Sabtu, 02 September 2017

Emak Ingin Naik Haji [September Movie]

sumber gambar : Wikipedia
Saya pertama kali menonton film ini sekitar tahun 2010, bukan di bioskop tapi pas sudah ditayangkan di televisi. Nah, kemarin, film 'Emak Ingin Naik Haji' kembali ditayangkan di salah satu stasiun tv. Sepertinya karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha 1438 Hijriah yang jatuh kemarin. Buat saya, ini merupakan salah satu film terbaik yang diperankan oleh Reza Rahardian, dari begitu banyak film yang pernah diperankannya. Begitupula dengan Ati Cancer yang berperan sebagai Emak nya Zein (Reza Rahardian), aktingnya begitu jujur dan tidak dibuat - buat. Peran emak sungguh mengingatkan saya pada almarhumah nenek saya.

Film ini berhasil menggugah hati saya, karena jarak antara si kaya dan si miskin begitu tipis, namun tidak ada jembatan yang benar - benar kuat yang mampu mengimbangi nya. H Saun (Didi Petet), adalah seorang pengusaha kaya yang memiliki 3 orang anak beserta Istrinya, Hj Markonah berencana untuk menunaikan ibadah Haji. Sedangkan emak sehari - hari menghidupi keluarga dengan berjualan kue, dan Zein yang memiliki bakat melukis, berjualan hasil lukisannya. Sejak lama emak mengidam-idamkan menunaikan rukun islam yang terakhir, yakni beribadah Haji. Namun sayang seribu sayang, biaya perjalanan Haji tidak murah. Butuh waktu bertahun - tahun, agar tabungan emak bisa cukup untuk membiayai dirinya berhaji ke tanah suci.

Si Kaya dan Si Miskin

Film ini memukul hati saya saat menyaksikannya. Bahwa antara si kaya dan si miskin terbentang jarak yang begitu tipis. Seperti Haji Saun dan Emak yang tinggal begitu dekat antara komplek elit dan perkampungan kumuh. Lalu Emak dan Zein yang sering membantu Hajah Markonah bekerja dirumahnya. Keduanya begitu dekat, dan sama - sama memiliki keinginan untuk menunaikan Ibadah Haji. Begitu mudahnya keluarga Haji Saun bila ingin berhaji, mereka tinggal menghubungi jasa penyelenggara Haji dan mengatur jadwal keberangkatan. Lain hal dengan Emak yang untuk makan sehari - hari saja harus berhemat.

Zein setiap hari berjualan lukisan, dengan harapan bisa menabung dan mengabulkan keinginan Emak. Di sisi lain, mantan istri Zein kerap meminta uang  kepadanya untuk pengobatan anaknya yang memiliki masalah Hernia. Padahal sang istri telah meninggalkan Zein dan menikah lagi dengan seorang PNS, karena dia menganggap Zein tidak punya cukup uang untuk menghidup diri dan anaknya. Bahkan Emak, setelah mati - matian menabung dari hasil penjualan kue, uang tersebut malah harus direlakannya untuk membiayai Aqso sang cucu.

Keluarga Haji Saun dan Hajah Markonah hendak bersiap - siap untuk berangkat menunaikan ibadah haji bersama keluarganya. Serangkaian persiapan dilakukan mereka, mulai dari belajar kepada guru mengaji, dan mempersiapkan barang - barang yang akan mereka bawa. Salah satu anak perempuan Haji Saun bahkan memesan baju - baju muslim rancangan desainer terkenal, agar dirinya bisa terlihat cantik dan menawan saat berfoto di Mekkah nanti. Sungguh Miris. 

sumber : google.com
Makna kekayaan sebenarnya dan kasih Sayang Ibu Yang begitu Tulus

Emak tidak pernah mengeluh dan marah pada Tuhan karena belum memiliki kesempatan untuk berangkat Haji. Dia malah selalu menunjukan keikhlasan dan kasih sayangnya kepada Zein yang juga berusaha mewujudkan mimpi Emaknya. Dia rela memberikan 5juta rupiah tabungannya untuk biaya operasi Aqso cucunya. Padahal, biaya operasi Aqso hanya sekitar 3 juta, selebihnya digunakan oleh mantan istri Zein dan suami barunya untuk membayar hutang. Zein marah bukan kepalang, menangis dan kesal pada mantan istrinya. Emak dengan wajahnya yang begitu tulus malah membiarkan dan meminta Zein mengikhlaskannya.

Saya sering bertanya - tanya, apakah makna kekayaan sebenarnya? Apakah keluarga haji Saun dan markonah yang memiliki uang tidak ada habisnya. Dan bisa dengan mudah membeli keperluan kehidupan mereka dan berangkat haji seperti pergi ke Bogor saja. Ataukah Emak yang rela memberikan semua tabungan hajinya untuk membiayai sang cucu operasi, dan juga dengan uang terakhirnya, dia membantu tetangga di sebelah rumahnya yang sedang jatuh sakit. Apakah kekayaan disimbolkan dengan harta berlimpah? Ataukah kekayaan sebenarnya adalah kaya hati sehingga dia tidak pernah merasa miskin meskipun tidak memiliki apa - apa. 

Perbedaan Makna Haji Pada sertiap orang

Dalam film ini dikisahkan 3 orang yang sama - sama memiliki keinginan berhaji, namun makna nya berbeda - beda meskipun memiliki tujuan yang sama. Yang pertama adalah Emak yang dengan tulus memiliki mimpi untuk menunaikan ibadah Haji dengan segala keterbatasannya. Ada salah satu kalimat emak di film ini

"Jangan dipikirin kalau emak sampai gak naik haji... Yah kalaupun Allah keburu manggil emak, sebelum emak sempat kesana, Emak ikhlas. Raga emak mungkin gak mampu untuk melewati samudra yang luas untuk pergi ke tanah suci, tapi emak yakin Allah pasti tahu hati emak udah lama ada disitu."

Yang kedua adalah keluarga Haji Saun, mereka adalah orang - orang baik yang diberi rejeki berlebih oleh Allah swt dan mampu melaksanakan Ibadah Haji. Maka dengan alasan sederhana, yakni mampu dan memiliki uang untuk biaya perjalanannya, beribadah Haji bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Yang ketiga adalah ada salah satu politikus yang beribadah haji demi mendapatkan gelar Haji yang disematkan sebelum namanya. Dia bersedia menyediakann uang sebanyak apapun agar rencana berhajinya dapat berjalan dengan lancar.

Rencana Misterius Tuhan

Perjalanan panjang Zein berusaha setengah mati mencari uang untuk biaya Emak pergi haji menemukan akhirnya. Saat sedang menjadi sopir dan membantu Ibu Markonah berbelanja, sang majikan berbelanja cukup banyak dan mendapatkan kupon undian pergi haji gratis sebanyak 30 buah kupon. Alih - alih menggunakan kupon tersebut, Hajah Markonah malah membuangnya ke tempat sampah. Zein yang miris melihat hal tersebut, tanpa berfikir panjang mengambil kupon tersebut dari tempat sampah dan mengisi kuponnya. Sambil berdoa bahwa ikhtiarnya untuk memberangkatkan emak beribadah haji, akan didengar oleh Allah.

Saat pengumuman pemenang kupon pergi haji diumumkan di koran hari itu, Zein dengan tergesa - gesa dan penuh harap membeli koran dan menyocokan satu persatu kupon yang dimilikinya dengan pengumuman yang tertera di koran. Salah satu nomer undiannya ada, Zein langsung sujud sukur di atas trotoar, seraya menangis penuh syukur karena doanya didengar Allah. Saking bahagianya, Zein yang hendak pergi ke supermarket untuk melakukan verifikasi data, berjalan sangat terburu - buru dan tidak melihat mobil yang sedang melaju kencang dan menabrak dirinya.  Mimpi pergi haji kandas sudah. Zein mengalami patah tulang kaki dan tangan, dan semua kupon undian yang hendak ditukarkannya tersebut terbawa angin dan terbuang di sungai.

Hari - hari berlalu Emak sudah tidak lagi membicarakan perihal haji, fokusnya lebih kepada membantu Zein yang menjadi lumpuh akibat kecelakaan tersebut untuk tetap bersemangat menjalani hidup. Namun Allah swt memiliki rencana yang benar - benar misterius. Anak tertua Haji Saun, yang sejak kecil sangat akrab dengan keluarga Zein dan Emak, baru saja melahirkan bayinya dengan selamat. Ternyata Lifa sang putri Haji Saun, bernazar.. jika Lifa dan sang anak lahir dengan sehat dan selamat maka dia hendak memberikan hadiah kepada emak untuk menunaikan ibadah Haji tahun depan. Haji Saun, sang ayah juga memberikan ide agar Zein juga ikut serta ke tanah suci untuk beribadah Haji dan biayanya ditanggung oleh beliau.

***

Sungguh film ini menguras air mata saya semalaman. Saya terbayang - bayang wajah emak yang tulus dan ikhlas dalam keadaan sesulit apapun senantiasa membantu orang lain. Dan keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah tidur serta memiliki rencana terbaik bagi umatnya, terwujud di akhir cerita. Film ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton bersama keluarga, agar bisa sama - sama belajar makna kekayaan hati, keikhlasan dan kasih sayang yang tulus di dalam sebuah keluarga. Film ini sudah bisa didapatkan CD nya di tempat penjualan kaset dan CD di kota anda.

5 komentar:

  1. Film ini juga sukses membuat saya menangis huhu saya emang receh sih gampang tersentuh sampe menangis wkwkwk

    BalasHapus
  2. Ini termasuk serangkaian film yg mau ditonton itu ya, Yu? Mulainya dgn yg mengharukan ginih :'( Senoga setiap yg berniat ke Baitullah diijabah ya, baik si kaya maupun si miskin..

    BalasHapus
  3. Film ini slau sukses bikin mewek walau udah bbrp kali nonton..

    BalasHapus
  4. Saya juga bertanya2. Panggilan hati untuk naik haji kayak gimana yg orang2 dgn berlebih uang rasakan? Apa bedanya dgn yg panggilan hati berhaji org yg buat makan aja susah? Saya belum nonton filmnya. Film yg bagus emang film yg bikin kita jadi mikir ya, semacam refleksi. Kayaknya film Emak Ingin Naik Haji juga membawa penontonnya utk berpikir. Walo demikian endingnya bahagia. Saya lebih seneng kalau ending filmnya macam film-film dr timur tengah: sedih, mengenaskan, nelangsa, hitam. Heuheuheuheu :D

    BalasHapus
  5. Samaaa...sukses nangis, peran Reza Rahadian pecaaaaaah

    BalasHapus