Rabu, 08 Agustus 2012

Indonesia itu belum Merdeka!


“Kalau mati, mati dengan berani; kalau hidup dengan berani.
Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.”
Pramoedya Ananta Toer

Berdiri dengan tegap memandang lurus sambil terdiam tak berbuat apa – apa.

Pernahkah teman – teman berfikir bahwa kehidupan ini pilihan. Ingatlah kalian sejatinya sejak lahir, manusia diberikan hak yang paling Asasi untuk tetap hidup tanpa dikurangi sedkitpun hak-nya. Namun yang terjadi adalah, teman – teman transgender atau yang lebih akrab disebut waria, acap kali mendapatkan perlakuan kasar dan tidak manusiawi. Mereka dianggap binatang dan tidak dihiraukan. Teman – teman korban narkoba, yang selama ini dipenjarakan karena kecanduannya bukannya diobati atau di rehabilitasi. lalu teman – teman homoseksual, dihina dan tidak diakui keluarga karena pilihan orientasi seksual mereka. Pekerja Seks yang tidak diberikan ruang untuk bekerja. Begitu pula dengan orang yang hidup dengan HIV. Tidak diberikan ruang untuk berkerja bahkan anak mereka dilarang untuk bersekolah.

Saya mungkin bukan orang yang paham tentang lika liku persoalan Waria, LGBT (Lesbian, gay, Biseksual, transgender), Pecandu, Pekerja Seks dan ODHA. Tapi satu hal yang saya tahu dan saya pahami sejak kecil. “Pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan, untuk hidup dan saling mengasihi satu sama lain. Tidak ada manusia yang berhak menyakiti, menghina, menghardik, dan melukai manusia lainnya atas nama Agama, Ras, Jenis kelamin, orientasi Seksual atau apapun”.

Namun apa yang terjadi. Jika kita melihat televisi, mendengar radio, membaca Koran berita berita yang beredar tentang teman – teman kaum Marginal ini selalu buruk. Selalu di cap sebagai sampah masyarakat, amoral dan tidak memiliki banyak ruang di Indonesia. Apa yang terjadi dengan bangsa ku? Negara yang katanya Punya Pancasila.. yang punya Bhineka tunggal Ika.. yang memiliki 32 provinsi dengan segala keindahan budaya dan warna warni. Nyatanya komunitas Marginal selalu terpinggirkan.

Tepat tanggal 17 Agustus, 67 tahun yang lalu.. katanya Indonesia sudah merdeka. Tidak ada lagi bangsa asing yang menginjak kepala kita dengan kaki mereka. Tidak ada lagi peluru berterbangan dan menembus dada ayah atau paman kita. Tidak ada lagi bambu runcing yang harus diangkat untuk menghujam tubuh lawan. Merdeka, itu istilah yang selalu terdengar. Sayup ayup terdengar lagu..

“Sorak sorak bergembira..
Bergembira semua..
Sudah bebas negeri kita
Indonesia merdeka..”

BOHONG!!

Nyata-nya setelah Indonesia berhasil merebut kembali tanah nya. Mereka malah yang menghancurkan negerinya sendiri. Kemerdekaan itu kembali hilang direnggut oleh orang orang yang mengaku saudara kita sendiri, bangsa Indonesia. Orang yang mengaku dirinya memiliki orientasi seksual berbeda, disingkirkan. Yang mengaku lebih nyaman menjadi wanita daripada tubuh pria yang ia diami saat ini, dihinakan. Yang hidup dengan HIV, dianggap memiliki penyakit moral. Lalu siapakah kita kini? Hak sebagai manusia sudah direnggut atas nama Agama, atas nama Budaya, atas nama patriarki, atas nama apa?

9 hari lagi, semua warga Indonesia akan mengibarkan bendera yang mereka banggakan di setiap sudut rumah, kantor gedung dan ruang ruang kosong di Indonsia. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya atas nama kemerdekaan. Merdeka untuk siapa? Siapa yang merdeka....

Silahkan direnungkan..








*pict by google



Tidak ada komentar:

Posting Komentar