Sabtu, 26 Agustus 2017

Belajar Menjadi Orangtua dari Film My Sister's Keeper

My Sister's Keeper, siapa yang belum nonton film ini? Kamu.. belum? Sok nonton dulu deh. Siapin tissu yang banyak jangan lupa. Hehehe. Kalau saya sudah nonton film ini berkali - kali tidak terhitung, hampir setiap tahun sepertinya ada aja saya satu kali mengulang film yang tayang pertama kali di tahun 2009. Film ini dperankan oleh Cameron Diaz (Sara Fitzgerald), Sofia Vassiliefa (Kate Fitzgerald), Abigail Breslin (Anna Fitzgerald), Jason Patric (Brian Fitzgerald), dan Evan Ellingston (Jesse Fitzgerald).

Film ini memiliki banyak sekali pesan, bukan cuma buat kita yang nonton tapi juga bisa buat nonton bareng sekeluarga. Ayah, ibu, kakak, adik dan anggota keluarga lainnya. Memangnya kenapa wajib nonton film ini? Karena film ini mengajarkan kita makna keikhlasan dan Cinta tanpa syarat. Kebetulan kemarin malam, saya lagi pengen bersihin mata.. alias nangis buat ngelepas kelelelahan, maka saya putusin nonton lagi film ini dan menuliskan di blog untuk berbagi sama kalian semua.

Kate Fitzgerald, Didiagnosis Leukemia 

Sara dan Brian Fitzgerald, pasangan suami istri ini tidak pernah menyangka akan memiliki hidup yang sangat kompleks dan tidak mudah. Hal itu dimulai saat mereka mengetahui, Kate Fitzgerald puteri pertama mereka mengidap APL (acute promyelocytic leukemia), salah satu tipe kanker darah Leukemia. Kate masih sangat kecil dan tidak mengerti apa - apa saat pertama kali dokter mendiagnosa penyakitnya. Semenjak itu, hidup Kate dan keluarga Fitzgerald menjadi penuh tantangan. karena Kate harus rutin menjalani pemeriksaan darah, operasi, kemoterapi dan banyak lagi pemeriksaan medis lain yang menyakitkan dan tentunya melelahkan. Sampai dokter menyampaikan vonis baru yang membuat keluarga Fitzgerald semakin putus asa, Kate dinyatakan gagal ginjal.

Tidak sembarangan orang bisa mendonorkan ginjal kepada seseorang yang gagal ginjal, harus ada serangkaian pemeriksaan sampai ditemukan orang yang benar - benar secara genetik dapat mendonorkan ginjalnya kepada Kate. Sampai ide gila itu muncul. Anna Fitzgerald, puteri ketiga keluarga ini yang memang direncanakan kehadirannya di muka bumi. Organ, darah, dan sel di tubuh Anna dipersiapkan sejak sebelum lahir, untuk didonorkan kepada sang kakak Kate. Tentu Anna tidak punya pemikiran apa - apa tentang semua yang terjadi pada tubuhnya, yang dia pikirkan hanya satu, bagaimana kakaknya bisa ditolong.

Sampai saat donor itu tiba, Kate yang kini sudah berusia 15 tahun kondisinya semakin parah dan harus segera mendapatkan donor ginjal dari sang adik Anna yang saat itu berusia 11 tahun. Namun Kate yakin bahwa, upaya apapun yang dilakukan oleh dokter tidak akan bisa menolongnya. Segala bentuk operasi dan pertolongan hanya akan membuat tubuhnya semakin sakit. Sehingga dia menyusun sebuah rencana, dengan dibantu oleh Anna dan Jesse adiknya.

Anna Fitzgerald, Tuntutan Hak Kesehatan  

Anak perempuan berusia 11 tahun ini menuntut sang sang Ibu untuk mendapatkan Hak kesehatan ke pengadilan. Dengan dibantu pengacara Campbell Alexander, Anna menggugat ibunya untuk berhenti melakukan eksploitasi pada tubuhnya.

Anna tidak mau mendonorkan ginjalnya kepada sang kakak dan tidak mau ada satupun tindakan medis yang dilakukan pada dirinya dalam upaya menolong sang kakak. Setelah selama 11 tahun kehidupannya, Anna hanya bisa pasrah dan menerima keadaan. Gugatan Anna mengejutkan sang ibu, dan membuatnya pusing karena tuntutan ini menyebabkan tim medis tidak dapat melakukan upaya operasi pada Anna, tanpa seizin pengadilan.

Jesse Fitzgerald, Sang Anak Disleksia yang Terlupakan 

Sakit yang diderita Kate selama hampir 15 tahun ini menyita seluruh hidup dan perhatian kedua orangtuanya. Sampai - sampai sang Ibu harus berhenti dari pekerjaannya sebagai pengacara, Bibi nya harus tinggal dirumah bersama mereka untuk membantu, dan kedua anak Fitzgerald lainnya pun terlantar.

Jesse, anak kedua keluarga Fitzgerald belakangan diketahui oleh kedua orangtuanya mengidap disleksia. suatu gangguan proses belajar, di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi bentuk huruf dan kalimat, dan sebaliknya. Karena semua perhatian dan fokus tercurah selama ini kepada Kate, sang kakak yang sakit. Maka pasangan Fitgerald panik, setelah tersadar anak mereka Jesse juga ternyata memiliki kebutuhan khusus.

Eits, saya gak bakal ceritain film ini secara lengkap, karena nanti kalian yang belum nonton malah gak jadi nonton. Nah, Sejak pertama menyaksikan Film ini, saya mendapat pembelajaran yang sangat berarti. Khususnya pembelajaran menjadi orangtua yang tidak egois. Bahwa memberikan yang terbaik bagi anak adalah segala - galanya, namun saat hal itu dilakukan, sebaiknya kita melihat kesekitar, dampak apa yang terjadi saat perhatian dan energi hidup kita tertumpu pada satu persoalan saja.

Saya juga belajar bahwa, dalam pernikahan ada yang namanya komunikasi yang harus dibangun bersama. Bukan hanya satu pihak saja. Sara yang sangat egois, lebih sering mengutamakan opini dan prinsip pribadinya pada setiap keputusan yang berhubungan dengan keluarga tanpa membicarakannya dengan Brian sang suami. Yang terakhir, saya belajar makna ketulusan dan keikhlasan dari Kate, Anna dan Jesse. Memiliki saudara dalam sebuah keluarga bukan hal yang mudah, apalagi ditambah konflik baru seperti penyakit dan tentu tidak mudah bagi mereka untuk berdamai dengan itu semua. Di usia yang mereka teramat sangat muda, mereka bisa bersama - sama saling mencintai dan menyayangi serta mendukung satu sama lain.

Film ini wajib kalian nonton bersama keluarga, trust me its worthed!

10 komentar:

  1. Aku nangis berjamaah nonton ini.. kecuali bapake dink. Itu si pengacara lucu ya, cerita di belakangnya sampe dia mau nolongin....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ga nyangka ternyata dia punya epilepsi

      Hapus
  2. Belum nonton aja udh kerasa bikin nangisnya. Abis ini wajib nonton ah. TFS ya teh :)

    BalasHapus
  3. Ini kompleks banget, pasti bakal ada adegan yang bikin nangis sesenggukan, kalau mau nyari masih ada g yah film ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang original nonton di netflix atau layarkaca21.com untuk yang bajakan tehh

      Hapus
  4. Aku uda baca bukunya juga liat filmnya, Yuuu. Sukses bikin aku mewek dua-duanya. Sejak baca novelnya, aku jadi ngefans sama Jodi Picoult yang nulis bukunya. Karakter semua tokohnya di sini aku suka tapi paling suka sama Anna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa aku malah belum baca bukunya, baru tahu kalau ada bukunya

      Hapus