Jumat, 28 September 2012

Melukiskan sederet kata

Go lightly Underground
I'll be down there in another day
I won't rest on your fear..

Kembali ke tempat ini dengan suasana hati yang berbeda. Memeluk dinginnya kota ini dengan suka cita. Selalu menarik untuk dikunjungi. berkeliling berwisata kuliner, icip icip makanan yang rasanya ga ada di tempat saya tinggal..

Namun kembali kesini lagi dengan membawa penangkap mimpi. Untuk mengejar mimpi yang apakah itu hanya sekedar mimpi.. Lalu kembali aku bertanya.. Apa yang kau harapkan lagi dengan hatimu sendiri yu.. Perasaan perasaan macam apa lagi yang akan kau buat.. Bahagia seperti apa yang hendak kau ciptakan.. Apakah kau tahu itu benar2 membuatmu bahagia.. Apakah kau yakin itu yg benar2 kau butuhkan..

Kemarin dalam waktu kurang dari beberapa jam, kamu merasa bahagia yang tak terkira. Kau tahu itu perasaan apa? Apakah kau yakin itu akan bertahan selamanya.. Apakah kau yakin itu tidak akan membuatmu sakit.

I need that smile again.. I need the spirit and power. To bring back my hapiness.. Kembali ke kota ini dengan sejuta harapan untuk sembuh, untuk kembali bahagia dan kembali tersenyum. Kembali ke kota dengan suhu udara yang luar biasa dingin dan menusuk tulang...

Hai hai bahagia..
I need those smile in my life..

dan..




Beberapa saat setelah kembali ke kota ku, aku malah ingin kembali kesana..
Dan dalam waktu yang tak lama, beberapa saat kemudian yak saya kembali lagi,  lagi! Ini kali ke 4 dalam tahun ini aku kembali ke sini.. Misi apa yang sedang kau jalani, tujuan apa yang kau cipta, hasil apa yang kau harap.. Karena setiap perjalanan ini menyiratkan arti. Penuh tanda tanya, namun penuh makna.

Masih melihat deretan lampu mobil yang mengantri di barisan depan, memenuhi jalanan jakarta yang penuh sesak bernama kemacetan. Hendak kemanakah kau ayu.. Apa yang kau cari.. Dan Dengan dada yang tengah penuh senyum. Pergilah aku kembali ke tempat  ini "lagi" dengan sejuta kupu kupu yang mengiringiku.

Tengah kucari jawabnya, kan kuhayalkan arti kepergianku kesana. ..
Dengan membawa penangkap mimpiku, aku akan mengejar kebahagiaan.

Jumat, 21 September 2012

Menangkap mimpi dan seutas senyum




Pagi ini dibikin dari 2 sendok tidur cukup dan sekian milimeter senyum yang menimpuk tiba-tiba..
itu tulisan salah satu Sahabat di twitter yang membuat saya tersenyum. tulisannya membuat saya makin tersenyum. yap.. ada sekian milimeter senyum yang tida tiba menimpuk saya beberaa hari belakangan ini. Senyum yang saya hanya lihat di layar chat bbm, dengan icon yang bermacam macam. senyum yang belum saya lihat langsung, namun membuat saya tersenyum.

saya lalu melihat ada kupu kupu yang berterbangan kembali di sekitar dengkul dan pundak saya. Mengangkat saya, tidak tinggi.. tapi terasa melayang layang. huh! kupu kupu yang tidak terlihat, senyum yang tidak terlihat. dan saya tersenyum untuk itu semua.. lalu saya bertanya pada diri saya sendiri.
"hey ayu, kamu tahu ini apa? " saya menggeleng. saya tidak tahu. yang saya tahu.. saya kembali tersenyum. saya tidak under preassure dan saya bahagia dengan senyum ini.

lalu senyum yang menimpukkan dirinya pada saya itu bertanya..
"coba kamu lihat ada luka luka ga di badan kamu.." sontak saya melihat tangan dan kaki bahkan wajah saya. sebelum saya menjawab.. "kalau ada luka artinya kamu jatuh cinta.." dan saya kembali tersenyum. senyum yang saya mulai hentikan minggu lalu, senyum yang sudah saya simpan di lemari. Saya putuskan untuk kembali tersenyum.

There's 3 little bird in my door bell step 
Would like sing a good morning song to you..

Saya benar benar tidak tahu apa rencanaNya kali ini untuk saya. saya tidak tahu kenapa Tuhan kasih saya senyum sebahagia ini. namun saya pasrahkan semua pada rencanaNya. tapi jika Engkau mengijinkan ya Tuhan.. ijinkan saya memelihara senyum ini, bahagia ini.. paling tidak sampai saya pulang kepadaMu..


Video. By Youtube.


Menikmati Transportasi Publik

Now I ♡ Public Transportation

Saya bisa menulis ini sekarang. setelah bertahun mengeluh tentang kemacetan yang sifatnya hakiki itu. sekarang saya sangat menikmati transportasi publik. kenapa? kok tiba tiba cinta? ini berhubungan dengan proses pemulihan diri saya dari ketergantungan akan antar jemput. sebelum ini, sebelum perasaan ini muncul, saya selalu diantar jemput kemanapun saya pergi. saya jadi manja dan malas. saya jadi ga bisa nerima kalau keadaan tiba2 macet. lalu demi menyehatkan diri saya sendiri, saya memutuskan untuk mencari alternatif berkendara di jakarta yang ga bikin saya gila.

dan saya menemukan benda bergerak cepat bernama commuter line. sudah beberapa hari ini saya memutuskan untuk berangkat menuju kantor dengan menggunakan kereta cepat tersebut. dengan biaya Rp 6.000,- saja, saya bisa melewati 1 jam kemacetan yang biasa saya lalui tanpa terasa.

dulu, biasanya saya akan menempuh waktu 3 jam dari rumah saya di daerah Pamulang, Tangerang menuju kantor tercinta di daerah Rawamangun Jakarta Timur. dan pulang pergi akan saya habiskan waktu 6 jam dalam perjalanan. edaannnn! saya tambah gendut, karena selama 6 jam saya menghabiskan waktu dengan cemilan. Damn! bisa gila saya.. sampe rumah tengah malam, badan tambah gendut.sekarang, saya hanya menempuh perjalanan selama 1 jam 40 menit dari rumah ke kantor dengan menggunakan commuter line. hanya dengan biaya yang sangat murah, bersyukurnya saya..

semoga efektifitas waktu ini bisa meningkatkan efektifitas kerja saya. semangat dan motivasi diri saya untuk menjadi lebih baik lagi, baik dalam pekerjaan.. dan hubungan sosial dengan mayarakat.



Pict Koleksi pribadi

Rabu, 12 September 2012

the jetplane is leaving me..



Akhirnya waktu pulang tiba. Hari itu Minggu jam 3 saya dan Dea sudah meluncur dari Salil Hotel Bangkok menuju Suvarnabhumi Airport Bangkok. Meluncur dengan cepat menggunakan Taksi lewat jalan Tol. Saya ga tau sebenernya ada hal buruk yang akan terjadi pada saya.

Sesampainya di airport Bkk dengan dea, Saya mengecek tiket yang saya bawa dari Jakarta. Dan jantung saya berhenti sejenak melihat waktu keberangkatan saya adalah 11.05 am, yang mana sudah lewat tadi pagi. Saya lalu sadar ini ada yang salah. Karena saat di awal, tmn2 yg mengatur jadwal pesawat saya, yakin jadwal kami adalah sama. Saya hanya mengecek tiket yg dea pegang tanpa mengecek tiket saya, saya yakin penerbangan kami sama pukul 17.40 pm, padahal saya salah. Dan lalu seketika saya menangis, karena saya tahu saya tidak bisa pulang hari itu. saya menangis karena saya tau, saya sangat memperhatikan orang lain tanpa memperhatikan diri saya sendiri. Saya menangis karena semua orang sudah pulang kerumah dan saya sedang terjebak masalah. Laluu saya menghubungi Skand utk mengecek, apakah ada yg bisa saya lakukan. Dan dia minta saya untuk mengecek ke kantor Malaysia Airlines, apakah saya bisa menganti jadwal keberangkatan saya. Dan sedihnya saya harus membayar banyak untuk itu.

Jika saya ganti jadwal saya ke jam yang saya dengan dea, saya harus membayar 8.652 Thai Baht, hampir 3 Juta Rupiah. Dan mereka memberikan masukan untuk pesawat selanjutnya, besok pagi Jam 11, dengan pembayaran sebesar 5.432 Thai Baht.. Dan beruntungnya mereka punya penerbangan yg lebih murah di sore esok hari, dan saya hanya perlu membayar 3.140 Thai Baht. Dengan bantuan dari beberapa kawan, saya bisa membeli tiket tersebut dan kembali ke Hotel tempat saya menginap.

Beruntungnya teman2 dari Sri Lanka punya jadwal pesawat Jam 9 malamnya. Sehingga mereka bisa banyak membantu prosesnya di Airport. Saya bahkan yang tidak berhenti menangis, memeluk mereka terus menerus karena saya tahu setelah mereka pergi saya akan sendirian. Terima kasih Granpa Milinda, lovely Dakshita, Kawshi and Sangeet. You all help me much. Dan Juga Dea, my lovely sist, yang kali ini lebih kuat dan lebih hebat daripadaku, menguatkanku dan bilang bahwa saya adalah perempuan hebat dan kuat. Kesalahan itu pasti terjadi, jangan menyalahkan dirimu terus menerus.

Dan setelah mereka semua pergi. Saya kembali ke hotel. Beruntungnya salah satu kawan dari Filipina, Jeff belum Checkout dan saya masih bisa menggunakan kamarnya. Dan setelah makan malam, skand , Thaw dan Jeff datang ke hotel untuk mengecek bagaimana keadaan saya. Dan again, saya kembali menangis. Menangis dan menangis. Saya merasa sangat buruk. Sangat ceroboh. Tapi mereka membuat keadaan jauh lebih baik dengan mengunjungi saya malam itu.

Karena Kali ini saya tau rasanya kayak apa itu sendirian. Saat kamu melakukan suatu kesalahan dan membuat dirimu akhirnya benar benar sendiri. Itu membuat saya akhirnya berfikir. Dan rasanya ga enak. Sendiri karena sebuah kesalahan. Bukan sendiri karena kau memang harus melakukan segala sesuatu-nya sendiri. Saya terbiasa kok sendiri dirumah, dikantor.. Atau dalam beberapa kali perjalanan, saya tau rasanya sendiri.

Tapi sendiri kali ini bikin dada saya sangat sesak. i dont even know how to express this. Hampir semalaman dan pagi ini saya menangis setiap mengingat diri sendiri yang sangat ceroboh. Saya juga menangis saat melihat teman teman yang lain sudah berada dirumah masing2. It feel so sucks. Kau harus bisa menempatkan dirimu sendiri di situasi yang sulit seperti itu. Dan pagi ini. Setelah tidur cukup. Saya bergegas mandi dan mengecek kembali semua barang yang saya bawa. Saya mengepak ulang koper dan tas saya memastikan tidak ada yang tertinggal. Saya juga menyempatkan diri berkeliling sekitar hotel, sekalian mampir ke 7/11 untuk membeli sesuatu sambil menikmati matahari Bangkok pagi ini. Badan rasanya sangat remuk dan lelah. Saya berangkat lebih awal pukul 12.30 dari hotel dan tiba di airport setengah jam kemudian.

Beruntungnya saya, karena Thu' Juga akan pulang ke Singapore Jam 4.30 sore ini. Dan thaw ada disini untuk mengantar kami. I really hate goodbye and alone. Its important to you to be in a circle. It very need to you to make sure that you have friends beside you, that will listen and help you.

Sekarang saya berada di Gate G1, menunggu Malaysia Airlines menuju Kuala Lumpur untuk Transit, sebelum akhirnya mendarat di Jkt dengan selamat. Selalu ada pembelajaran baik di setiap hal.

Just like I said. 
Every Place I go, is my School. And Every People that I met, is my Teacher. 
So.. Enjoy Your Flight Ayu! Ride home Savely. 
I probably at home when I post this.