Sabtu, 30 April 2016

Menyeimbangkan Tanggung Jawab Sosial dan Keluarga (24-365)

Selamat pagiiiii!! Aduduh Bangun tidur pagi ini rasanya saya gak percaya kok udah hari sabtu lagi. Rasanya kemarin baru hari kamis, saya berangkat dari Jakarta menggunakan travel, sampai di Bandung dan ahhh.. Why time fly soooo faaassst? *sedih* Lho kok sedih? tanya saya pada diri sendiri. 

iya karena saya harus kembali ke Jakarta pada hari senin, untuk bekerja dan menyelesaikan tanggung jawab sosial saya yang lebih besar kepada masyarakat khususnya mereka yang hidup dengan HIV. Saya harus berada di Jakarta setiap senin sampai dengan kamis, bersama Ikatan Perempuan Positif Indonesia. Dan di saat weekend, saya gak mau sia-siakan untuk tidak menghabiskannya bersama keluarga. So this is my new life story, how to balancing my social life and quality time with family, please enjoy.

Setelah kehilangan yang cukup mengejutkan di bulan lalu, yup koordinator nasional ikatan perempuan positif indonesia meninggal dunia. Kami di Organisasi harus sesegera mungkin berbenah dan melanjutkan kehidupan dan nafas organisasi yang tak boleh ikut mati bersama sang koordinator. Kami harus segera memilih koordinator yang baru, sekaligus melanjutkan program-program serta rencana-rencana yang sudah dipikirkan jauh hari sebelumnya. Maka dengan segala kebulatan tekad dari diri saya sendiri, dan persetujuan semua pihak (keluarga, anak, suami, sahabat, dan yang paling utama anggota), saya maju mencalonkan diri menjadi koordinator nasional IPPI periode IV menggantikan almarhumah, and it happend, alam semesta seperti memberi ridho-nya.

Tapi saya harus memahami ada banyak aturan baku yang cukup mengikat yang harus saya ikuti, yang salah satunya adalah harus berdomisili di Jakarta untuk rutin hadir. oh God! inget gak sih tulisan-tulisan saya 2 tahun lalu soal kepindahan-kepindahan saya. Saya sangat excited, dan penuh obsesi (anak-anak) yang akan datang ke tempat baru, lingkungan baru, culture baru yang cukup berbeda dengan Jakarta. Keputusan ini sampai membuat saya harus menjadi partimer di kantor sebelumnya serta mengurangi intensitas turun langsung ke lapangan di isu-isu penanggulangan HIV, dan beralih menjadi Full time mother who working from home.

Baca Juga tulisan saya yang ini Dari Tangerang Selatan ke Jl. Veteran Bandung 

Tapi, Tuhan punya rencana-Nya sendiri. Saya harus berkomunikasi dengan suami tentang bagaimana nanti jika saya akan lebih banyak menghabiskan waktu di Jakarta, karena memiliki tanggung jawab moril terhadap masyarakat Indonesia. Akhirnya kami mulai membagi waktu, dan suami (yang dengan penuh rasa syukur kumiliki) sepakat untuk mengurus Malika selama saya berada di Jakarta. Dia akan mengantar dan menjemput Malika, membuatkan sarapan, mencuci piring dan membereskan dapur, meski gak bisa selalu sempat memasak lebih sering membeli paling tidak ada makanan tersedia di rumah, dan banyak lagi waktu yang diluangkan sebagai ayah domestik. AND I THANKFUL FOR THATT!! Terima kasih sayangkuu. Tapi kami masih berfikir untuk mencari orang yang bersedia bekerja dirumah kami, untuk memasak dan menjaga Malika "jika" suami harus mengerjakan pekerjaan dan gak bisa terus mengajak Malika wara-wiri kesana kemari.



Ini adalah beberapa hal yang harus tetap dilakukan dan dipastikan AMAN di hari senin sampai dengan Minggu :
  1. Pakaian sekolah, pakaian mengaji dan atribut swimming course malika sudah di cuci dan di setrika sehingga dia bisa menggunakannya di hari sekolah (include printilan, such as kaos kaki, topi sekolah, etc)
  2. Kebutuhan domestik di rumah cukup untuk bahan membuat makanan serta membersihkan rumah. (seperti garam, gula, minyak, telur, dan kebutuhan lainnya di dapur, serta keperluan mencuci seperti deterjen, cairan mencuci piring sampai pembersih lantai)
  3. Obat-obatan Malika ready (her daily meds, obat panas, batuk, pilek, demam, etc) meski kita selalu berharap Malika sehat yaaaa.. dan meski dokternya selalu standby by whatsapp yaaa.. tapi saya so worry kalau itu gak ready.
  4. Semua iuran bulanan save dan sudah terbayar. (iuran sekolah, renang, mengaji, menyediakan pattycash jika harus ada yang dibayar, atau membuat daftar yang bisa dilanjutkan oleh suami pada saat proses pembayaran)
  5. Tiket bolak-balik Jakarta sudah siap dari sebelum waktu keberangkatan saya. kalo gak, saya gak akan bisa kerja atau gak akan bisa pulang ke Bandung. Percaya gak percaya, ini traffic 3 jam antar kota yang (mungkin) paling diminati para LDR-ers penduduk Jakarta dan Bandung setiap minggunya.
  6. Cek email. EVERYDAY, I won't skip every meeting in Jakarta, yang kadang-kadang emailnya mendadak di hari minggu malam, so i should cek it before I leave dan memastikan semua on track dan sesuai dengan tiket keberangkatan saya.
  7. Oh, laptop, handphone notebook, even a pen dan semua peralatan tempur kerjaan yang penting gak boleh sampai ketinggalan. kan ga lucu kalau ketinggalan di Jakarta saat saya balik Bandung atau pas saya ke Jakarta.
  8. Yang utama. I should keep my self health, gak lupa shalat dan minum ARV rutin, to keep my immune system stabil, and the virus keep calm in my blood. Karena saya percaya dan yakin, saya bisa menjalani ini, tapi saya harus take control supaya semua tetap balance.


Dan saat-saat membahagiakan itu selalu hadir saat hari Kamis tiba, dimana saya akan pulang kembali ke Bandung. its like, your heart beat wont stop because you wanna met your first one. Saya akan menemani Malika nonton, membeli buku, berjalan-jalan, atau menghabiskan waktu bertiga dengan suami. walau kadang harus diselipkan dengan mengecek email, but yeah.. Tuhaannn semoga semua baik-baik aja.. semoga keputusan ini adalah keputusan yang terbaik, dan tentunya akan memberikan manfaat untuk semua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar