Sabtu, 09 Mei 2015

30 Hari Pertama Pengobatan Lini 2 #Day2

sumber : google.com
Kalau ada yang kepo, Selow Aja!
Catatan 9 Mei 2015

Ada beberapa yang bertanya kepada saya, setelah kemarin seharian memposting cerita cerita dan status tentang penggantian regimen obat ARV, di akun facebook saya. Pertanyaan beragam mulai dari yang paling sederhana, yakni menanyakan sakit apakah gerangan saya? hingga bertanya, kenapa saya kemudian bisa terinfeksi HIV. Kebanyakan saya tidak menjelaskan panjang lebar, it takes time to explain those answer, and also.. i still need to face if the person would give unpredictable reaction. biasanya saya hanya akan meminta mereka membaca tulisan tulisan di blog saya. Yang menarik adalah, sejak tahun 2009 mengetahui terdapat virus HIV di dalam tubuh. Kebanyakan teman tidak lantas lari tunggang langgang meninggalkan saya. Kebanyakan hanya butuh waktu untuk mencerna, bagaimana virus HIV bisa menular, bagaimana pencegahan HIV, bagaimana orang dengan HIV dapat terus sehat dan beraktifitas normal layaknya masyarakat lain yang tidak memiliki HIV dalam tubuh. Selain meminta mereka mengeksplorasi isi blog saya, saya juga minta mereka untuk mampir dan lihat lihat informasi yang disuguhkan oleh ODHA Berhak Sehat

Read previous story in this link

So, bagaimana kabar hari ini dear Ayu? Alhamdulilah everything is super fine. Walau ada hal hal baru setelah 24 jam mengkonsumsi obat tersebut. Rasanya saya masih dapat beraktifitas normal tanpa terganggu oleh efek samping yang memang jelas mulai terasa. Seperti Sakit kepala hebat (tapi alhamdulilah saya bisa bertahan tanpa harus mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit kepala), mual mual, serta BAB berbentuk cair. Sedikit demam, dan meriang karena (mungkin) penyesuaian obat dalam darah yang sedang berlangsung. Saya memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Tetap melakukan aktifitas, mencuci dan merapihkan rumah, mengurus anak, mengantarkannya les renang, hingga melakukan hal yang suka seperti membaca, dan menulis di Blog. Alhamdulilah everything is Fine. Semoga hal ini akan terus berlanjut hingga seterusnya.

back to first paragraph. mengenai pertanyaan pertanyaan yang datang silih berganti dari banyak orang setiap harinya. dan tentunya hal ini pasti juga dirasakan oleh sahabat sahabat ODHA saya yang lainnya. Pertanyaan saat melihat kita minum obat, "lho, minum obat apa sih?" "kamu sakit apa, kok harus minum obat?" atau "kenapa kok sering banget ke Rumah sakit setiap bulan?". Kalau boleh jujur, sampai hari ini memang rasanya tidak pernah mudah untuk mengungkapkan status HIV kita ke banyak orang, ada yang masih sungkan untuk bercerita kepada keluarga, teman satu kampus, atau teman teman di kantor, bahkan lingkungan tempat bergaul baik di dunia nyata dan maya kerap kali mempertanyakan hal tersebut. Dan banyak dari teman ODHA yang memilih untuk mengelak, tidak bercerita, diam, kabur, atau seperti saya, memilih untuk jujur pada beberapa orang. Saya gak bilang pilihan pilihan tersebut salah. Tentunya harus kembali kepada diri masing masing. Apakah memilih untuk terbuka, atau menyimpannya untuk tidak menjadi konsumsi masyarakat umum.

Kalau ditanya pada saya, ya itu, jawabannya saya akan memilah kepada siapa saya akan bicara dan bercerita. Saya juga akan memilah dari mana saya harus bercerita, dan membagi informasi ini. itu juga sebetulnya dapat mulai dilakukan oleh teman teman lainnya yang juga hidup dengan HIV. Tantangan yang masih menghinggapi kami yang hidup dengan HIV adalah persoalan stigma dan diskriminasi yang masih sangat kental. Sehingga, boro boro mau cerita soal status HIV kita, ngomongin HIV aja, banyak yang males dengarnya, dianggap tabu lah, jijik lah, atau yang paling sering saya dengar, mereka merasa itu bukan urusan gue.

Yang paling mengerikan saat  menceritakan mengenai status HIV adalah penolakan. itu yang lantas terjadi, saat banyak sekolah menolak anak dengan HIV atau anak dari orangtua yang HIV untuk bersekolah di sebuah instansi pendidikan. Atau yang tidak kalah menyedihkan, saat kemudian, HIV menjadi alasan sebuah perusahaan memecat atau tidak menerima kita untuk bekerja disana. Padahal, jangan salah lho.. orang dengan HIV sama dengan masyarakat lainnya. HIV tidak mudah menular melalui kontak sosial. Banyak lho orang dengan HIV yang berprestasi dan membanggakan, beraktifitas dan berprestasi sama seperti orang kebanyakan. Sebut saja, Atlit Gymanstic Ji Wallace, dan mantan pemain basket NBA Magic Jhonson yang mana tahun ini merupakan tahun ke-24 nya hidup dengan virus HIV dalam tubuh. They do care with them self, they do care with their family. sayangnya, mereka memiliki HIV dalam tubuhnya. mereka harus ekstra menjaga kesehatan, karena kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada orang lainnya.


Hal yang sama saya rasakan. Setelah hidup dengan HIV, ada fase dimana saya merasa tidak memiliki siapapun dalam hidup kecuali kedua orangtua saya. Atau sahabat sahabat terdekat yang tetap ada bersama kita apapun yang terjadi. Fase lainnya adalah fase dimana kita harus mengalami sakit akibat infeksi penyerta yang mengambil kesempatan saat kekebalan tubuh menjadi lemah karena virus HIV. Dan tentunya fase tersebut, perlahan namun pasti dapat di lalui dan membuat saya kembali ke kehidupan seperti sedia kala. Saya yang gemar berolahraga, saya yang gemar membaca dan menulis, saya yang tidak sungkan bergaul dengan komunitas blogger serta teman teman sepermainan. its normally same, gak ada yang beda antara saya, kamu dan mereka yang memiliki virus HIV dalam tubuh. Yang bikin beda ya cuma virus aja, kita punya kekebalan tubuh lebih lemah daripada lu orang.


Tantangan dan konflik dalam kehidupan sudah pasti ada. itu yang harus kita terima saat hidup dengan HIV. jangan lantas menjadi pribadi yang gemar menyalahkan atau menyebar kebencian, saat faktanya HIV masih menjadi penyakit yang sulit diterima di masyarakat, seperti orang orang memandang mereka yang memiliki sakit diabetes melitus, jantung, kanker. Semua pasti menghubungkan HIV dengan urusan Moral. Tapi saya, saya memilih untuk tetap melanjutkan kehidupan dan mengabaikan gangguan gangguan yang hanya akan membuat sakit panca indera saya. I'm continue to treat my self as well, Saya fokus dengan pekerjaan saya sebagai pemberi informasi bersama ODHA Berhak Sehat, saya juga mencintai diri saya dengan melakukan kegemaran menulis dan membaca, dan tentunya saya tidak lupa pada mereka yang telah berjasa, dan setia menyayangi mencintai saya dengan segala kekurangan yang ada dalam diri.  Its been 6 years now, dan saya masih diberi gift berupa kehidupan yang sangat indah, diberi kesempatan menghirup udara bandung yang sejuk. lalu, lantas nikmat mana yang saya harus tidak syukuri dalam hidup?

YOU CAN DO IT, AYU! 
Keep the Spirit :)

6 komentar:

  1. Hugh Ayu. Kalau Magic Johnson bisa bertahan lama, i believe you can do more, Ayu.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. peluukk, insyaallah bisaaa. terima kasih mbak dewi :)

      Hapus
  3. selalu ngikutin cerita di blogmu ini mba :) Baca ini, bner2 bisa bangkitin semangatku kalo lg down.. malah terkadang jadi malu..aku yg sehat kok ga bisa semangat seperti mba kalo lg ada masalah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak fanny, ini cuma casingnya aja yg kelihatan tegar. hehehe.. ada juga kok saat saat down yang bikin ngapa-ngapain jadi ga mood. tapi belajar untuk terus happy bisa jadi obat mujarab setiap persoalan hidup.. :))) terima kasih ya sudah ngikutin ceritaku, semoga bermanfaat :))

      Hapus