Sabtu, 05 Agustus 2017

Please, Jangan Berhenti Minum ARV

pic from pexels.com
Dalam 3 tahun terakhir, saya sangat sedih mendengar kabar kepergian bagitu banyak sahabat yang hidup dengan HIV. Padahal, kebanyakan dari mereka saya kenal pertama kali adalah sosok orang - orang yang sangat sehat dan kemudian menjadi inspirasi bagi saya. Entah bagaimana semua bermula, satu persatu saya mendengar mereka jatuh sakit lalu lantas meninggal dunia karena tidak bisa bertahan.

Usut punya usut saya mendengar, bahwa awal mula dari jatuh sakitnya teman - teman saya adalah karena tidak minum obat dengan teratur. Bahkan ada diantara mereka yang berhenti minum obat. Padahal seperti yang pernah saya ceritakan, bahwa ARV atau Anti Retroviral Terapi, bersifat mutlak untuk dikonsumsi mereka yang hidup dengan HIV. Karena fungsi ARV sendiri adalah menekan laju pertumbuhan virus HIV dalam darah. Memang tidak mudah untuk berkomitmen dan konsisten mengkonsumsi ARV, saya pun merasakan jatuh bangunnya mengkonsumsi ARV. Tapi, saya takut jika pada akhirnya saya harus jatuh sakit karena HIV melemahkan kondisi tubuh saya. Saya tidak ingin meninggal dalam keadaan yang tidak baik, atau bahkan menyusahkan keluarga saya.

Beberapa teman mengatakan bahwa minum ARV itu membosankan. iyalah, siapa yang gak punya rasa bosan saat harus melakukan suatu kegiatan yang sama terus menerus, berulang - ulang. Jadi kalau rasa bosan itu datang, harusnya sih kita tidak usah menyangkal. Yang harus dilakukan saat rasa bosan datang adalah mencari cara untuk membuat hidup terasa jauh lebih menarik dengan obat-obatan tersebut. Percayalah, menulis tulisan hari ini rasanya mudah sekali, tapi praktiknya jauh lebih susah dari persiapan ujian akhir nasional.

“Remember that sometimes, not getting what you want is a wonderful stroke of luck.” 
– Dalai Lama

Sebenarnya ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan jika masuk fase bosan minum obat. Salah satu cara paling sederhana saya biasa memulai dengan mengganti kotak tempat penyimpanan obat kita dengan kotak yang lebih menarik, sudah banyak lho dijual dibanyak tempat. Biasanya jadi bikin lebih semangat. Lalu, kalau sudah ganti kotak obat, kita bisa menambahkan kebiasaan baru kita tersebut dengan mengganti ringtone alarm minum obat kita dengan lagu favorit kita yang dapat membangkitkan semangat. Sekali lagi, its never going to be easy, but worth to try.

Persoalan lainnya adalah bukanlah rasa jenuh yang kemudian membuat kita berhenti minum obat. Kadang ada beberapa persoalan dalam hidup yang sangat mengganggu bahkan membuat hidup kita menjadi tidak nyaman untuk dijalani lagi. I feel it too guys, dont worry you are not alone. Kata almarhum ayahnya Malika, "Kalau ga ada masalah itu namanya bukan hidup, jadi kalau ada masalah jangan lari, tapi hadapi". Nah saya juga akui, masalah - masalah dalam hidup ini bisa bikin kikta semakin terpuruk dan berfikir "ngapain sih kita minum obat, wong masalah aja gak kelar - kelar". Nah, pada saat suara suara di kepala kita itu datang menghampiri saat masalah menghantui, please.. keluar dari rumah atau tempat dimana kita saat itu berada, lihat keatas langit.. take a deep breath. Lalu kalau pikiran dan hati kita sudah sedikit lebih tenang, baru kita memikirkan bagaimana kira - kira jalan keluar yang harus dihadapi, apakah kita membutuhkan pertolongan, mana yang menjadi prioritas kita untuk diselesaikan satu persatu. Use your energy to create, not destroy.

Salah satu hal penting lainnya adalah, find helps. Yup, cari pertolongan. Kadang kita berfikir "kok gak ada orang lain yang peduli sama gue, emang mereka gak lihat apa gue nih stres berat!" Hello, bagaimana orang lain bisa tahu dan paham persoalan kita, jika kita tidak bercerita, mencari pertolongan atau kemudian mengakui pada diri sendiri bahwa we really need friend to talk. Nah, karena ga semua orang tentunya bisa kita jadikan tempat bercerita. Daripada kita malah diomongin balik, dan dibilang terus mengeluh tanpa mendapat jalan keluar. We better Find a professional, cari ruang ruang dimana pada akhirnya kita bisa menceritakan dan berbagi persoalan kita. Seperti kelompok kelompok sebaya yang pastinya ada di setiap kota. Atau kita juga bisa mencari kontak konselor di rumah sakit yang tentunya bisa menjadi tempat kita berkonsultasi dan tentunya mudah - mudahan membantu kita menemukan jalan keluar.

"Don’t cry over the past, it’s gone. Don’t stress about the future, it hasn’t arrived. Live in the present and make it beautiful"
Biasanya rasa yang telah berlarut larut tersebut, membuat kita juga berfikir tentang betapa apesnya kita karena terinfeksi HIV. And we start blaming our self for everything has done in the past. Percayalah, saya baru saja mengalami hal ini. Tidak lama setelah saya kehilangan bayi saya setelah dia dilahirkan, saya berfikir betapa nelangsanya hidup saya karena terinfeksi HIV. Lalu saya kemudian mulai menyalahkan diri sendiri, seharusnya begini.. semestinya begitu. But trust me, it never change anything. Setelah saya meracau, marah - marah, nangis dan gak terima atas semua yang terjadi dalam hidup saya, BAMM! gak ada yang berubah dong.. hahaha.. tetep aja saya masih saya yang sekarang. Lalu saya berhenti melakukan itu, dan kemudian mengingat perjalanan panjang selama delapan tahun terakhir, jatuh bangunnya hidup saya ini bukan dengan mudah saya jalani. Terus kalau saya nyerah sekarang, buat apa capek - capek kemarin.

Lalu kita kemudian menemui fase, oke I will try to stand up and live my life. Biasanya masih ada tuh kerikil kerikil kecil yang kayak angin, berseliweran di sekitar kita. Cerita - cerita tentang "gue gak minum obat masih sehat - sehat aja kok" atau "udah minum ramuan herbal merk A aja, bisa kok nyembuhin HIV". Well, kita gak akan bisa menampik hal kayak gini udah kayak wabah. Bukan hanya untuk HIV, semua penyakit di muka bumi, itu bisa aja disangkut - sangkutin ke hal diluar medis dengan segala pembenarannya. Saran saya, PIKIR LAGI.. dan cari tahu kebenarannya, komunikasikan dengan dokter yang menangani HIV. Yang pasti sih, ga ada tuh rumusnya, kalau berhenti minum ARV terus badan kita jadi baik - baik aja. Padahal ARV ini yang kemudian membantu mengikat virus supaya gak seenaknya aja mengganggu sistem kekebalan tubuh kita. Sepemahaman saya, sampai hari ini belum ada obat - obatan non medis diluar ARV yang bisa mematikan virus HIV. So think about it, again.. are you really wanna trust something hoax like that.

Pada akhirnya, kita akan selalu menemui masalah dalam perjalanan mengkonsumsi ARV yang seumur hidup ini. Bukan cuma kamu, kamu dan kamu.. everyone has their own problem including me. Bukan dengan mudah juga bisa diselesaikan, but your life is worth. Hidup kita ini bermakna lhoooo, bukan tanpa maksud Tuhan menciptakan kita di dunia ini. And another thing at last, you can always find me to be your friend to talk. Saya juga kadang butuh teman buat ngobrol, dan gak banyak orang yang bisa bener - bener ada buat dengerin kita, banyak juga yang basa basi doang. Jadi kita bisa kok temenan, terus jadi teman berbagi. Tapi please, jangan pernah berhenti minum obat. Karena hidup mu sangat berharga, dan kamu layak untuk dicintai.

3 komentar: