Sabtu, 29 November 2014

pesan pesan yang datang menjelang desember

sebuah pesan singkat masuk di telfon genggam saya

"selamat sore mbak, kami mau membuat acara menjelang Hari AIDS. apakah mbak bisa membantu kami untuk testimonial di acara tersebut..?"

belum sempat saya balas
tidak lama
sebuah mention di twitter pun masuk

"Mbak, kalau mau mengundang mbak untuk acara HAS hubungi kemana?"

keduanya belum saya balas,
ada telfon masuk
dari nomer yang tidak saya kenal

"Haloo..dengan Mbak Ayu?"
"iya betul"
"gini mbak. saya ibu xx dari dinas kesehatan kota xx, kami hendak mengadakan acara dengan   warga di tanggal 1 desember. audiensnya lebih dari 500 orang. kami butuh narasumber untuk testimonial. apakah mbak bisa bantu?"

saya diam sejenak

"nanti saya kabari yah, saya pikirkan dulu siapa orangnya."

saya kemudian menutup telfon
lalu saya melihat jam di telfon saya, ya tuhan ini pukul 7 pagi. dan semua pesan bertubi tubi masuk di tanggal 28 November menjelang 1 Desember. saya yang kondisi kesehatannya sedang kurang baik ini memutuskan untuk kembali tidur. kepala saya sakit sekali.

***

beberapa tahun kebelakang saya tidak pernah menolak tawaran dari siapapun untuk mengisi kegiatan peringatan Hari AIDS setiap bulan Desember. mulai dari sekolah, rumah sakit, perusahaan, ataupun media cetak dan media lain seperti radio. di kesemua acara tersebut, saya hanya diminta membagi pengalaman mengenai "sejarah hidup" mengapa saya bisa terinfeksi HIV. kebanyakan dari audiens yang datang akan bersimpati pada saya, mendatangi di akhir acara dan berkata "mbak ayu sosok yang  kuat" atau "mbak saya salut pada mbak, semoga sehat selalu". wajah dan mata yang memandang saya dari ruangan demi ruangan seakan mengintimidasi, seperti menyimpan sejuta kata kata, melihat sesosok perempuan yang hidup dengan HIV di hadapan mereka. sekitar 3 tahun saya menjalani moment moment yang sama menjelang peringatan hari AIDS. saya lupa saya memiliki keluarga.


tahun ini. saya belajar untuk menolak. 
bukan saya tidak mau membagi pengalaman berharga dalam hidup. namun, saya ingin memberikan waktu saya kali ini untuk keluarga. saya akan berada di rumah untuk 1 desember. saya akan memaknai peringatan hari AIDS tahun ini, dengan meningkatkan kualitas kehadiran saya untuk keluarga. saya akan memaknai hari AIDS yang diperingati oleh seluruh umat manusia di seluruh dunia, dengan bersyukur seperti saya mensyukuri hidup saya, sehat saya, usia saya.

1 Desember merupakan peringatan secara internasional yang diadaptasi oleh banyak orang. namun setiap harinya, selayaknya, kita mengingatkan diri kita akan kesehatan yang selayaknya kita jaga. setiap harinya kita mengingatkan diri kita, akan upaya menghargai seluruh manusia tanpa melihat latar belakang kesehatannya. apakah dia hidup dengan HIV, hidup dengan penyakit kanker, apakah dia pengidap penyakit tertentu. rasa hormat dan penghargaan harus selalu diberikan kepada mereka. menghargai kehidupan, mulai dari menghargai manusia di sekeliling kita. siapapun mereka.

2 komentar:

  1. Can't agree more mba..salam kenal :)...respect for others will help us get through things..Ketika keluarga menjadi prioritas, hidup akan menjadi kenikmatan yang selalu disyukuri.. I hope you have a great day with your loved ones..

    BalasHapus
  2. ini sebenarnya sedikit sulit.
    antara tanggung jawab kepada organisasi dan instansi pekerjaan. serta komitmen kepada keluarga. tapi alhamdulilah. tahun ini pelan pelan bisa mewujudkan utk lebih memprioritaskan keluarga :)

    BalasHapus