Rabu, 29 Mei 2013

New Delhi, India

Perjalanan pertama saya ke negeri sharukhan adalah dengan maksud menghadiri Advocacy Training yang diselenggarakan oleh YP Foundation disana. Organisasi remaja yang fokus pada pengembangan isu advokasi untuk orang muda yang berpusat di Delhi. Saya agak nervous sekalogus bingung karena jujur tidak siap. Bermodalkan google, saya mulai browsing tentang New delhi mulai dari bandara, makanan sampai tempat peristirahatan yang akan saya tempati. Masih Pusing tujuh keliling? Ya. Cause its gonna be very challenging for me. pengalaman pertama menuju New Delhi akan sangat menyenangkan.

Teman Seperjalanan. Sangat menyenangkan saat mengetahui kau tidak sendirian di perjalanan pertamamu. itupun yang saya rasakan pada saat itu. Pertemuan pertama dengan Mbak Nanda Dwinta dari Yayasan Kesehatan Perempuan dan Fita Rizki Utami, dari Aliansi Remaja Indenpen. Bertemu di Bandara last minute sebelum Flight. 8 April 2012, kami menggunakan Singapore Airlines, transit di Kuala lumpur dan menuju Indira gandhi, New Delhi Int'l Airport. Perjalanan panjang menuju Delhi sangat kurang nyaman karena saya mendapat duduk di baris belakang dengan 4 seat, dan duduk bersama beberapa remaja yang (sepertinya) berasal dari India. Mengapa tidak nyaman? karena ketiga pemuda pemudi dari  Delhi tersebut sangat berisik, ngobrol sepanjang perjalanan dengan suara kencang dan (maaf) bau badan yang tidak sedap. Ditambah lagi dengan makanan pesawat ala India yang saya gak suka. lengkaplah perjalanan saya. untungnya saya bawa beberapa potong cokelat dan buku sebagai teman diperjalanan.

Setibanya di Bandara. Saya, Fita dan Mbak Nanda harus mengurus Visa masuk di Bandara tersebut. kami membuat Visa Liburan. karena sungguh merepotkan jika harus mengurus visa perjalanan kerja di Kedutaan besar India di Indonesia. Fita ternyata lebih siap, dia sudah menyiapkan skenario bahwa kami bertiga hendak berlibur, dia bahkan membuat daftar destinasi tujuan liburan kami (yang padahal) tidak akan sempat kami kunjungi. prosesnya tidak sulit. hanya mengisi beberapa form menyerahkan pas foto dan membayar sejumlah uang. sekitar 3000 Rupee (saya lupa jumlahnya). Ada salah satu warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke Delhi namun lupa membawa Pas Foto dan akhirnya terjebak tidak bisa membuat Visa tersebut. perempuan itu menangis dan berusaha mendapat kebijakan dari petugas Visa-nya namun sepertinya tidak berhasil. Setelah berhasil mendapatkan Visa masuk New Delhi, kami bertiga segera menuju ketempat pengambilan bagasi dan menuju pintu keluar bandara. Menurut informasi dari pihak penyelenggara, kami akan dijemput. dan ternyata ada 2 peserta kegiatan yang juga menunggu disana bersama kami Dinh Phuong Nga dan Doan Ngoc Phuoc yang berasal dari Vietnam. Mereka tidak begitu fasih berbahasa inggris (ehem, sama kok seperti saya). lalu kita berlima meluncur menuju tempat acara yang sekaligus tempat peristirahatan pada pukul 11 malam. 

Ada yang bisa membayangkan, pukul 11 malam, 5 perempuan dijemput oleh 2 pria India dengan kumis dan jenggot lebat beserta sorban. menelusuri jalan jalan di Delhi yang sungguh sangat sepi. Asli saya aja gak mau ngebayangin. kami jujur sangat was was dan terus berdoa sepanjang perjalanan semoga keadaan baik baik saja. Dan memang semuanya baik baik saja, tidak ada hal hal yang tidak diinginkan terjadi.  namun kemudian tibalah kami ditempat peristirahatan yang sangat indah, namun.. hmm.. ajaib. undescribe.. speechless.

Adalah Zorba The Budha, yang menjadi tempat kegiatan kami selama 6 hari kedepan beralamat di 7, Tropical Drive, Near Ghitorni Metro Station.  नई दिल्ली, DL 110030, India (barangkali ada yang mau mampir). tempatnya sangat damai, saking damainya mereka sangat terbatas dengan listrik. jadi jangan harap ada AC ataupun alat entertainment seperti televisi. tempat ini seperti sebuah Penginapan khusus untuk komunitas yang suka Yoga, meditasi dan ketenangan. kasurnya pun pakai kelambu, karena percayalah banyak nyamuk. Tempat yang menarik, sengaja dipilih agar seluruh peserta kegiatan fokus pada Advocacy Training. tempat ini sangat pas buat mereka yang ingin berbulan madu di Delhi tanpa kebisingan dan hanya ingin menikmati waktu berdua. (Lah?)


Kasur tempat saya tidur, dan tampak luar rumah penginapan kami

suasana belajar yang sangat relaks

Kegiatan ini dihadiri oleh orang muda di Asia. yang mana beberapa hari kedepan kami akan fokus kepada trick trick advokasi, dan banyak sharing atau bertukar pendapat dari teman teman di berbagai negara. Pengalaman Advokasi teman teman di Sri Lanka mungkin berbeda dengan cara cara yang dilakukan oleh teman teman di Vietnam. maka saya sangat bersukur karena mendapat kesempatan berharga ini. Banyak pengalaman menarik yang didapatkan dari beberapa teman teman disana, seperti cerita teman di India, mereka tidak perlu menikah dan bisa tinggal dengan pasangan mereka jika sudah cukup usia. lalu ada beberapa budaya di negara lain yang cukup mencengangkan dan berbeda dengan tradisi di Indonesia. Kegiatan berlangsung dari pagi hari hingga pukul 6. kami dapat 3 kali makan, sarapan, lunch dan makan malam.


Makan adalah hal paling berat yang saya lakukan di India. kenapa? Honestly, I dont like Indian Cuisine. rasanya aneh dan tidak bersahabat (untuk saya). saya hanya bisa makan roti gandum di pagi hari. siangnya saya hanya makan pisang dan buah buahan. hampir semua makanan di India berupa Kari. terong, Pisang, sayur mayur semua akan dibuat kari yang rasanya saya tidak suka. Hampir menangis dan mungkin sukses diet. Di India, tidak ada yang makan Sapi atau bentuk olahannya. karena Sapi adalah hewan yang sangat diagungkan disana. hanya ada beberapa makanan yang berhasil saya nikmati, itupun tidak habis. ah, maafkan saya Anjeli.. tapi lidahnya udah betawi banget. Hal menarik lainnya adalah, siapa yang pernah sarapan pagi di kebun nan hijau.. padang rumput ditemani suara burung gagak yang bertengger di pepohonan. jawabannya Saya. yup, di India, populasi Burung Gagak sepertinya cukup banyak sampai sampai memang mereka berterbangan bebas di waktu waktu tertentu seperti kupu kupu. ada percakapan menarik yang saya lontarkan kepada salah satu teman India saya terkait dengan urung gagak.

Saya : in Indonesia, if we hear voice of crow, many people said that this is a sign when someones death | Teman : Funny, because we hear their voices every single day. and I think.. people die everyday with or without crow voices | Saya : malu deh gw! Hahaha.. iya juga ya..

Datang ke India bukan seperti tujuan kami membuat Visa liburan. tapi belajar Advokasi bersama teman teman di YP Foundation sangatlah menarik. menambah wawasan baru tentang bagaimana upaya upaya yang dilakukan oleh banyak teman di beberapa negara. Alhamdulilah saya dan teman teman mendapat kesempatan untuk berbelanja oleh oleh di Dilli Haat, Pasar rakyat yang menjual beberapa barang khas India yang sebenernya tidak terlalu berbeda dengan Pasar Tanah Abang dan mangga dua. Sebelum akhirnya kembal ke negara masing masing, kami menyempatkan diri untuk bertukar kontak dan Facebook account. 12 April akhirnya saya tiba kembali di Jakarta, dan bisa kembali menikmati ketoprak dan bubur ayam favorit saya.
















2 komentar:

  1. Waaah, pengalamannya Ayu ke India seru ya, walaupun diiringi makanan-makanan yang gak cocok dilidah orang Indonesia :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Anggi,
      hiks.. iyaa..
      bahkan kami dilarang bepergian sendirian oleh pihak penyelenggara kegiatan. khawatir kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang sangat marak disana..
      btw, Salam Kenal.. ^ ^,

      Hapus