Selasa, 26 Mei 2015

30 Hari Pertama Pengobatan Lini 2 #Day17

Are You Happy With Your Life?
Catatan 24 Mei 2015

sumber gambar : google.com
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahagia memiliki makna, berikut ini :

bahagia/ba·ha·gia/ 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- krn dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga;

berbahagia/ber·ba·ha·gia/ a 1 dl keadaan bahagia; bahagia; 2 v menikmati kebahagiaan; bahagia;

membahagiakan/mem·ba·ha·gi·a·kan/ v 1 menjadikan (membuat) bahagia: ia berusaha keras - keluarganya; 2 mendatangkan rasa bahagia: kehadirannya sangat - keluarganya;

kebahagiaan/ke·ba·ha·gi·a·an/ n kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); keberuntungan; kemujuran yg bersifat lahir batin: kehadiran bayi itu mendatangkan - dl rumah tangganya; saling pengertian antara suami dan istri akan membawa - dl rumah tangganya
Nah dalam tulisan saya hari ini saya mempertanyaan definisi kebahagiaan versi diri saya. Jadi ini seperti percakapan antara ayu dan ayu KW 2 hehehe.. maksudnya diri saya sendiri. Sejak kecil, saya selalu merasa bahagia jika mama dan papa saya membelikan hadiah hadiah, atau saat hendak memasuki tahun ajaran baru, karena kami akan berbelanja kebutuhan sekolah, saya juga berbahagia saat diajak jalan jalan oleh kedua orangtua saya, menonton doraemon dan sailormoon juga membuat saya bahagia, makan makanan kesukaan membuat saya bahagia, saat hujan datang saya bahagia karena bisa main hujan hujanan, dan saat panas terik saya bahagia karena bisa bermain petak umpet dengan teman teman di lapangan. Wah, enak ya jadi anak anak, saat itu saya merasakan seluruh hidup saya adalah kebahagiaan. Seiring berjalannya waktu, tubuh semakin bertumbuh, usia pun begitu, menginjak masa masa remaja, masuk ke bangku sekolah menengah pertama dan atas definisi kebahagiaan mulai bergeser.

Saya menjadi anak yang tidak konsumtif seperti saat saya kecil dulu. Saya mulai prihatin, dan jarang sekali minta ini itu. Saya tidak akan minta hadiah hadiah seperti saat saya masih TK dan SD. Saya juga akan makan apapun yang ibu saya masak, tanpa mengeluh. Saya cenderung kesal saat panas terik, karena itu artinya kulit saya akan menghitam saat harus pulang sekolah, dan saat hujan turun, saya bisa merengut, karena saya gak akan bisa kemana mana. Kebahagiaan di masa saya SMP dan SMA adalah menulis, ya saya mulai menulis di buku harian yang keren disebut diary. Saya bisa menghabiskan berjam jam di kamar untuk mendengarkan suara penyiar radio favorit saya di channel radionya, sambil membaca buku, majalah lalu menulis. Saya juga tidak mengerti kenapa, tapi saya  tetap bahagia dengan hal hal sederhana, bahagia dengan cara cara yang berbeda. Kebahagiaan yang juga saya rasakan di fase ini adalah, saat mulai menyukai seseorang. Ya, seperti ada sayap yang menggelitik tengkuk dan membuatmu senyum setiap saat, kalau bertemu dengan gebetan atau idolamu pada masa itu.

Hari, ini 28 tahun sesudah segala macam jenis kebahagiaan saya lalui. Apakah sata masih berbahagia dengan kehidupan saya yang sekarang? Yup, saya bahagia. Saya bahagia dengan apa yang saya miliki saat ini. Saya bahagia, melalui rasa syukur. Tanpa rasa syukur, mungkin saya akan menjadi pribadi anti kebahagiaan. 6 tahun sudah saya hidup dengan HIV, mengkonsumsi obat setiap hari, dan akan berlanjut hingga akhir hayat saya, memasuki hari ke 17 dengan pengobatan lini ke dua, menghadapi ketakutan dan tantangan akan stigma dan diskriminasi dari keluarga atau masyarakat. Masihkah saya bahagia? -tanya saya pada diri sendiri- tentu tidak. Saya tidak bisa bilang saya bahagia dengan kondisi kondisi sulit dan rumit tersebut. Namun saya bersyukur, bahwa dengan segala hal yang (mungkin) jika dialami kebanyakan orang, mereka akan memilih mengakhiri hidupnya, -- saya bersyukur karena Tuhan masih memberikan saya kekuatan. kekuatan untuk menghadapi ini semua. Sehingga rasa syukur tersebut membahagiakan kehidupan saya.

sumber gambar : google.com


setiap pagi saat terbangun, saya bersyukur karena masih bisa bertemu hari ini sekali lagi. Mensyukurinya dengan menunaikan ibadah shalat subuh, mensyukurinya dengan mengurus anak yang hendak berangkat sekolah, mensyukurinya dengan minum obat tepat waktu dan masak masakan kesukaan agar tubuh lebih sehat. Ya, hari ini saya mengizinkan diri saya untuk menerima kebahagiaan kebahagiaan tersebut dengan segala hal yang ada di sekeliling. Berbahagialah juga kalian, karena mendapat kesempatan untuk saling mengenal dengan sesama manusia. Karena kita tidak dapat hidup sendiria, kita membutuhkan mereka, kita membutuhkan orang lain, walaupun kita sangat berseberangan dengan orang tersebut, walau keyakinan kita berbeda. Berbahagialah. Karena hari esok mungkin tidak ada, jadi bahagiakanlah dirimu, dan jadikan rasa bahagiamu menjadi manfaat bagi orang lain. Lakukan yang terbaik hari ini dengan perasaan bahagia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar