Minggu, 08 Mei 2016

Tentang Imajinasi dan Barisan Mimpi (26-365)

"Nduk, kamu mau jadi kalau sudah besar nanti?" Tanya kakekku di perjalanan pulang kami dari bepergian.

"hmmm... Kalau sudah besar, aku mau jadi Arsitek kayak bapak!" Jawabku tegas.

Ya, aku ingin sekali tumbuh seperti Bapak (panggilanku pada kakek) dan papa-ku, karena keduanya merupakan kontraktor bangungan yang kerjaannya membangun 'apapun'. 

Rasanya, tidak ada yang tidak bisa mereka buat dengan kedua tangan ajaib mereka. Sejak kecil aku melihat keduanya sangat passionate untuk apapun yang berhubungan dengan konstrikusi bangunan. So, I Imagine, when I grow up, i will build my own home.. my own castelle and make my own happiness. Lalu, apakah sudah terwujud? almost. Half way sih, karena kan hidup terus berjalan yaaaa.. jadi semua mimpi-mimpi serta cita saya, terus berkembang dan berkembang. Maka halaman ini, saya dedikasikan untuk imajinasi dan mimpi-mimpi saya. Please enjoy! :)

ps. anda direkomendasikan membaca tulisan ini sambil mendengarkan Lagu dari Gabriell Aplin berjudul Salvation, Original Soundtrack nya La petite Prince. Here is the Youtube link atau Equation dari Camille, ini link Youtube-nya ya!

***

Jadi yuuuu, Apakah sekarang kamu sudah jadi Arsitek? (pertanyaan ini merujuk pada cita-cita masa kecil yang saya kemukakan diatas), dan jawabannya enggak, hehehehehe. Boro-boro jadi arsitek, kelar kuliah aja enggak!!! Hahahaha.. Dan keinginan menjadi arsitek itu berubah seiring berjalannya waktu. Ada masa kemudian saya ingin menjadi koki, karena terlalu sering menyaksikan acara televisi yang dipandu oleh Rudi Chaerudin yang fenomenal. Lalu saya sempat ingin menjadi pembawa berita, setelah melihat Desi Anwar dan bertemu dengan sosoknya secara langsung di suatu kesempatan saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Setelah SMP, saya ingin malahan ingin menjadi penyiar radio karena keranjingan mendengar siaran penyiar-penyiar di Radio SK yang sekarang udah ga ada itu.


Lalu, apakah profesi saya sekarang? well, ummm I am a .. mmm.. mother, wife and friends. Itu Profesi bukan? Hahahaha. Nop, saya sekarang aktif mengkampanyekan isue HIV untuk perempuan dan masyarakat Indonesia secara luas. Well, you may said i am an activist, or anything lah.. bebasin aja. Loh kok jauh banget dari semua cita-citanya? Arsitek, penyiar, pembaca berita dan koki. Kalem weh, da saya mah orang yang bebas. 

Saya gak pernah membatasi diri saya akan apapun sejak kecil. Kata ibu bapak saya sih, dari kecil agak rebel. I am free, saya gak bisa dikasih aturan. If there is any rules, i will brake it. Keseringan ngecewain kedua orangtua sih kayanya jadinya, But.. trust me.. I am not. Saya gak pernah merasa mengecewakan keduanya, saya hanya memilih jalan yang saya yakini dan tentunya kedua orangtua ingin saya bahagia kah?

***

Kenapa semua mimpi saya begeser begitu jauh, hingga di usia yang menjelang 30 tahun ini, bahkan kesemuanya tidak tercapai. Imajinasi dan Barisan Mimpi lah yang paling berkontribusi. Tumpukan buku cerita, film-film dan dongeng yang sering saya dengarkan, membuat saya ingin bebas dan tidak ingin terkunkung oleh ruang dan waktu. Potret masa kecil yang membahagiakan muncul satu  persatu di visualisasi kepala saya setiap saat.

Saya ingat betul, Pertama kali mengendarai sepeda roda tiga, lalu jatuh ke selokan, kening saya berdarah dan pipi saya terkena kotoran ayam yang baunya gak karuan. Saya menangis kencang, sembari berjalan diantar oleh warga setempat hingga ke depan pagar rumah. Pembantu rumah tangga kami berteriak memarahi saya karena pakaian saya kotor dan bau, lalu saya disemprot dengan menggunakan selang di pekarangan rumah. 

But I am not regret at all.. saya bangga pernah jatuh dan kena tai kotok. Karena saya kemudian bisa terbang menggunakan benda bernama sepeda, saya tidak perlu menggunakan kedua kaki saya untuk perjalanan yang jauh. Saya dapat merasakan sensasi angin yang menghembus melewati kedua pipi dan membuat bibir saya kering jika terlalu kencang. Saya bisa menerobos hujan tanpa permisi, dan merasakan basah hingga keseluruh tubuh tapi tidak di kamar mandi saat sedang mandi. Saya gak peduli ayah dan ibu saya marah, saya gak peduli orang-orang mengkhawatirkan saya. Yang saya rasakan adalah bahagia. Kebahagiaan yang mungkin tidak dimiliki oleh kedua orangtua saya yang telah melahirkan dan membesarkan saya.

Kini, setelah puluhan tahun berlalu, saya berusaha melahirkan senasi itu kembali. Saya tidak menuntut diri saya terlalu banyak. Saya tidak ingin kehilangan kebahagian-kebahagian serta imajinasi dan mimpi-mimpi saya. Saya memunculkan kembali kepingan gambar yang telah lama hilang tersebut dalam setiap adegan di kehidupan saya. Musik, film dan buku bacaan, menjadi bumbu yang sangat pas dalam racikan kehidupan saya. Membuat saya tetap waras, dan menjadi diri saya yang menyukai kebebasan serta kebahagiaan tanpa batas.

"I never regret anything, Never regret yesterday. 
Life is in you today and you make your tomorrow".

Even now, setelah 7 tahun hidup dengan HIV dalam diri saya. I never regret anything, Never regret yesterday. Life is in you today and you make your tomorrow. Sama seperti saat saya jatuh di selokan, berdarah, dan terkena kotoran ayam. Now, I can ride a bicycle, even a motorcycle. Saya sudah tidak mau menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi dalam hidup saya saat ini. Meskipun ada begitu banyak proses pembelajaraan yang saya lewati, its all worth for me. Now I know how it feels the pain, so I know how to protect my self. Now I know, how it sadness, so I know how to make my self happy. Saat ini, saya.. menjelang usia 30.. menjadi ibu dari seorang perempuan luar biasa bernama Malika, menjadi Istri dari suami paling baik hati dan menggemaskan bernama Febby, menjadi sahabat dari kawan-kawan yang mau bersahabat dengan saya. And i keep dreaming, I keep all those imagination lives in my head.

2 komentar:

  1. Senang kl bisa bersahabat dgn ibu ayu,slm tuk kluarga,ttp semangat

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus