 komentar:

  1. Alhamdulillah, sehat-sehat selalu ya, Malika. Wah aku punya kebiasaan jelek nih, terlanjur pw alias posisi wenak kalau udah baca sambil tiduran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, alhamdulilahhh :))
      aku udah kadung berkacamata karena kebiasaan baca sambil tiduran.. hihihi.. jangan sampai malika juga kayak mamahnyaa :D

      Hapus
  2. Lahamdulillah matanya sehat ya mak, kasian kalo masih kecil udah pake kacamata, moga sehat terus ya Malikaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh typo, ALhamdulillah maksudnya maak, takut dosa jadi direpisi hihi

      Hapus
    2. hihihi, alhamdulilah direpisiii..
      iyaa nih, pas sudah mulai mengeluh pusing, kita langsung ke dokter.
      terima kasih ya mak! :)

      Hapus
  3. saya sampe penasaran mak...alhamdulilah gak apa-apa...aaya juga suka noton video pake laptop, sepertinya harus mulai dibatasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe, saya juga penasaran, kenapa kok mengeluh matanya sakit.
      Alhamdulilah gak apa apa.. :))
      ayo mak perbaiki gaya hidupnyaa.. *ngomong sama diri sendiri jugak*

      Hapus