Selasa, 19 Agustus 2014

Meja Untuk Rifa

Ilustrasi Meja Belajar yang kami berikan untuk Rifa
Sudah 2 bulan saya dan putri saya Malika pindah ke Bandung mengikuti suami yang berdomisili disana. Saya ingat betul saat di awal kami memutuskan untuk pidah ke bandung, rasanya tidak mudah. karena kami akan meninggalkan banyak hal yang sudah terbiasa kami jalani, dan akan menghadapi hal hal yang baru di depan. Namun, saya yang terbiasa menyukai hal hal yang baru, terus terang sangat bersemangat dalam proses awal kepindahan kami. dengan semangat saya mencari kardus kardus berukuran besar dan mulai mengemas barang barang milik saya dan Malika.

Barang barang dipisahkan menjadi beberapa bagian. ada buku buku kesayangan kami yang jumlahnya hampir memenuhi 2 kardus besar. kami juga memisahkan barang lain seperti pakaian dan aksesoris dan barang barang penting lainnya. barang yang kami bawa tentu saja tidak sedikit. kami juga membawa sepeda, lemari baju dan banyak sekali mainan milik Malika.


Saat saya mengemas mainan dan boneka milik malika, mata saya tertuju pada sebuah meja belajar berwarna pink milik Malika. Saya teringat meja tersebut saya beli dengan jerih payah hasil keringat saya bekerja siang dan malam. Saya ingat sebagai hadiah ulangtahunnya yang ke 6, saya membelikannya sebuah sepeda lipat dan sebuah meja belajar. Meja belajar itu harganya lumayan bagi saya sayang saat itu merupakan orangtua tunggal, empat ratus lima puluh ribu rupiah. saya juga ingat wajah malika saat meja tersebut sampai dan di setting dirumah ibu saya.

Tapi kali ini saya malah bingung. karena, di rumah kami nanti di Bandungm ada beberapa barang peninggalan kakek dan nenek dari suami saya. seperti dipan untuk kasur besar dan kasur anak, juga beberapa lemari buku dan tentunya meja belajar. Bahannya Jati, tentu kokoh dan sangat baik. hanya perlu dibersihkan sedikit dan diberi cairan pelicin agar kembali mengkilap. lalu bagaimana dengan meja pink tersebut. sungguh tidak akan ada tempat kalau kami memaksa membawanya kerumah kami di bandung. tapi sungguh mubazir jika ditinggal di rumah ibu saya.

lalu saya putuskan untuk bertanya langsung pada Malika. 
Saya : "Nak, Meja belajar kamu, kita apakan ya.. kan gak akan kita bawa ke Bandung.."
Malika : "Boleh gak mi, aku kasih Rifa meja-nya?"

Jujur saya sungguh terkejut mendengar jawabannya. Rifa adalah teman sekelas Malika saat masih tinggal di Pamulang dan bersekolah di SD Pondok Benda 6, Pamulang. Rifa merupakan siswi berprestasi. sejak masuk kelas 1 SD, Rifa selalu ranking 1 hingga kenaikan kelas 2. Saya cukup terkejut saat mendengar keluarga Rifa adalah keluarga tidak mampu.

"Iya mi, Rifa kan rumahnya kecil banget. rumah kontrakan, besarnya aja seluas ruang tamu kita.."

Begitu Mendengar jawaban malika mengenai kemana meja belajar tersebut akan pergi. Rifa lah yang akan merawat meja tersebut. Seminggu kemudian setelah keputusan itu dibuat, saat saya sedang ada urusan, sekembalinya ke rumah, ibu saya bilang bahwa meja tersebut sudah diambil oleh Ayah Rifa. Bagaimana ceritanya ma? tanya saya.. Mama saya bilang, dia bersama malika, datang kerumah Rifa, hendak menyampaikan perihal pemberian meja belajar yang masih layak pakai tersebut. Ibu Rifa senang sekali. lalu Rifa dan kakaknya datang bersama ibu saya kerumah. dan Rifa sungguh terkejut, dia pikir meja belajarnya, seperti meja gambar yang bentuknya kecil, namun ternyata meja belajar dengan lemari pakaian di sisi kirinya. lalu kemudian Rifa kembali lagi kerumahnya, dan bersama  ayahnya Rifa datang membawa gerobak untuk mengangkut meja tersebut. hati saya tersentuh mendengar cerita mama.

Betapa beruntungnya Malika, saya masih diberi kesempatan untuk mendapatkan rejeki yang walaupun tidak banyak, namun cukup untuk menghidupi Malika dan keluarga kecil kami. semoga Rifa dapat semakin menikmati masa belajarnya dengan meja pemberianmu ya malika. semoga kebiasaan memberi menjadi budaya dalam setiap sendi kehidupanmu, anakku sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar