Sabtu, 03 Oktober 2015

Perjalanan Ke Beijing, Cina [bagian 3]

Yuuhuuuu.. alhamdulilah saya tiba di Incheon International Airport Seoul dengan selamat. Wah, ada di Korea nihh *kemudian berjoget ala ala SNSD* (yang bahkan saya tidak tahu lagunya). Transit di bandara ini tidak begitu lama, hanya satu jam. Saya bisa buang air kecil, cuci muka dan membeli beberapa snack untuk dikunyah selama masa menunggu. 

Biasanya, masa transit sering saya gunakan untuk berkeliling bandara dan melihat tempat perbelanjaan (yang biasanya saya gak pernah belanja karena harganya yang bombastis). Eit, tapi hati-hati ya. Jangan sampai kita keasikan berkeliling sampai tersesat atau (yang terburuk) sampai tertinggal pesawat. Karena tidak semua bandara memiliki kebijakan memberikan pengumuman penerbangan, contohnya Thailand yang sudah memproklamirkan dirinya sebagai silent airport. Nah, serem kan kalau kita nyasar atau (amit-amit) tertinggal pesawat karena asik jalan-jalan.

Karena waktu transit yang tidak lama, saya memutuskan untuk langsung menuju ruang tunggu yang informasinya sudah tertera di boarding pass. Sesuai dengan dugaan, saya bahkan hanya menunggu 30 menit sampai air crew staff mulai memanggil semua penumpang untuk masuk kedalam pesawat. Kembali memasuki pesawat Korean Air dengan hati riang, karena sebentar lagi saya akan tiba di Beijing. Waktu menunjukan pukul 5 sore waktu Seoul, Saya sudah mulai mengantuk lagi.

'Prepare for landing..'
Terdengar suara bapak pilot dengan aksen Inggris yang ke-Korea-an. Saya langsung menegakan sandaran kursi, melipat meja, membuka penutup jendela dan menggunakan sabuk pengaman. Hahaha, lucu ya.. sampai hafal di luar kepala tentang beberapa prosedur keselamatan penerbangan. Itu semua dapat dengan inisiatif kita lakukan, supaya memudahkan kerja para petugas di pesawat. Jadi orang yang bertanggung jawab untuk diri sendiri sangat menguntungkan lho. Tidak lama kemudian terasa pesawat mulai turun dari ketinggian. Saya dapat melihat Beijing dengan jelas pada malam hari. Waktu menujukan pukul 8 malam waktu Beijing, perbedaan waktu satu jam dengan Jakarta.

Saat ini kondisi saya sudah sangat lelah, setelah 4 jam perjalanan darat dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta. Dilanjutkan 8 jam perjalanan udara. its 12 Hours already. Sekarang saya hanya ingin segera sampai di hotel, mandi, shalat dan tidur. Tapi, perjuangannya belum selesai. Saya masih harus berfikir keras bagaimana cara berbicara dengan petugas di bandara, supaya saya bisa dapat taksi yang aman. Meskipun sebelumnya, alamat hotel tempat saya menginap sudah saya cetak dalam bahasa Cina (yang harusnya bisa dipahami oleh mereka). Setelah melalui proses imigrasi check, saya melangkah lunglai keluar. Lalu saya mulai bingung. Ada 2 tempat, yang pertama, antrian panjang yaksi, dengan warna taksi berbeda-beda. Antriannya sangat panjang, dan waktu terus berjalan, saya takut tiba di hotel kemalaman. Sehingga saya memutuskan untuk ke sebuah counter bertuliskan taksi.

Sumber : Google.com
Asumsi saya (belajar dari pengalaman di Soekarno Hatta), di bagian ini taksi-nya pasti resmi dan jelas. Lalu saya diminta mengisi form (hmm, saya pikir ini bagian dari prosedur, karena ini taksi resmi) dan menandatangani dokumen. Lalu kemudian laki-laki di counter tersebut menyebutkan "two hundred yuan.." saya terdiam berfikir, lalu menghitung..dan.. WHATTT?? apaan nih, naik taksi kok mahal banget. 500ribuan? kenapa kok kayak waktu saya ke Helsinki ya. Ini kayanya ada yang gak beres deh. Tapi karena saya terlalu lelah untuk berdebat tentang mahalnya harga taksi ini. Saya pasrah saja mengikuti supir yang berbaik hati membawakan koper saya.

Lalu perasaan saya yang tidak enak tadi makin menjadi setelah melihat, bahwa itu bukanlah taksi. Melainkan penyewaan mobil. Saya kemudian terduduk lemas di dalam kendaraan tersebut. Sepanjang jalan saya berdoa supaya tidak diculik, karena saya mulai berburuk sangka sekaligus paranoid. Waktu sudah menunjukan pukul 9.30, saat mobil tersebut membawa saya melesat cepat melalui jalan tol yang lengang. Tips buat yang akan ke Beijing, tiba di Beijing Capitol Airport, butuh taksi? masuk saja ke antrian taksi yang panjang itu. Ternyata, itulah taksi yang menggunakan argo. Alhamdulilah, saya tiba d Kempinski Lufthansa Hotel dengan selamat. Alhamdulilaahhh ya Allah.. saya bersyukur tidak diculik. Meski sedikit geregetan, karena dibohongin. Dan, Maaf  lagi lagi maaf yaa.. baru sampai di Beijing tulisannya udah soal dibohongin. Semoga teman-teman yang membaca tulisan ini bisa belajar dari kebodohan mbakyu ini. hihihi.. 

1 komentar:

  1. Aku juga pernah mbaa. Tapi di Juanda. Kesel banget tapi mau bagaimana lagi ><

    BalasHapus