Rabu, 01 Agustus 2012

Trip to Washington DC [3]

Setelah perjalanan panjang, yang super menyenangkan dan juga melelahkan. Akhirnya tiba kembali saya di Jakarta, kepada keluarga dan aktifitas sehari – hari. Sambil duduk manis di kantor Indonesia AIDS Coalition dan menikmati puasa saya di tanah air. Mungkin saya akan mulai membagi keda semuanya tentang perjalanan ke Washington DC.

Seperti yang pernah saya mention beberapa kali di twitter dan facebook, Pada tanggal 17 - 27 Juli 2012 saya mengikuti Internasional AIDS Conference (IAC) 2012 di Washington DC. XIX International AIDS Conference diselenggarakan oleh International AIDS Society (IAS) bekerjasama dengan mitra-mitranya antara lain: Global Network of People Living with HIV (GNP+); the International Council of AIDS Service Organizations (ICASO); The International Community of Women with HIV/AIDS (ICW) dan United Nations Joint Programme on HIV/AIDS (UNAIDS).



Dalam konferensi ini, saya di dukung penuh oleh Athena network. Kelompok besar yang bergerak di issue perempuan dan fokus pada woman Networking Zone di Konfrensi internasional tersebut. Bertemu dengan banyak orang dari berbagai Negara merupakan pengalaman yang memperluas link serta networking untuk saya. Athena mendukung 10 orang perempuan dari beberapa Negara untuk hadir dan belajar di Konfrensi tersebut. 10 orang diantaranya berasal dari Washington DC, Rusia, Spanyol, Argentina, Puerto Rico, Namibia, Kenya, Jamaika dan saya dari Indonesia. Sebagai delegasi satu satunya dalam networking yang berasal dari Asia, saya cukup berbangga hati. Karena harapan saya, dapat lebih banyak belajar dari pengalaman dan kerja kerja HIV AIDS dari teman-teman di tanah Eropa, Amerika dan Afrika, lalu akan saya bagi kembali di tanah air.


Beberapa kegiatan yang saya ikuti pada International AIDS Conference

1.    1.   Gender aspects of HIV AIDS, New Prevention strategies and Gender-Based Violence and HIV AIDS Beberapa panelis diantaranya adalah berasal dari Athena network yakni Helena dan Tyler. Secara keseluruhan mereka memberikan pandangan tentang perempuan dengan HIV dari masing masing lembaga dan organisasi mereka. Secara personal, Helena membagikan pengalaman tentang pengalaman perempuan yang hidup dengan HIV di Namibia. Serta ada juga dr.Dazon Dixon President Sisterlove yang memberikan pandangannya tentang perempuan. 


2.       Pembukaan  International AIDS Conference 2012 diadakan sore harinya di Ruang utama. 24.000 orang peserta dari seluruh penjuru dunia hadir dalam perhelatan besar ini. Agenda utama pertemuan  ini antara lain bertujuan untuk membahas kemajuan penelitian ilmiah serta memastikan adanya dukungan finansial yang berkelanjutan dan kepemimpinan global untuk upaya penanggulangan HIV dan AIDS.

Sambutan dalam acara pembukaan antara lain diberikan oleh Presiden International AIDS Society (IAS), Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Kathleen Sebelius, Presiden World Bank Jim Yong Kim, Direktur UNAIDS Michel Sidibé dan Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melalui video. Selama konferensi berlangsung lebih dari 3.600 abstrak ilmiah dengan berbagai topik akan dipresentasikan, untuk agenda dan jadwal kegiatan selengkapnya dapat dilihat di website www.aids2012.org . And I feel so excited cause I feel lot of power and energy around at the begining. Everybody realize that HIV is no longer personal issues, its whole world responsibility.



3.       Activities with YouthLEAD
Sedikit tentang YouthLEAD (fokus pada Youth Leadership, Pendidikan, Advokasi dan Pembangunan) adalah jaringan populasi kunci untuk orang muda di Asia dan Pasifik. bertujuan untuk mengembangkan kepemimpinan teman2 Youth MSM, pekerja seks, IDU’s, transgender, dan ODHA. Youth LEAD mengangkat suara-suara populasi kunci Youth dengan mempengaruhi peristiwa penting seperti konferensi AIDS regional dan internasional. Tujuan utama dari Youth LEAD adalah untuk menciptakan sebuah platform untuk jaringan, advokasi bagi pemuda-spesifik kebijakan dan program, dan membangun kapasitas untuk kepemimpinan masa depan.

Melakukan Interview serta liputan bersama YouthLEAD adalah hal yang menyenangkan. Terutama karena saya adalah orang yang sangat luar biasa aktif. Thaw Zin Aye menjadi pengambil gambar dan saya yang menjadi reporter. Menanyakan kepada beberapa pengunjung tentang apakah mereka memiliki pesan untuk  Populasi kunci orang muda? young msm, young people living with HIV. And the greatest one is, I have interviewing Michel Sidibe (Direktur UNAIDS). Videonya bisa dilihat disini  http://www.facebook.com/photo.php?v=504579012891193






4.        “leading the way in Asia - Mapping, mobilizing and building capacity of young key affected populations.” skills building session with YouthLead and UNESCO. Oldri Sherly menjadi salah satu Panelis didalamnya. Dan bersama sama dengan tim YouthLEAD lainnya saya menjadi fasilitaror yang membantu menyukseskan acara ini. Acara yang cukup interaktif, karena tidak seperti sesi lainnya yang cukup monoton. YouthLEAD mengemas acara ini seperti skill building. Merangsang peserta sesi yang hadir untuk berdiskusi satu sama lain. Its a great session, because everybody get interaction each other, is so young session, not too serious and boring but have a good impact.




5.       Menghadiri Plennary Session di ruang utama. Presentation menarik dari Phil Wilson, director of Black AIDS organization, yang membagi informasi tentang apa yang Black AIDS Organization lakukan di Negara mereka. Hal penting yang menurut saya menarik adalah 5 steps to end AIDS, salah satunya tentang orang yang hidup dengan HIV harus mulai bersuara dan bicara. Jangan hanya menuntut namun menutup diri. Bagaimana dunia bisa mengerti dan memahami kalau odha-nya sendiri memilih untuk diam dan sembunyi. Show to people that you are beautiful, strong, empower and believe in yourself that you are part of the solution.
Sekretaris Amerika Serikat Hillary Clinton juga berbicara dalam plenary session ini. Ada 3 poin utama yang disampaikannya yaitu:
·         dana untuk membawa 600.000 orang lebih ke pengobatan, selain 4 juta sudah menerima obat antiretroviral melalui Rencana Presiden AS untuk AIDS Relief (PEPFAR);
·         menyediakan lebih layanan kesehatan untuk perempuan HIV-positif hamil dengan terapi sehingga anak-anak yang belum lahir mereka bebas HIV, dengan tujuan mencapai 1,5 juta tahun depan dan mengurangi penularan menjadi nol pada tahun 2015;
·         investasi di program Sirkumsisi (sunat), yang telah terbukti mengurangi kemungkinan penularan virus dengan lebih dari 60 persen. AS akan menyumbang $ 40 juta tahun ini untuk membantu 500.000 orang Afrika Selatan menjalani sunat.




6.       Sangat tertarik pada sudut ruangan besar bernama Global Village. Tempat dimana tersedia Booth informasi dan ruang untuk berjejaring untuk semua penggiat HIV AIDS. Boothnya para aktifis AIDS dan organisasi dari penjuru dunia ada di global Village ini, juga salah satunya adalah Woman networking Zone tempat berkumpul dan berkegiatannya Perempuan. Baby rivona banyak mengisi sesi di WNZ ini.
Juga booth di exhibition room yang menghadirkan booth yang lebih edukatif karena lebih banyak , penyedia jasa kesehatan, pabrik farmasi dan media dari Government di beberapa Negara. Yang menarik adalah ada salah satu Booth dari produsen alat cd4 test. Harga yang tidak murah pastinya, namun alat ini sangat efisien karena bisa menjangkau  desa terpencil di Indonesia. I imagine if Indonesia have it one, and we can do like mobile cd4 test to people that untouchable in a small and hiden village.





7.       Bersama Athena Network menghadiri sesi African culture related to HIV prevention. Mendapat pandangan yang berbeda tentang kultur budaya Afrika yang sangat mempengaruhi program program pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS.



8.       Soft Launching Film ‘HARUS’ bersama IPPI. Di tayangkan 2x di tempat yang berbeda. Yang pertama di Asia pacific networking Zone dan yang kedua di Woman networking Zone. Kedua acara ini sangat menarik, karena film yang dibuat dengan waktu dan dana yang sangat terbatas mendapat banyak pujian dari teman teman di International AIDS Conference. Film yang memiliki kekuatan budaya Indonesia dan sangat menyentuh ini juga tak luput dari kritikan tentang kurangnya angka serta data valid tentang kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan yang hidup dengan HIV di Indonesia.




9.       Menghadiri Sesi Monitoring and Evaluating in the context of HIV and women's rights: shapping the evidence based.



10.    Session with Save the children. Sebagai salah satu perwakilan Youth LEAD yang mendapat kesempatan bicara, apa yang saya sampaikan lebih ke personal. Seperti siapa saya, apa yang saya lakuakn di Indonesia bersama IPPI, Indonesia AIDS Coalition dan Youth LEAD. Serta apa yang terjadi dengan perempuan muda yang hidup dengan HIV di Indonesia. Juga sharing bagaimana merawat anak dengan HIv karena terkait dengan program Save the Children.


*Pic Koleksi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar