Kamis, 06 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #28

Sekarang setiap kali jam istirahat kuliah, Baskoro selalu menghampiriku ke kelas. Dan dia akan mengikutiku ke kantin, makan di sebelahku dan berusaha untuk terus mendekatiku. Bukan kali pertama dia mencoba sekuat tenaga karena dia melakukannya hampir setiap saat. Sebetulnya aku bisa saja menolaknya dengan halus, tapi Baskoro tidak melakukannya dengan cara yang membuatku jengah. Dia laki laki yang sangat sopan dan teman yang menyenangkan untuk diajak ngobrol.

Aku memutuskan untuk membuka diri untuk menjadi temannya. Dia adalah seorang Taurus yang menghabiskan waktu remajanya di Bogor. Perawakannya tinggi kurus, terlalu tinggi dan terlalu kurus sehingga kalau aku berjalan di sisinya terlihat sangat aneh. Baskoro kemudian aku panggil dengan awalan Mas karena tentu dia seniorku di kampus dan nampak sangat berwibawa meskipun saat semakin lama sering jalan bareng dia suka cengegesan juga.

Aku mulaia memberi sinyal positif untukk berteman dengannya dengan mengijinkannya mengantarkanku pulang ke rumah meski dengan motor tuanya yang kurang begitu nyaman aku naiki. Ya, aku takut motor itu tiba tiba ambruk atau mogok. Aku juga mulai membalas pesan singkatnya meskipun tidak begitu antusias. Aku merasa aku masih berhubungan dengan Abet dan aku tidak ingin mengkhianati hubungan kami.

Sayangnya, aku tidak mungkin menceritakan pertemananku dengan Baskoro kepada Abet yang sedang dalam penjara dan sebaliknya aku memang tidak ingin menceritakan perihal Abet kepada siapapun di kampus. Aku tidak mau orang – orang mengetahui problematikaku dan mengasihaniku karena situasi ini. Aku saja tidak tahu kemana arah hidupku esok, aku hanya berusaha menjalaninya sebaik mungkin.

Suatu sore, kami sedang nongkrong di warung indomie di depan kampus bersama temanku yang lainnya. Baskoro yang setahuku hari ini tidak ada jadwal kuliah datang dari arah berlawanan. Lalu dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang, tentunya aku sangat malu karena begitu banyak teman – temanku di sana yang akhirnya meledekku. Aku mengiyakan tawarannya tapi aku masih ingin nongkrong sehingga aku minta dia untuk menunggu sebentar.

Saat aku kembali ngobrol dengan teman – temanku sebuah pesan singkat masuk ke handphoneku. Nomernya tidak tersimpan di daftar buku telfonku.

“hei ya, this is my number for this week. We can text every 8pm. -Malik“

Jantungku berdegup kencang yang sontak membuatku berdiri meninggalkan kerumunan teman – temanku dan membaca ulang kembali pesan singkat tersebut. Artinya satu minggu ini kami bisa berkirim pesan? Ke nomer yang sama? Aku tersenyum tersipu sendirian sampai kemudian sebuah tangan menepuk pundakku.

“Yuk kuantar pulang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar