Minggu, 07 Februari 2016

Midnight Regret (19-365)

Sometimes, you will never know 
the value of something.. 
until it becomes a memory 
- dr.seuss

Saya kehilangan begitu banyak orang yang saya cintai dan sayangi sejak kecil. Tapi saya sadar, marah dan kecewa bukan rasa yang tepat untuk mengekspresikan kehilangan. Karena Tuhan berkehendak dalam kepergian orang-orang yang kita sayangi tersebut.

Setelah mereka pergi, saya kemudian tersadar. Ada yang hilang. Dan saya kemudian menyadari, perasaan menyesal selalu muncul belakangan saat semua sudah pergi. Hal-hal kecil yang sering seseorang lakukan untuk kita. Senyum simpul yang terbesit dari kejauhan tertangkap kedua mata. Bahkan adegan demi adegan kehidupan, cerita lucu sampai konyol yang kerap mengisi hari-hari, terasa saat mereka sudah pergi.

Kepergian sesesorang selalu memberi makna mendalam bagi kehidupan saya. Membuat saya tidak ingin melewatkan waktu-waktu bersama keluarga, karena saya tidak ingin menyesal karena terlalu banyak menyia-nyiakan waktu yang ada.

Saya ingin mengingat setiap tawa yang terdengar lepas dari putri kecilku malika, saya ingin mengabadikan setiap lagak dan gayanya dalam bercerita, saya ingin mengingat detail raut wajahnya saat dia marah atau menangis. Karena saya sadar, suatu hari nanti.. diantara kami akan pergi. Sampai hari itu datang, saya ingin mengingatnya dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar