Selasa, 25 Juli 2017

Membantu menentukan cita – cita anak sejak dini

Bulan Juli ini, tepat 2 tahun Malika menekuni olahraga renang. Dimulai dari rasa senangnya bermain air, Malika meminta untuk di les kan renang 2 tahun lalu saat dia masih duduk di bangku kelas 3. Saat itu kami langsung menyetujui tanpa ada pikiran yang terlalu jauh, kemana arahnya setelah les renang ini. Setelah bertanya ke beberapa saudara dan kerabat, kami akhirnya dikenalkan pada seorang guru olahraga yang juga bisa mengajar renang yang juga kebetulan adalah om dari suami saya. Hahahaha, eitss meskipun masih terhitung saudara, kami tetap membayar secara profesional dan beliau pun juga mengajarkan Malika secara profesional.

Seiring berjalannya waktu, Malika yang tadinya tidak bisa renang sama sekali.. perlahan dapat menguasai teknik renang dalam beberapa gaya. Saya cukup bangga dan senang tentunya, karena saya tidak bisa renang dan selalu berakhir di pinggir kolam renang saat teman - teman sekelas saya sedang praktek olahraga renang setiap akhir pekan. Tapi tidak dengan Malika, saat memasuki bangku kelas 3, Malika menjadi salah satu diantara dua orang yang bisa renang di kelasnya. Saat teman - teman yang lain kecipak kecipuk di pinggir kolam, Malika dan salah satu kawannya diminta menjadi contoh oleh sang guru. Alhamdulilah ya, bangga rasanya.

Kemudian setelah menyadari dirinya mampu, Malika kemudian berbicara dengan saya bahwa dia ingin menjadi atlet renang. Wah, saya cukup terkejut juga dengan pilihan cita - cita Malika yang sudah diputuskannya sejak dini tersebut. Mengingat saya bercita - cita menjadi Arsitek sejak kecil, namun gagal karena ternyata saya lebih senang ngoceh dan mengganti cita - cita saya saat SMA menjadi penyiar radio, yang ternyata gagal juga. Saya khawatir, ini hanya angan angan semu nya saja, hanya bersifat sementara. Namun suami saya kemudian mengingatkan bahwa tidak ada salahnya melihat dan menghargai kesungguhannya. Sehingga kami memutuskan untuk memindahkan tempat les Malika ke klub renang yang memang tujuannya adalah pembentukan karakter dan menjadikan dia perenang yang handal alias atlet (amin).

Bulan ini juga tepat setahun Malika bergabung dengan klub ESC (Elite Swimming Club), dan mendapatkan rolling pelatih ke pelatih yang baru. Pelatih yang sekarang lebih strength dan disiplin. Malika tentunya gak boleh main - main dengan jadwal kehidupannya, waktu tidur, makan, sekolah, belajar, solat dan bermain harus benar - benar di alokasikan dengan tepat. Mengingat dia membutuhkan stamina yang sangat tinggi untuk dapat mengejar target target latihan yang diberikan oleh sang pelatih.

Sampai akhirnya sang pelatih mengatakan kepada saya bahwa Malika perlu meningkatkan stamina nya. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan latihan darat, seperti lari, skipping, sepeda dan banyak lagi. Namun saat ada kesempatan kami berkonsultasi dengan dokternya Malika, beliau menyarankan kami untuk mengurangi durasi latihan Malika dan tidak ngoyo untuk menjadikan Malika atlet. Walah, saya malah jadi bingung. Catatan yang harus digarisbawahi disini adalah kami tidak terobsesi menjadikan Malika Atlet, memaksa Malika mengikuti pertandingan dan mengharuskannya menang. Namun kami berusaha mengakomodir mimpi dan cita - cita sang anak.

Lalu bagaimana dengan si Malika sendiri. Sampai hari ini dia tetap bersemangat latihan 3 kali dalam seminggu ditambah 1 kali latihan futsal untuk meningkatkan endurancenya. Kegiatan berolahraga ini juga alhamdulilah tidak menganggi waktu sekolah, waktu bermain ataupun waktunya beristirahat. Lantas apakah cita - cita tersebut sudah dipatok dan tidak akan berubah, saya juga tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Hanya waktu yang bisa menjawab. Karena seiring dengan berjalannya hari, Malika akan memahami kebutuhannya dan keinginannya. Dia akan menyadari batasan apa yang ada di sekitarnya, dan mampukah dia mendobrak batasan batasan tersebut. Kami sebagai orangtua hanya membantunya, dengan cara cara yang bisa dilakukan sebagai orangtua yakni mengakomodir kebutuhannya.

Semoga Malika bisa konsisten dan terus menjaga kesehatan fisik serta mentalnya ya! 

10 komentar:

  1. Kereeeen Malika. Aku mah pas SMA pun renangnya cuma bisa gaya batu aja hehe. Semoga sehat selalu ya, dan yang terbaik buat Malika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya allah tehh samaaaa... aku mah justru kebanyakan gaya, sampe ga ada yang bener hahahaha... aminn aminn nuhun doanya!

      Hapus
  2. Iyaa paling enak tuh sejak dini sdh bs melihat potensi anak. Butuh kejelian dan ketelatenan ortu utk melihatnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, saya gak mau spt orgtua saya dahulu yang kebanyakan melarang, padahal anak memiliki potensi yg besar

      Hapus
  3. Wah keren Malika, masih muda banget tapi udh punya cita - cita yg mantep. Sukses terus buat Malika ^^

    BalasHapus
  4. aku belum ngarahin si mba secara anakku masih cimit klo ditanya pengen jadi apa ntar pengen bikin pesawat y sudah tak biarkan dulu sampe kembali ke jalan yang lurus hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iyaa kalau masih cimit biasanya interestnya masih berubah ubah. semoga kelak bisa menggapai cita citanya yaaa

      Hapus