Sabtu, 15 Agustus 2015

Ayu Oktariani - at Youth Booklet #2 UNFPA Indonesia

UNFPA Indonesia Youth Booklet #2 in My hand
Apa yang sudah kita lakukan selama ini dalam hidup? Begitu sering pertanyaan tersebut muncul dalam benak kecil saya. Apakah saya sudah melakukan hal yang benar-benar bermanfaat bagi diri saya sendiri, dan orang di sekitar saya. I was think, yes i do something. tapi pertanyaannya.. apakah kemudian hal tersebut benar telah dirasakan manfaatnya oleh banyaka orang. Bukan hanya 'saya' yang merasa, ah saya udah ngelakuin sesuatu kok, tanpa berefleksi kembali, apakah yang kita lakukan sudah benar, dan sudah menciptakan sebuah kebaikan atau bahkan perubahan. I still questioning that in my mind. Hingga suatu hari, Anggraini Sariastuti yang kemudian saya tahu akrab dipanggil Ange ini, mengirimkan email kepada saya. Ange adalah UNFPA's Youth Advisory Panel di Indonesia.

Kira-kira begini isi email dari Ange :
"Hi, my name is Ange. I am from UNFPA’s Youth Advisory Panel. I have been appointed by the UNFPA, one of UN's organisations, to develop a youth booklet highlighting the profiles of youth leaders in different industries to encourage the government to invest more in young people. The first booklet has been produced last year http://bit.ly/1BGdBjg  Having observed your career & achievements, I am interested to interview you and feature your profile as one of Indonesia's youth leaders. The booklet is going to be launched and distributed (for free) in UNFPA's Youth Event in the future. If you don't mind being featured, I would like to interview you through e-mail."

at that point, saya merasa sangat senang dan bangga, karena saya merasa mendapatkan sebuah apresiasi dari sebuah lembaga internasional yang memiliki fokus pada isu kependudukan, yang juga memiliki basis di Indonesia. Saya tidak membayangkan, apa yang harus diceritakan dalam booklet tersebut. Tapi berkat arahan dari UNFPA Indonesia team, saya sangat puas dengan hasilnya. Saya berharap, booklet tersebut dapat memberi manfaat kepada lebih banyak masyarakat 

Singkat cerita, melalui korespondensi dan percakapan melalui email sejak bulan Mei 2015 lalu, Youth booklet milik UNFPA ini akhirnya selesai dan resmi di launching pada UNFPA Indonesia Youth International Day Event yang diadakan di @america - Pasific Place Jum'at 14 Agustus kemarin. Walau sedang kurang fit, saya menyempatkan untuk hadir. Saya ingin sekali bertemu dengan 31 orang muda lainnya yang juga profile nya dicatat dalam buku milik UNFPA ini dan juga mengikuti proses talkshow yang menjadi bagian dari acara semalam. 

pake baju merah ditengah-tengah sebagian orang-orang keren
Robert Blake, US Ambassador opening remark
Youth Civic Engagement talkshow
Jose Ferraris, UNFPA representative Indonesia

Harapan saya diluar expektasi. Bukan hanya mereka yang saya sebutkan tadi, yang saya ingin temui. Saya dapat berpapasan langsung dengan Duta besar Amerika Serikat, Robert Blake yang tinggi badannya dua kali tubuh saya yang mungil ini. Selain Robert Blake, hadir pula Jose Ferraris, UNFPA Representative di Indonesia, Cho Kah Sin UNAIDS Country Director di Indonesia dan beberapa perwakilan dari Kementrian Pemuda dan Olahraga republik Indonesia. 


Bicara tentang buku, Dalam Youth Booklet milik UNFPA kedua, yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Pemuda International ini, ada 32 Orang inspiratif yang terbagi dalam 3 kategori. cerita dan pengalaman mereka, yang bukan hanya berhasil membuat sesuatu yang inspiratif namun juga dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Coba Mana foto mbakyu oktariani?


Environmental Sustainability
- Adeline Tiffanie Suwana (Environmental Activist)
- Andika Putraditama (Research Analyst)
- Dayu Prastini Hatmanti (TV Host, Save Shark Activist)
- Ghulam Najmudin (Indie Musician, Student)
- Gita Sjahrani ( Environmental Specialist)
- Infra Ranisetya (Social Entrepreneurship Enthusiast)
- Lidwina Marcella (Communications Practioners)
- Mizan Bustanul Fuady (Young Scholar)
- Rahyang Nusantara (Environmental Activist)
- Vania Santoso (Green Entrepreneur)

Entrepreneurship
- Dea Valencia (Social Entrepreneur)
- Dimas Ramadhani (Computer Science Student & IT Entrepreneur)
- Dinni Hajarrahmah (Social Entrepreneur)
- Fiona Ekaristi Putri (Tourism Promoter and lecturer)
- Gigih Rezki (Techno-Preneur)
- Gloria Marcella (Techno-Preneur)
- Hijrah Saputra (Entrepreneur and Graphic Designer)
- Keinesasih Hapsari (Comic Writer)
- Khaira Al Hafi (Social Innovator)
- Vidi Aldiano (Singer and Entrepreneur)
- Wisnu Aryo Setio (Entrepreneus and Management Student)


Community Empowerment
-  Afra Suci Romadhon (Social Activist and Researcher)
- Alfrado raymond (Youth Activist)
- Mudy Ayunda (Musician Actress)
- Ayu Oktariani (HIV AIDS Activist) <--- its me, its me :)
- Dirgayuza Setiawan (Youth Politician)
- Fitria Sari (Community Development Activist)
- Irine Yusiana (Youth Lawmaker)
- Johan Piter (Peer Couselor and TV Personality)
- Moudy febriyanti (Social Activist)
- Muhammad Ami (Youth Activist, Law Student)
- Rifky Husain (Film Maker)

Kenapa saya Happy banget bisa involve di Youth Booklet ini? tentu Happy dong. people need to appreciate them self, and do something more. Buat saya, buku ini tentu akan disebarkan dan dibaca oleh banyak orang, nantinya UNFPA juga akan memiliki yang versi online, sehingga akan lebih mudah lagi untuk dibaca oleh mereka yang gak bisa dapaet copy buku ini. Saya sangat berharap, semangat tiap orang yang ada di buku ini bisa diterima oleh lebih banyak anak muda, bukan hanya semangatnya juga.. tapi apa yang dilakukan dapat juga dilakukan. Semua orang bisa melakukan hal hebat, termasuk saya walau hidup dengan HIV. Maka sahabat-sahabat saya yang hidup dengan HIV juga bisa menjadi apapun yang mereka mau. jangan merasa kecil hanya karena HIV ada di dalam tubuh kita. Merasa kecil lah di hadapan sang pencipta, namun berdiri tegaklah di muka bumi, dan lakukan perubahan mulai dari menjadi dirimu sendiri.

Nah, buat yang gak sempat datang ke acara malam tadi, bisa lihat di link ini nih Video Acara UNFPA International Youth Day

Sekilas isi dari part tentang saya (NARSIS BANGET YA --biarin) 
di UNFPA Youth Booklet #2 hal. 101 - 104.

Sometime in 2009, confusion engulfed Ayu Oktariani (28) when she found herself to be HIV positive. However, the mother of one refused to feel sorry for herself, and has since relentlessly support others living with HIV&AIDS through a number of activism efforts.

Foto Nyengir Andalan digunakan sebagai profile picture sehalaman penuh!
"I was obviously surprised, but I didn't get depressed. Instead, I was rather puzzled about it and wondered what I should do." recounts Ayu, who got HIV from her late husband, an injecting drug user. Despite the surrounding stigmas and discrimination, she managed to pull herself together and started her activism by giving peer support for fellow activism by giving peer support for fellow people with HIV&AIDS.

Ini isinya bukan curhat, tapi (alhamdulilah) soal semangat!
The state of her health does not stop her efforts to make her life useful. She later engages with communities and initiates changes for the lives of people living with HIV&AIDS, who have given her strength and inspirations to survive and thrive. Moreover, she is compelled to help them to be more informed, because she wants to extends the feeling of being surrounded by support and kindred spirit.

Since 2011 until present, Ayu joined the board of the association of Indonesia Positive Women Network (IPPI), currently she is also a board member of Youth LEAD, Asia Pasific network of young key affected population, and has been working as public campaign officer for Indonesia AIDS Coalition for the past two years.

All in all, it seems that, for Ayu, many things can only get better. Everyone she met became a her teacher, and every place she went to was a place to learn. from every up and down that rewards her with humbling experiences, she learns to be unselfish, about the importance of diversity and equality, and how the challenge in life must be overcome through making changes. She is also committed in polishing her writing skills, so that she can help more people living.

-----
Ya, sayangnya booklet 138 halaman ini berbahasa inggris, not so indonesia friendly ya.. mudah2an UNFPA bisa bikin yang versi bahasa Indonesia supaya bisa dinikmati oleh lebih banyak pemuda indonesia di Pelosok dan menginspirasi mereka. Anggaplah ini langkah awal, dan proses berjuang yang tidak boleh terus berhenti. Saya pun sampai hari ini masih terus berjuang buat kesehatan. Kalian mau berjuang sama-sama saya gak? Yuk!

1 komentar:

  1. Halo Mbak Ayu, nice posting, sepertinya kita pernah ketemu pas MDGs Award 2013,kamu semangat terus ya. Salam dari Sabang, Aceh :)

    BalasHapus