Jumat, 02 Oktober 2015

Film 'Everest' - Kisah Memilukan Dari Sebuah Perjalanan pendakian

Sumber : Wikipedia.com
Gunung Everest merupakan Puncak tertinggi dari 7 gunung tertinggi di dunia. Terletak di Nepal, namun puncaknya berada di perbatasan antara Nepal dan Tibet. Dengan ketinggian mencapai 8,848M diatas permukaan laut. Gunung Everest dikenal dengan cuacanya yang sangat ekstrim. Pada ketinggian 8.000 Meter merupakan zona kematian dimana udara sangat tipis, sehingga para pendaki membutuhkan oksigen tambahan. Tanpa persiapan yang matang, dan prosedur keselamatan yang tepat tidak ada pendaki yang sanggup mencapai puncaknya.

Everest’ adalah film yang diadaptasi dari kejadian nyata yang sangat dikenal dengan "The 1996 Mount Everestdisaster". Dimana pada 10–11 Mei 1996, 8 orang terjebak dalam badai ekstrim saat akan kembali setelah mencapai puncak everest. Beberapa akhirnya meninggal saat mencapai puncak dan beberapa lagi meninggal saat akan kembali ke camp 4.

Sumber : Google.com
Film ini berkisah tentang perjalanan sejumlah pendaki, dan beberapa grup pendaki besar, juga terdapat beberapa pendaki tunggal yang mendaki Everest dalam kondisi badai ekstrim. Perjalanan ini dipandu oleh Mike Groom, Andy Harris/Harrold serta Rob Hall yang merupakan pemilik sebuah perusahaan adventure bernama ‘Adventure Consultant’ yang membawa 8 orang dalam perjalanan ini. Rob dan timnya dikenal sangat professional memandu para pendaki, biaya perjalanan yang ditawarkan mereka tidaklah murah. Adventure Consultant memiliki peralatan pendakian yang lengkap, prosedur pengamanan pendakian yang terjamin, Corra - tim dokter, Hellen - tim komunikasi, porter, mereka juga bekerja sama dengan pendaki local yang sangat mengenal medan bernama Ang Dorje.

Klien mereka adalah Frank Fishbeck(53) pernah 3 kali mendaki Everest, tapi baru satu kali mencapai puncak selatan pada tahun 1994, Doug Hansen(46) pernah satu kali ke everest bersama tim dari Rob hall di tahun sebelumnya, Stuart Hutchison(34) pendaki termuda dalam ekspedisi Everest tahun 1996 ini, Lou Kasischke(53) Pernah mendaki 6 puncak tertinggi lainnya, Jon Krakauer(41) Wartawan dari majalah Outside – majalah terkenal di Amerika yang menulis tentang outdoor activity, Yasuko Namba(47) perempuan tertua yang pernah mendaki 7 puncak tertinggi dunia-everest merupakan pencapaiannya melengkapi seven summit trip, John Taske(56), dan Beck Weather(49) Ahli Patologi asal Amerika ini memiliki pengalaman 10 tahun mendaki gunung tinggi dan 6 puncak tertinggi di dunia.

Rob Hall membawa tim dan Klien-nya dengan prosedur perjalanan yang dipastikan aman. Namun, alam semesta merupakan sebuah ciptaan Tuhan yang tidak pernah benar-benar dapat diprediksi meski dengan alat paling canggih. Dalam perjalanan dari camp 4 di puncak selatan, para pendaki berhasil mencapai puncak Everest. Namun karena ada persoalan teknis, seperti kelelahan, cuaca ekstrim dan beberapa kondisi menyebabkan kejadian yang tidak diharapkan. Perjalanan Beck terhenti di persimpangan antara puncak selatan dan puncak Everest, karena matanya yang mendadak tidak dapat melihat. 6 pendaki lainnya (Frank, Stuart, Lou, Krakauer, John dan Yasuko) berhasil mencapai puncak dengan susah payah dan kelelahan, sedangkan Doug berhasil mencapai puncak di luar waktu yang telah ditentukan.

Sumber : Google.com
Mike dan Harrold membawa kembali ke-6 pendaki yang lebih dulu mencapai puncak serta Beck yang mendadak mengalamai kebutaan menuju camp 4. Namun beberapa tidak berhasil karena kelelahan, kekurangan oksigen dan badai ekstrim yang menerpa. Yasuko wafat dalam perjalanan. Doug yang berhasil puncak Everest dengan limit waktu yang terbatas, didampingi oleh Rob untuk kembali ke puncak selatan. Namun dalam perjalanannya, mereka didera badai ekstrim, Doug wafat dan Rob bertahan tidak jauh dari puncak dengan kondisi tanpa oksigen tambahan. Harrold mendapat pesan dari Hellen di pusat komunikasi, untuk kembali keatas membawakan Rob tabung oksigen. Harrold berhasil mencapai Rob, namun sayangnya mereka berdua terjebak badai ekstrim dan Keduanya wafat. Mike, Frank, Stuart, Lou, Krakauer, John, Beck kembali ke pos komunikasi dengan selamat. Selain rombongan korban dari tim Adventure Consultan, terdapat korban dari pendaki lainnya yakni 3 pendaki India, 1 pemandu perusahaan perjalanan lainnya dari Amerika 'Mountain Madness', Scott Fischer. 

Sumber : Wikipedia.com
Beberapa Jurnalis yg saat itu ikut dalam pendakian mendokumentasikan detail kejadian dalam buku mereka. Buku The Climb" (1997), diterbitkan kembali dalam judul "The Climb: Tragic Ambitions on Everest". Ditulis oleh Pendaki asal Russia 'Anatoli Boukreev' saat pengalamannya bersama para pendaki di bencana everest th 1996. Buku lainnya adalah "Into Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest Disaster (1997) bestselling non-fiction book yang ditulis oleh Jon Krakauer, salah satu jurnalis ternama yg mjd salah satu dari grup pendaki th 1996 tsbt.

Sumber : Google.com
Film ini wajib ditonton. anak-anak usia sekolah boleh menonton dengan didampingi orangtua atau mereka yang lebih dewasa. Film ini sangat berdeda dengan film 5cm yg asal-asalan dalam mengilustrasikan betapa pentingnya prosedur keamanan dalam mendaki gunung.  Everest berhasil menggambarkan kepada saya, bahwa kerja sama, persiapan yang matang, informasi yang tepat, kepercayaan, komunikasi yang baik serta kerendahan hati sangat dibutuhkan  saat hendak mendaki gunung. Namun, alam semesta adalah suatu hal yang tidak dapat diprediksi, diluar kuasa manusia yang tentunya dapat berubah sesuai kehendak sang kuasa. Film ini menggambarkan kepada saya makna bersyukur, tentang kuasa Allah swt atas ciptaannya.

Nafas saya beberapa kali tertahan di tengah-tengah film yang sedang berjalan. Air mata pun tak kuasa terbendung, dan mengalir tanpa perintah. Betapa manusia, sekeras apapun usahanya.. kita hanyalah manusia, memiliki batasan. Di akhir film, hingga pagi ini saya menuliskan catatam ini di blog, Saya merasa sangat kecil. We are nothing but human. Kita seringkali sombong dan merasa dapat melakukan segalanya, sampai lupa bahwa kita cuma manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar