Kamis, 31 Desember 2020

Refleksi Akhir Tahun 2020

Hidup dengan HIV tentunya tidak pernah menjadi pilihan setiap orang. Beberapa orang terinfeksi karena memiliki aktifitas seksual yang tidak aman, beberapa lainnya menggunakan narkoba suntik secara bergantian tapi ada banyak juga yang tidak tahu bahwa dirinya berada dalam lingkaran resiko; yakni para ibu rumah tangga yang tertular dari pasangannya. Kesemuanya memiliki bayang – bayang yang sama, setelah dokter menyampaikan diagnosa HIV kepada mereka. Itu adalah stigma dan diskriminasi.

Ketakutan itu nyata, karena stigma dan diskriminasi secara tidak sadar telah menjadi bagian dari diri masyarakat Indonesia. Anggapan bahwa HIV adalah vonis kematian, bahwa orang yang terinfeksi HIV adalah aib bagi keluarga dan masyarakatnya, serta seseorang yang terinfeksi HIV tidak lagi layak mendapatkan hak yang sama untuk hidup karena ia menular dan berbahaya.

Tanpa kita sadari, stigma inilah yang kemudian membunuh orang dengan HIV secara perlahan; bukan virusnya. Stigma membuat kami takut untuk datang ke layanan kesehatan, takut untuk menjadi diri sendiri, takut untuk pulih dan mengkonsumsi Anti Retroviral secara teratur. Karena apalah artinya sehat saat kami tidak bisa kembali menjadi bagian dari masyarakat. Stigma dan diskriminasi sangat nyata dan lebih berbahaya dari pada virus HIV itu sendiri. HIV memang membuat kekebalan tubuh kami melemah dan menjadi rentan akan segala jenis penyakit. Namun Stigma diskriminasi memiskinkan kami, membuat kami tidak mampu dan kehilangan kehidupan.

Kamis, 06 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #28

Sekarang setiap kali jam istirahat kuliah, Baskoro selalu menghampiriku ke kelas. Dan dia akan mengikutiku ke kantin, makan di sebelahku dan berusaha untuk terus mendekatiku. Bukan kali pertama dia mencoba sekuat tenaga karena dia melakukannya hampir setiap saat. Sebetulnya aku bisa saja menolaknya dengan halus, tapi Baskoro tidak melakukannya dengan cara yang membuatku jengah. Dia laki laki yang sangat sopan dan teman yang menyenangkan untuk diajak ngobrol.

Aku memutuskan untuk membuka diri untuk menjadi temannya. Dia adalah seorang Taurus yang menghabiskan waktu remajanya di Bogor. Perawakannya tinggi kurus, terlalu tinggi dan terlalu kurus sehingga kalau aku berjalan di sisinya terlihat sangat aneh. Baskoro kemudian aku panggil dengan awalan Mas karena tentu dia seniorku di kampus dan nampak sangat berwibawa meskipun saat semakin lama sering jalan bareng dia suka cengegesan juga.

Aku mulaia memberi sinyal positif untukk berteman dengannya dengan mengijinkannya mengantarkanku pulang ke rumah meski dengan motor tuanya yang kurang begitu nyaman aku naiki. Ya, aku takut motor itu tiba tiba ambruk atau mogok. Aku juga mulai membalas pesan singkatnya meskipun tidak begitu antusias. Aku merasa aku masih berhubungan dengan Abet dan aku tidak ingin mengkhianati hubungan kami.

Rabu, 05 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #27

“Hei” suara di kejauhan sana terdengar sangat ku kenal baik.
“Lho, ABET??”

Aku mencubit lenganku sendiri untuk meyakinkan diri sendiri bahwa ini bukan mimpi. Aw sakit! Ternyata bukan mimpi, karena suara di seberang sana kembali memanggil.

“Hei, aku ga punya banyak waktu nih. Kamu lagi ngapain?”
“Lagi tidur-tiduran di kamar. Hmm kamu kabarnya gimana?”
“Menurutku kalau di  penjara kabarnya gimana?”
“Ih kok gitu jawabnya?”
“Ya masa aku bilang baik? Apa iya dipenjara aku bisa baik-baik aja. Eh, selamat ulang tahun ya. Sudah terima suratku?”
“Eh, iya. Makasih ya. Sudah.. kenapa sih suratnya pakai bahasa inggris terus?”
“Supaya gak bisa dibaca sipir penjara atau napi lain kalau ketahuan. Gak akan dimarahin sih tapi malu aja. Masa dipenjara mellow”

Selasa, 04 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku #26

Di kampus aku sangat menikmati hari hariku yang baru. Jarak antara aku dan Abet, meskipun dalam kondisi yang tidak begitu menyenangkan ternyata cukup menyehatkan pikiranku. Aku sangat menikmati materi pelajaran yang diberikan, meskipun tidak lebih mudah dari pelajaran semasa SMA. Tapi paling tidak, aku tidak menggunakan seragam dan tidak berada di tempat ini seharian. Aku bebas berekspresi dan merasa telah masuk ke dalam gerbang pendewasaan diriku.
Meskipun begitu, kebingungan tidak lantas hilang dan tenggelam. Keberadaan Baskoro yang sungguh baik pribadinya cukup menganggu pikiranku. Aku tidak membalas pesan singkat yang dikirimkannya kemarin. Aku juga tidak menulis surat untuk Abet yang biasanya langsung kuberikan kepada Uni untuk diberikan saat kunjungan keluarga mereka di minggu berikutnya.

Saat jam istirahat kuliah tiba, aku tidak bernafsu makan. Rasanya aku tidak ingin keluar kelas, mungkin aku bisa membaca buku yang aku bawa di tas. Tapi sayangnya kelas ini sungguh dingin dan AC-nya tidak boleh dimatikan karena beberapa saat lagi akan ada perkuliahan. Bisa kena marah petugas kampus jika aku main mematikan AC di ruangan.

Lantas dengan langkah yang berat, aku turun menuju ke kantin dan aku menemukan Baskoro yang membawa sepiring kue dengan lilin. Di sekelilingnya kudapati teman – teman seangkatanku tersenyum manis. Ah ya, aku bahkan baru ingat ini tanggal 13 Oktober. Setelah meniup lilin, aku berjabat tangan dan meladeni cipika cipiki dari semua temanku. Aku duduk dan menikmati sepiring kue yang sebelumnya kuambil dari tangan Baskoro. Dia duduk di sampingku. Aku merasa berhutang jawaban sms.

Senin, 03 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #25

Setiap tanggal 13 Oktober, aku tidak terbiasa dengan kejutan. Beberapa kejutan yang biasa kuterima rasanya tidak benar benar membuatku terkejut malahan lebih sering membuatku kesal. Sejak SMA, karena sekolahku terletak di dekat danau maka salah satu hal yang biasa diterima oleh mereka yang berulangtahun adalah kami akan dilempar ke tengah danau paling tidak satu kali seumur umur kami bersekolah di sini. Tentunya karena aku sudah lulus, aku tidak berharap mendapatkan kejutan yang sama. Karena beberapa bulan terakhir aku sudah mendapatkan kejutan dari hidup.

Meskipun kini aku sedikit bisa mengimbangkan kebimbanganku dengan padatnya aktifitas perkuliahan yang baru dimulai. Yup, dengan segala aktifitas baru di kampus aku mungkin bisa menyeimbangkan hati dan pikiran. Kampusku letaknya tidak jauh, masih ada di sekitaran Pamulang. Aku mengambil jurusan desaign grafis, yang sesungguhnya bukan pilihan awal yang kuharapkan. Pada akhirnya aku melanjutkan untuk berkuliah karena tuntutan orangtua. Aku tidak begitu yakin dengan semua pilihanku kala itu.

Minggu, 02 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #24

Semenjak kunjungan terakhirku ke polsek Kebayoran Lama yang berujung tidak mempertemukanku dengan Abet, aku memutuskan untuk tidak lagi ke sana. Karena selain Abet sepertinya juga belum bisa menerima kunjunganku, ada juga kecanggungan karena pada jam besuk akan ada ayah dan ibunya yang pastinya lebih membutuhkan quality time dengan sang anak.

Aku sulit mengambil keputusan tentang apa yang harus kulakukan dengan hubunganku dengannya. Karena kini dinding pemisah kami adalah jeruji besi, ada orangtuanya, ada jarak dan aku hanya anak kemarin sore yang baru lulus SMA dan mencari petunjuk tentang kehidupanku. Saat aku menemukan cinta, ternyata menjalaninya pun tidak mudah. Terlebih lagi saat ini Abet sedang mendekam di penjara akibat kelakuannya sendiri, tertangkap tangan karena kedapatan membeli putauw. Yang belakangan kuketahui bahwa kasus yang dialaminya adalah kasus salah tangkap. Target operasi awal adalah sang Bandar, namun bandarnya keburu melarikan diri sesaat setelah transaksi dengan Abet selesai dilakukan. Apes. Begitu kira kira nasibnya saat ini.

Sabtu, 01 Agustus 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #23

Ini bukan kali pertama aku berhadapan dengan isu narkotika, Abet hanya mengembalikan cerita cerita di masa kecilku. Hanya saja bentuknya lebih intim, karena aku sungguh mencintainya. Kakak laki – lakiku adalah bentuk lain dirinya, hanya saja dia lahir dan tumbuh di tahun berbeda. Dimana narkotik masih menjadi barang langka di Negara ini. Kakak laki lakiku memperlihatkan betapa heroin membuatnya larut dan tenggelam dalam ruang yang hanya dia yang tahu dimana letaknya dan seberapa kedalamannya.

Sewaktu aku masih berusia empat atau lima tahun, aku sering menyaksikan pemandangan aneh di dalam kamar kakakku. Dia dengan jarum suntiknya yang menancap di tangan, ya tentu saat itu sering berfikir kakakku sedang sakit dan menyuntikan obat ke dalam tubuhnya. Aku sempat berfikir dia pernah bersekolah di jurusan keperawatan, karena mampu menggunakan jarum suntik dengan begitu lihai. Di lain kesempatan aku melihat dia menghisap bubuk berwarna putih yang sudah dibariskan dengan rapih di atas cermin. Yang paling frontal adalah, aku sering melihatnya membawa barang – barang di rumah kami di saat mama dan papa sedang bekerja. Mulai dari televisi, tabung gas dan barang berharga lainnya.

Jumat, 31 Juli 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #22

Perjalananku bersama Abet kali ini terasa sangat sulit. Setelah fase kami berpisah dan dipertemukan kembali, persoalan tidak henti-hentinya menghantuiku dan Abet. Dan semua dimulai dari pengakuannya tentang narkoba sampai akhirnya tertangkap beberapa saat lalu. Aku pikir itu semua hanya terjadi di film – film, tapi kali ini semua terasa nyata. Sedihnya bahkan sering membuatku bermimpi buruk dan mengigau tengah malam. Aku tak mampu melakukan apapun untuk memperbaiki keadaan dan tak jarang aku menyalahkan diriku sendiri karena tidak mampu membantu Abet memperbaiki kehidupannya.

Surat demi surat saling kami tulis dan kirimkan melalui tangan Uni sang kakak atau Mamanya. Surat yang tak jarang saling menceritakan tentang kemarahan, kebencian terhadap satu sama lain namun di balik itu semua ada rasa rindu yang menyebabkan kemarahan-kemarahan tersebut lahir. Surat surat darinya semakin beragam isinya karena kemudian dia memiliki lebih banyak waktu untuk menulis dan bercerita tentang kondisi di dalam penjara, meski masih berada di dalam polsek kondisinya beberapa bulan ke belakang ini juga tidak mudah. Aku tidak mampu membayangkan jika nanti dia akan dioper ke LP Cipinang.

Kamis, 30 Juli 2020

Cinta Yang Mengubah Hidupku Part #21

Terdengar sayup sayup adzan dari toa masjid, menandakan solat jumat segera dimulai. Aku sedang terbaring di kamarku yang hanya berukuran 6 x 4 meter. Sambil kupandangi langit langit, aku merasa rasanya saat ini hanya benda benda di kamarku yang mampu memahami perasaanku. Aku tau mereka ga bisa bicara, tapi kadangkala aku percaya mereka mampu merasakan setiap emosi yang aku rasakan. Apa yang sedang Abet lakukan sekarang ya? Batinku dalam hati. Apakah dia sedang solat jumat seperti laki laki lainnya yang pergi ke masjid? Atau mungkin para napi di dalam penjara itu bisa solat berjamaah di dalam bersama para sipir dan polisi yang bertugas. Entahlah.
Tidak lama berselang aku memikirkan Abet, telfon di rumahku berdering. Aku langsung lompat dari kasur dan berlari sambil berteriak “Aku aja yang terima telfonnya!!”

“Halo, Ayu?”
“Ya, Ni! Ada kabar apa dari Abet Ni? Apa Abet sudah terima surat aku?” Aku membombardir Uni, kakaknya dengan banyak pertanyaan.

“Sudah. Ini ada surat untuk Ayu. Mau diambil ke warung?”
“Iya. Aku ke sana sekarang ya Ni.”

Aku langsung menutup gagang telfon, mengganti pakaian dan berlari ke pangkalan ojek. Aku sampai lupa pamit pada kakakku, I already lose my mind. Aku meminta abang ojek untuk membawaku secepat mungkin ke warung nasi Padang milik keluarga Abet yang letaknya di tengah kota Pamulang. Setibanya di sana, aku sampai harus mengatur nafas karena tidak sampai 5 menit surat dari Abet sudah ada di tanganku.

Rabu, 10 Juni 2020

Another Mood Breakdown Phase

Kemarin aku merasa tidak enak badan. Padahal aku makan cukup teratur, air putih, tidur cukup dan rasanya tidak kurang satu apapun. Tapi rupanya badanku tidak bersepakat dengan rutinitasku. Semacam ada hal yang hilang setelah tiga bulan kita semua di rumah saja. Yup, sebelumnya ada banyak kegiatan yang memang membuat saya harus travelling ke kota lain. Menjalankan beberapa kegiatan yang rasanya cukup membuat diri saya sehat secara mental. 

Saya kemudian coba menganalisis perasaan dan pikiran saya ke belakang. Apakah ada fase yang terlewat sampai saya merasakan kembali mood breakdown. Saya kemudian menyimpulkan bahwa saya mengalami mood breakdown yang tentunya sudah saya tahu akan membuat tubuh saya otomatis sakit. Karena saya mengijinkan diri saya mengalami penurunan. 

Seharian saya merasa mengigil dan badan lemas. Setelah berbuka puasa (membayar hutang puasa), saya memilih untuk berdiam di kamar sambil menonton serial di netflix. Saya pikir setelah makan malam tubuh saya akan membaik tapi ternyata tidak. Semakin malam saya semakin kedinginan padahal Febby yang tidur satu kamar dan satu kasur bersama saya tidak merasakan hal yang sama. Kemarin malam saya tidur menggunakan sweater dan selimut untuk menutupi setengah tubuh saya. Tidak, rasanya tidak sakit seperti orang sakit. Rasanya hanya lemas, tidak bertenaga dan seperti kehilangan semangat. 

Rabu, 03 Juni 2020

Happy 64th Birthday Papa!

Dear Papa, 

Aku ga tau bagaimana perasaan papa mama dulu sewaktu aku selalu bikin ulah pas masih sekolah. Tapi semarah apapun kalian, selalu ada pintu maaf terbuka buatku. Sendablek apapun si Ayu ini, kalian selalu jadi orang pertama yg membantu dan mendampingiku sampai semua urusan hidupku beres. I am the lucky daughter!

Di saat paling kacau dalam idupku... papa mama selalu ada bukan cuma buat nemenin dan kasih support. Tapi tetep ada buatku dan ga kemana kemana itu mahal harganya.. banyak orgtua yg nyerah sama anak anaknya.... tapi kalian justru fight buat aku. I am blessfull one


Aku ingat betul saat papa menikahkanku dengan Abet. Ada rasa sedih yang terpancar dan kurasakan. Tapi apapun yang terjadi papa akhirnya tetap mendukung dan mengantarku sampai ke tujuan. Sampai akhirnya Abet kena HIV dan meninggalkanku serta Malika dalam duka mendalam. Papa juga selalu ada. Di pinggir liang lahat Abet, papa rangkul aku dan berbisik.. “ikhlaskan” papa juga melakukannya lagi saat Miguel meninggalkan kami tiga tahun lalu

Selasa, 02 Juni 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #20

Sehari sebelum aku memutuskan untuk datang ke polsek, aku berfikir keras tentang larangan yang Abet berikan. Entah aku harus mendengarkannya atau mengikuti kata hatiku. Hubungan kami selama tiga tahun ke belakang tidaklah mudah. Semua kejadian yang telah terjadi di waktu lampau tentunya menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Tapi Abet adalah orang yang sangat keras hati. Malamnya aku menuliskan surat untuk Abet. Surat yang singkat dan rasanya penuh dengan kepolosanku.

Sesungguhnya aku bukan orang yang pandai berkata kata atau menulis surat. Terlebih lagi untuk Abet yang justru selalu punya seribu kata untuk menyampaikan isi kepalanya. Banyak penghakiman yang bercokol di kepalaku jauh sebelum menulis surat ini. Aku tau Abet tidak akan senang membacanya.

Senin, 01 Juni 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #19

Beberapa hari setelah aku mendapat kronologis lengkap tentang Abet, tidurku tidak lagi nyenyak dan cenderung gelisah. Beberapa kali aku mendapat mimpi buruk karena aku tidak tahu bagaimana kondisinya di dalam sana. Aku sempat bertanya kepada sang ibu apakah aku diperkenankan untuk membesuknya. Sang ibu bilang, Abet berpesan untuk tidak mengijinkan aku datang ke sana. Rasanya sedih mengetahui si pria keras hati ini malah tidak mau bertemu denganku. Tapi ibunya memberiku kebebasan, lalu kubulatkan tekad untuk tetap berangkat.

Aku memutuskan untuk datang ke sana tepat 24 hari setelah hari penangkapannya. Belum pernah sebelumnya aku menyambangi seseorang yang dekat secara personal di dalam penjara. Aku pernah sekali diajak Abet untuk membesuk salah seorang kawannya di polsek Pamulang, Itupun hanya sebentar. Polsek Pamulang ternyata bukan tempat yang nyaman dan bersih. Sehingga asumsiku sama, semua polsek sama kondisinya.

Meski aku tahu ini adalah hari sabtu dan bukanlah hari besukan aku memberanikan diri untuk datang. Sebelumnya aku memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan kesukaannya yang aku tidak tahu apakah bisa sampai ke tangannya. Meskipun saat itu aku sudah lulus sekolah, aku masih sering merasa tidak memiliki kuasa atas keputusan keputusanku sendiri. Sehingga pergi ke polsek Kebayoran Lama menjadi tantangan baru. Sepanjang jalan aku cemas, apakah aku akan berhasil menemuinya? Apakah aku diijinkan untuk memegang tangannya? Apa yang harus kukatakan kepadanya? Pikiran pikiran it uterus menghantuiku hingga tidak terasa angkot D.01 berhenti persis di depan kantor polisi.

Minggu, 31 Mei 2020

Perjalanan si Warung Kopi | Part 2

Keputusan telah dibuat, kami mendapat restu untuk merenovasi toko dan area ruang tengah untuk melanjutkan perjalanan si warung kopi. Tapi ternyata restu tersebut masih dibarengi embel embel kekhawatiran khas orangtua yang masih terus berjalan dengan ribuan pertanyaan atau pertanyaan soal jangan begini dan begitu atau sebaiknya begini dan begitu. 

Rumah yang kutempati ini memiliki spot terbaik selama aku hidup di satu tempat dalam waktu yang lama. Perjalanannya juga cukup panjang dan berliku. Sebuah rumah tua yang telah ada sejak jaman Belanda, ditempati oleh kakek dan nenek dari suami sejak tahun 1930-an. Rumah ini kemudian mulai dipugar di area depannya pada tahun 1998 untuk dijadikan markas sekaligus toko untuk brand clothing milik suami, Twoclothes. Sebagai salah satu pionir bersama beberapa brand Bandung Twoclothes memiliki pasarnya sendiri yaitu para anak skateboard yang mana adalah aktifitas kegemaran pak suami itu sendiri.

Sabtu, 30 Mei 2020

Perjalanan si Warung Kopi | Part 1

Keputusan kami membuat warung kopi bukanlah keputusan mudah dan murah. Tiga tahun lalu akhirnya kami dipercaya untuk mengemban tugas itu awalnya terasa sangat sulit dan melelahkan karena ternyata tempat kami memutuskan untuk pertama kali membuka birokrasinya amat rumit. Saya sempat menuliskan ending dari perjalanan tersebut di blog ini juga. Tulisannya dibaca sampai empat ribu orang dan membuat geger seantero kota Bandung. Karena menyadari konfliknya akan begitu besar, kami memutuskan untuk mundur teratur dan tidak memaksakan sesuatu yang rasanya bukan menjadi hak kami.

Mencari tempat adalah salah satu perihal tersulit dalam perjalanan si warung kopi. Tempat yang baik, strategis, menguntungkan dan tentunya dengan harga sewa yang tidak mahal adalah hal yang sangat tidak mungkin terjadi. Sehingga keputusan buru buru yang kami lakukan di tahun kedua membuat perjalanan si warung kopi berantakan.

Jumat, 29 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #18

Untuk menghormati sang ibu, aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya dan mendengarkan secara langsung kronologis penangkapan Abet dan bagaimana dia bisa sampai mendekam di balik jeruji besi. Berat rasanya datang ke rumah itu tanpa disambut oleh Abet, biasanya dia sedang pergi ke warung atau ke rumah kawan dan akan segera kembali. Tapi kali ini dia benar benar tidak ada.

Uni dan Mama matanya tampak sembab, sang ayah rupanya tidak berniat menemuiku karena mungkin aku juga dianggapnya membuat kondisi kecanduan Abet akan narkoba tidak kunjung membaik. Dan hal itu patut dibenarkan, sejak kejadian dua tahun sebelumnya aku menemukannya sedang menyuntikan putaw ke lengannya, aku tidak pernah melarangnya. Dengan alasan tidak ingin ribut, aku memutuskan menerima segala kekurangannya dan apapun yang ada dalam dirinya.

“Pagi itu, jam setengah delapan Abet pamit mau keluar sebentar. Dia masih pakai celana tidur dan kaos. Tanpa pakai jaket, dia pergi naik motor. Handphone dan dompet dibawanya, nampak terburu buru. Kami tahu dia akan pergi sama anak – anak dan kamu untuk berenang kan hari itu. Sampai kemudian sekitar pukul Sembilan kami ditelfon oleh polisi yang menyampaikan bahwa Abet ditahan di Polsek Kebayoran Lama”

Kamis, 28 Mei 2020

New Normal - Ketenangan Beribadah

Nit nit nit nit nit nit nit nit nit nit

Alarm di handphone ku berbunyi tepat pukul 5

Dengan cukup berat karena masih mengantuk, aku mengangkat tubuhku dan melangkah ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu

Air dari keran di rumah ini dinginnya sampai bisa membangunkanku dari tidur

Di ruang tengah, Febby dan Malika sudah siap dengan sajadah dan mengenakan mukena serta sarung mereka masing masing

Dua rakaat, berjamaah

Rabu, 27 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #17

Pagi itu dia berjanji akan menemani keponakan keponakannya berenang dan mengajaku besertanya. Pukul sembilan dia akan menjemputku begitu katanya. Pukul tujuh aku masih menelfonnya dan memastikan apakah ada perubahan rencana, dia bilang tidak. Pukul delapan dan Sembilan aku kembali menghubungi telfon genggamnya sudah tidak bisa dihubungi, meski masih terdengara nada sambung. Pukul sepuluh handphone sudah tidak aktif. Aku lalu menelfon ke rumahnya

“Uni, ada Abet?” Tanyaku kepada kakak perempuannya yang menjawab telfon. Suaranya terdengar aneh seperti orang yang habis menangis, tapi aku mengacuhkan perasaanku dan tidak mau ikut campur. Barangkali Uni memang sedang ada masalah. Namun aku terkejut dengan jawabannya

“Yu, maaf ya… Abet mendadak diminta ke Padang. Baru saja berangkat” lalu Uni meminta maaf dan mengakhiri pembicaraan telfon kami.

Selasa, 26 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #16

Pada kesempatan lainnya, setelah aku duduk di bangku kelas tiga Abet semakin sering mengantar dan menjemputku ke sekolah. Dia semakin posesif dan membuat aturan yang mengekangku. Aku harus memberinya kabar setiap saat dan jika hal tersebut tidak kulakukan dia biasanya akan marah. Entah aku sebut apa hubungan ini, Abet tidak pernah secara fisik memukulku atau membentakku. Dia hanya seperti tidak ingin kehilanganku dan hal itu pun sama kurasakan, aku juga tidak ingin lagi kehilangan dirinya seperti saat tahun lalu dia memutuskan untuk pergi.

Kini, setiap sepulang sekolah saat Abet rutin menjemputku dia sering memintaku menemaninya ke beberapa tempat yang cukup aneh. Dan setiap kali aku bertanya hendak kemana kita, dia akan menjawab dengan singkat ke rumah teman. Tapi aku tidak pernah bertemu dengan orang orang yang disebutnya teman tersebut.

Biasanya aku tidak pernah sampai di sebuah rumah atau tempat yang dituju, melainkan aku akan menunggu di pom bensin, warnet atau warung terdekat. Kadang aku menunggu di mobil atau jika sedang menggunakan motor aku memilih untuk duduk di warung. Biasanya, Abet selalu berpesan jika ada apa apa dengannya dia memintaku untuk pergi dan meninggalkannya. Pesan tersebut sulit aku pahami karena berkali kali dilakukannya dan tidak pernah terjadi apapun.

Senin, 25 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #15

Aku kembali menjalani hari hariku bersama Abet. Kali ini ada begitu banyak kejanggalan yang selalu kuanggap lumrah. Mulai dari kacaunya pengelolaan uang yang dimilikinya, sehingga tidak jarang dia meminjam uangku atau berbohong kepada orangtuanya akan kebutuhan kebutuhan yang tidak esensial Padahal dia hanya membutuhkan uang saja.

Pada satu kesempatan saat aku sedang berkunjung ke rumahnya, aku mendengar suara sang ibu yang sedang berteriak marah kepada anaknya. Aku masih belum bisa mendapat maksud kemarahan sang ibu. Dengan sopan dan berusaha tidak mau ikut campur, aku masuk ke dalam rumah tersebut dan menyapa sang ibu.

“Tante..” lalu aku mencium tangannya.
“Bilangin ya Yu sama Abet, capek tante! Habis semua lama lama barang – barang di rumah ini dijualnya semua sama dia! … …. …” dan masih panjang lagi nasihat serta kemarahan yang diluapkannya padaku. Aku hanya bisa mengangguk dan meninggalkannya dalam keadaan belum berhenti bicara. Abet entah sedang apa dia diam saja di lantai dua tempat kamarnya berada.

Minggu, 24 Mei 2020

BARAYA - Baju Hari Raya

Semenjak virus ini menginfeksi tubuhku sebelas tahun terakhir, semua pakaian yg kukenakan rasanya sama saja. Semua seperti berlabel odha. Rasa dimana semua orang melihatku sebagai pesakitan, orang yang terinfeksi HIV, orang yang membawa aib kepada keluarganya. Bayang bayang buruk tersebut seperti udara yang membalut tubuhku.

Saat aku (masih) menutup auratku dengan kerudung, saat aku pergi ke diskotik dengan baju ketat, atau saat aku menjadi diri sendiri dengan kaos dan celana jeansku. Orang tetap saja melihatku dengan label yang sama.

Pakaian yang sulit kukenakan karena pelan pelan menggerogotiku dan menghancurkan pertahananku.

Virus ini kemudian bukan hanya menginfeksi sel darah putihku, namun juga menginfeksi kepercayaan diriku, cara orang memandangku bahkan mengkontaminasi semua atribut yang kukenakan.

Sabtu, 23 Mei 2020

Surat Untuk Mbak Marsinah

Mbak Marsinah.. 
11 tahun sudah saya hidup dengan virus HIV dan harus mengkonsumsi obat ARV setiap harinya seumur hidup.

Mbak Marsinah.. Secara sistematis dan struktural, negara tidak pernah memberikan saya dan banyak perempuan.. edukasi tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi. Tidak ada proteksi secara pemahaman bahkan kemampuan utk bernegosiasi dgn pasangan... sehingga kerentanan terinfeksi HIV meningkat pada kelompok perempuan.

Mbak Marsinah... hingga 11 tahun ku hidup dengan HIV... atau 27 th kematianmu.. kesehatan seksual dan reproduksi masih menjadi hal yang tabu. Tidak ada informasi dan edukasi dari mulai di lingkungan sekolah, sosial maupun keluarga sebagai bentuk pencegahan. Sehingga mengakibatkan.. makin banyaknya perempuan dan anak anaknya yg terinfeksi HIV karena tdk memiliki posisi tawar pada pasangan. Tidak ada juga perlindungan hukum yang nyata bagi perempuan dan kelompok kelompok yg terdampak HIV AIDS

Jumat, 22 Mei 2020

Jaga Diri, Jangan Lelah

Begitu banyak konspirasi tentang isu c19 ini. To be honest saya sempat mengikuti perkembangannya di awal dan mengerikan jika memikirkan jika ini memang dibuat oleh manusia dan sengaja dilepaskan untuk tujuan tujuan tertentu. TAPI, sebetulnya jauh sebelum ini terjadi hampir semua isu virus dan penyakit di muka bumi ini akan selalu ada pihak pihak yang mencari cari akar serta asal muasalnya. Entah itu akan end up dengan sebuah teori ataupun fakta bahwa penyakit tersebut memang ada, I decide to believe that virus is here now with us on earth.

Sebagai contoh, pada saat saya terinfeksi HIV saya memiliki pergolakan batin yang luar biasa. Selain karena begitu minimnya pemahaman akan informasi yang saya miliki... saya juga sempat mendapatkan informasi dari kanal kanal yang salah. Jika dalam isu HIV, teori yang berkembang sungguh menyeramkan dan sangat merugikan orang orang yang memang nyatanya terdampak HIV seperti kelompok perempuan dan anak anak mereka.

Pergulatan batin itu tentunya juga dibarengi dengan ketakutan besar karena faktanya hasil pemeriksaan HIV di darah saya menunjukan hasil reaktif pada dua kali pemeriksaan di dua rumah sakit berbeda. Fakta lainnya adalah suami saya (alm) saat itu dalam kondisi yang sangat buruk yang di kemudian hari saya ketahui bahwa dia sudah masuk fase AIDS.

Kamis, 21 Mei 2020

Hampers Rempah Sesajen Untuk Kebebasan Ceu Kun | Bonus Podcast*

Disclaimer. Tulisan ini dibuat pada kelas CS Writers Club yang dilaksanakan setiap hari kami. More Info about the club check their IG @CSWritersClub | Tulisan ini adalah Fiksi dan karangan semata.

****

Aku begitu prihatin atas situasi yang harus selalu dilaluinya selama sebulan.. setiap tahun

Dia tidak bisa merasakan nikmatnya bertengger di dahan pohon mangga belakang rumah pak haji

Dia juga tidak bisa menggoda anak anak remaja mesjid sepulang solat isya berjamaah

Dia bahkan tidak bisa menggunakan lagi mata uang dedaunan untuk membeli sepanci soto mie bogor milik Bang Udin. Hanya untuk membuktikan betapa kaya dirinya dan betapa luas ususnya

Aku tau ini bulan yang sulit untuknya... dan sebagai pengagumnya film filmnya (meski aku tahu sang sutradara selalu menggunakan peran pengganti).. aku sungguh prihatin.

Lalu dua hari lagi masa kurungannya akan berakhir.

Rabu, 20 Mei 2020

Teman itu Bukan Jabatan

Saya tipikal yang sulit sekali berteman. Gak mudah buat saya percaya sama orang lain. Sejujurnya saya sangat takut untuk melakukan itu karena, once I trust someone and saya memutuskan untuk berteman dengannya I will be a good one! Ah perez lo yu! hahaha serius ini mah. Bisa dilihat pada chart jodiyak saya, saya nih orang yang setia. Sayangnya kesetiaan kita selalu berbatas dan memiliki ujungnya.. bukan seperti slogan Buzz lightyear ya "Tak terbatasss... dan melampauinya..!". Nah di artikel hari ini saya mau membahas perihal "Teman itu Bukan Jabatan". Bukan Jabatan yang diberikan seseorang ataupun yang kita dapat.

Menurutku, Friend is beyond the name itself. Teman itu bahkan kalau memang teman, ga perlu diucapkan... dilabeli.. dideklarasikan.. or whatever put mark on your forehead ya.. "TEMENNYA AYU". Nooo.. ga kayak gitu. Gimana ya.. temen ya dijalani aja. Berteman aja. Ga pake embel embel apapun, ga ada transaksi dan akad pada saat lo mau berteman dengan seseorang dan merasa perlu seseorang menjadi teman lo. I know you have to know each other, itu betul sekali. Ya kenalan dulu lah.. baru kemudian bertemen begitu kan yahh aturannya. But you can declare it. Buat gw pribadi sih jadi sangat basi ya. 

Selasa, 19 Mei 2020

A Morning Reflection

Saat seseorang merasa baru saja melakukan aktifitas yg resiko HIV...
Saat seseorang bahkan merasa memiliki gejala HIV...
Saat seseorang baru tahu kondisi HIV...
itu pukulan telak bagi mereka… semua pasti parno.. dan takut..

Sayangnya…
Gak semua orang bisa langsung kuat kayak saya atau kamu..
Gak Semua orang langsung pintar kayak kamu, kamu dan kamu..
Semua butuh proses…

Karena… saya juga pernah ada di posisi orang yang ga tahu apa apa, paranoid dan ketakutan.
Mungkin kamu juga pernah ngerasain.. tapi sudah lama dan lupa karena sekarang hidupmu sudah oke oke saja dan bahagia…

Senin, 18 Mei 2020

AIDS Candlelight Memorial 2020

Ada banyak nama yang terekam dalam ingatan. Mereka yang selama 11 th terakhir mengisi kehidupan saya dengan cara cara dan durasi yang berbeda. Sebagian besar dari mereka saya kenal dari Klinik Wijaya Kusuma di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan. Kami sama sama tumbuh dan belajar di sana menjadi manusia manusia yang lebih kuat di klinik tersebut. HIV mempertemukan kami semua dan menjadikan kami saudara. Sayangnya persaudaraan itu kini melampui ruang dan waktu. Kematian memisahkan kami, raga tak lagi bertemu meski rasa rindu tetap dapat diantarkan melalui doa.

Nama nama itu bukan hanya sekedar nama, senyum tawa dan canda serta kebersamaan di waktu yang cukup lama membuat saya senantiasa mengingat mereka dan menjadikan mereka sumber sumber kekuatan untuk tetap melanjutkan hidup dan perjuangan.

Mungkin mereka telah kalah dalam perjuangannya melawan virus HIV. tapi saya mau tetap hidup dan bertahan, meski HIV tidak selalu membuat saya menjadi orang yang kuat. Lebih sering melemahkan mental dan menjatuhkan saya berkali kali. Tapi apa yang tidak mematikanmu harusnya membuatmu menjadi lebih kuat. Episode demi episode kehidupan saya jalani dan kematian karena AIDS tetap datang tak bisa terelakkan.Ada banyak diantara mereka yang tidak beruntung. Tapi mereka beruntung karena tanpa mungkin mereka sadari, mereka kini menjadi saripati kebaikan dalam relung hati kami.

Peringatan AIDS Candlelight Memorial mungkin hanya akan terjadi setiap bulan Mei. Namun setiap saat jiwa jiwa mereka yang telah pergi tetap Abadi. Keep the light on.. because the light is in you.. you may cannot see it.. but when u feel it you need to embrace it. Biarlah Menyala meski dalam gelap. 

Minggu, 17 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #14

Abet melanjutkan kuliahnya yang terbengkalai. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semuanya berantakan karena narkoba. Perbedaan usia kami hanya terpaut empat tahun tapi rasanya pengalaman hidupnya seperti yang sepuluh tahun lebih lama dariku hidup. Abet juga senang memotret, dia selalu membawa kameranya saat bepergian dan sesekali akan berhenti jika menemukan objek yang menarik untuk ditangkap oleh lensa kameranya.

Kumpulan anak anak pecinta alamnya pun masih setia membuka pintu untuknya kembali. Dari perjalanan panjang kami, aku akhirnya mengetahui bahwa gunung menjadi tempatnya pergi dan memohon maaf pada diri jika sedang kembali tersesat. Katanya, di gunung tidak ada narkoba jadi kalau kecanduannya mulai datang meski sakit dia akan naik gunung bersama kawan kawannya untuk kemudian menyembuhkan diri. Alam membantunya sembuh.

Sabtu, 16 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #13

Sialan!

Kenapa aku mesti terjebak dalam situasi sulit seperti ini. Bukankah harusnya aku saat ini sibuk belajar dan menikmati masa sekolahku. Bukankah menjadi ketua OSIS adalah hal yang sulit dan butuh konsentrasi untuk mengelola organisasi sekolah ini. Tidak tidak… nyatanya aku memang tidak pernah menyukai instansi pendidikan ini. Mulai sejak kecil hingga saat ini aku merasa ini hanya formalitas dan darma baktiku pada kedua orangtuaku. Aku tidak pernah menyukai sekolah meskipun aku menyukai teman teman dan cerita cerita yang terjadi di sini.

Sekarang aku sama sekali tidak pernah memikirkan sekolah. Aku hanya berangkat dan kembali lagi ke rumah seperti rutinitas yang tak bernyawa. Aku tetap bersenandung dan tersenyum sepanjang perjalananku namun aku tidak memikirkan sekolah. Aku memikirkan Abet.

Setelah obrolan panjang kami malam itu, Abet mengantarkanku pulang seperti tidak ada beban. Seperti kami kembali sedia kala dan baik baik saja. Lantas aku yang kemudian kebingungan. Dia tidak pernah merasa memutuskan hubungan kami, dia hanya merasa perlu untuk rehat sejenak dan menyembuhkan dirinya dari kecanduan. Tapi dia sama sekali tidak memikirkanku dan terkesan seperti meninggalkanku sehingga Opi kini terlibat. Aku tidak mampu meninggalkan orang sebaik Opi, tapi aku juga tidak mau kehilangan Abet lagi. Kini aku harus memutar otak dan mencari cara untuk menyampaikan hal ini padanya.

Jumat, 15 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #12

Berhari hari aku dilanda kebingungan. Opi kini mengisi kehidupanku. Meski tidak ada pernyataan cinta seperti kebanyakan orang pada umumnya, tapi ciuman di bioskop itu seperti sebuah petunjuk dan ungkapan cintanya. Perhatian yang kerap dilontarkannya setiap saat baik melalui pesan singkat ataupun telfon juga sudah cukup buatku. Bukankah dia memang orang yang selama ini aku nantikan sejak lama? Bukankah dia cinta semasa kecil yang menjadi nyata? Aku kini sering mempertanyakan perasaanku.

“Kenapa sih kok kayak gak bersemangat gitu?” Tanya Opi suatu hari.
“Gak apa – apa kok” balasku singkat saat dia menelfon.
“Kita baik baik aja kan?”
“Iya tenang aja.” Jawabku singkat yang kemudian langsung mengalihkan pembicaraan.

Kamis, 14 Mei 2020

Conversation with My Antiretroviral Teraphy | Bonus Podcast*

Ayu : “Duh gede banget ya botolnya, mana dua butir setiap minum.. ada dua jenis lainnya pula.. jadi tujuh butir sehari astagaaaaa….huff”

Aluvia : “Woy, enak aja lo baru ketemu udah ngatain gue gede! Body shamming namanya!”

Ayu : “Eh maap maap.. bukan itu maksudku.. eh lho kok kamu bisa ngomong.. kok serem sih…”

Lamivudine : “Iyaaa mulai hari ini kita akan selalu ngobrol kayak gini.. ga usah takut nyantei aja!”

Tenofovir : “Iyaa santai aja. Kamu nih kayak baru liat obat sekali ini. Kan empat tahun kemarin kamu juga dah ngerasain obat yang lainnya. Meski akhirnya ga bekerja dengan baik kan di badan kamu..”

Aluvia :  “Akhirnya ketemu deh sama kita. Makanya mulai hari ini kami bertiga akan jadi lebih bawel supaya kamu sehat terus”

Rabu, 13 Mei 2020

30 Masakan Andalan Selama di Rumah Aja

Sebetulnya saya hampir frustasi kalau harus mikirin masakan atau dapat pertanyaan "Masak apa hari ini?" baik dari Malika atau bapaknya. OMG... Meskipun saya fun dan dengan kesadaran sendiri saya memang memutuskan untuk melakukan kerja kerja domestik... Memikirkan nasib orang lain dalam hal ini masakan itu sangat melelahkan lho. Sehingga alangkah senangnya karena Malika dan Febby juga tidak pernah lupa membantu saya berbagi peran dalam mengurus rumah yang adalah milik bersama ini.

Saya bukan koki andalan yang masakannya seenak dan senikmat master chef atau ibu saya dan ibu mertua saya. Tentu saya mengambil beberapa referensi dari mereka. Tapi saya bisa bilang bahwa makanan saya 90% bumbunya hanya terdiri dari bawang merah, bawang putih dan garam. Hampir semua masakan saya bumbunya itu ajaaaa hahahaha. Saya selalu ingin mentertawakan diri sendiri karena ini. Dan ga usah repot karena saat ini, beragam perusahaan perbumbuan telah sangat membantu kita dengan membuatkan bumbu bumbu khusus sesuai dengan jenis jenis masakan yang sangat hits di rumah. Jadi kita tinggal menyiapkan bahan bahannya saja. Oiya saya ga akan menjelaskan soal masakannya ya. Saya cuma akan bikin list saja. Yes I know sebuah artikel yang kurang menarik. Tapi aniway, terima kasih sudah baca ya!

Selasa, 12 Mei 2020

8 Tempat yang Bikin Rindu Pamulang

Banyak orang yang kini rindu akan kampung halaman setelah di rumah aja hampir dua bulan terakhir ini. Begitupa dengan saya. Sayangnya I dont really have a hometown to mention, saya lahir dan besar di tengah kota dengan hiruk pikuk kendaraan dan polusi udara. Not really kampung yang penuh dengan keheningan, udara yang sejuk atau suara burung burung dan jangkrik saat kita berdiam di teras rumah. Yup, karena yang kurindukan adalah Pamulang. Tempat yang juga adalah rumah tempatku besar dan bertumbuh. Banyak cerita dan perjalanan yang berproses selama 23 tahun dalam hidup. So this post is dedicated for Pamulang. Tempat - tempat apa yang paling saya rindukan dan pengennya saat covid-19 ini berakhir saat saya pulang mengunjungi rumah orangtua, saya juga akan mengunjungi tempat tempat tersebut... atau sekedar lewat lagi di jalur sekitar situ karena beberapa tempat sudah tidak ada. So here's the list.. maybe you recognize some place?

Senin, 11 Mei 2020

Sendal Jepit di Stasiun Tanah Abang | Bonus Podcast*

Celana hijau tiga per empat dan kaos polo shirt putih.. aku melihat ke cermin dari atas sampai bawah.. nah sudah pas nih. Cakep… pas sama sandal baru. Iyaa.. aku baru beli Sendal..  sandal yang bisa membuat langkah makin mantap. Karena saking mantapnya, setiap hari aku harus menempuh perjalanan panjang dari Pamulang ke Rawamangun.

Begini kira kira rutenya. Dari Pamulang naik angkutan umum menuju stasiun Serpong, karena dari sana saya akan naik kereta api ke stasiun Tanah Abang lalu lanjut ke stasiun Sudirman. Sudah sejauh itu, saya masih harus keluar stasiun dan menyambung kendaraan menggunakan Transjakarta sampai Halte Sunan Jati di Rawamangun baru akhirnya tiba di kantor. Berapa lama coba waktu yg saya tempuh? Yah kurang lebih dua jam.

Sepanjang perjalanan dari stasiun Serpong menuju Tanah Abang, kereta sangat kosong dan saya bisa duduk dengan nyaman. tapi setibanya di stasiun Tanah Abang kami semua harus mengejar kereta selanjutnya dan berjejalan naik.

Minggu, 10 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #11

Aku kelelahan dan memutuskan untuk segera tidur dan tidak melakukan apa apa lagi setibanya di rumah. Rasanya hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan. Aku merebahkan tubuhku yang rasanya masih berbau kaporit meskipun sudah kubilas berkali kali. Langit langit kamar menatapku dengan kasihan dan seperti bertanya ada apa denganku. Ingin rasanya kucurahkan semua pada sang langit langit atau dinding kamar bahwa aku.. aku kenapa ya. Aku bahkan tidak bisa menjelaskan pada diriku apa sebenarnya yang aku rasakan. Handphoneku kemudian berbunyi tanda pesan singkat masuk, Opie.

Opie : hei, gimana renangnya tadi?
Aku : Capek hon. Anak – anak tadi bikin kesel. :(
Opie : Bikin kesel kenapa? Kan harusnya have fun.
Aku : Gak apa. Biasa, iya have fun kok :) Kamu lagi apa?
Opie : baru pulang dari bengkel. Capek juga. Kita pasti sama sama lagi rebahan.
Aku : Iya. Aku lagi ngomong sama tembok dan langit langit nih.
Opie : Aku tahu, pasti lagi ngomongin aku ya.

Sabtu, 09 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #10

Aku menekan tombol di handphoneku dengan kesal karena tiga temanku tidak kunjung datang padahal rumah mereka juga tidak terlalu jauh. Tapi kemudian aku bertanya Tanya pada diriku sendiri apa sesungguhnya yang membuatku kesal. Apakah keterlambatan teman – temanku? Atau sesungguhnya kemunculan batang hidung Abet di hadapanku barusan? Aku kemudian berusaha meyakinkan diriku bahwa dia bukan gangguan. Masa lalu sudah berlalu tidak perlu diungkit lagi. Aku harus tetap tenang karena sekarang aku ada di dalam kondisi yang lebih baik dan tentunya bahagia. Tapi, ah sialan aku gak bisa berhenti memikirkannya.

Kolam renang ini kebetulan memang baru selesai dibangun tahun lalu. Letaknya sangat dekat dengan komplek perumahanku dan karena tidak banyak kolam renang dengan desain yang bagus, maka kini masyarakat sekitar menjadi tempat ini menjadi salah satu destinasi. Tapi dari semua kolam renang yang ada di kota tempat kami tinggal, kenapa dia harus memilih kolam yang sama. Memang sih kola mini sangat asri, ada banyak pohon kelapa dan pondokan tempat konsumen duduk dibuat seperti sedang berada di pinggir pantai. Tempatnya sangat asri dan membuat kita nyaman bahkan sekalipun kita tidak berenang hanya duduk duduk saja.

Jumat, 08 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #9

Opie biasa aku memanggilnya. Anak bontot di keluarganya, dia keturunan Jawa Batak. Orangnya sangat sederhana meski penuh misteri dan tidak banyak bicara jika baru berkenalan. Kami akhirnya menjadi lebih dekat saat bulan Ramadan datang. Saat akhirnya sama sama menjadi petugas piket penerimaan zakat di masjid atau sama sama tadarusan setelah taraweh selesai. Entah keputusanku menjadi remaja masjid murni karena keyakinanku atau keyakinanku yang lain. Keyakinan ingin dekat dengan laki laki ini.

“Besok nonton yuk?” suatu hari saat piket menjaga penerimaan zakat dia mengajukan pertanyaan ini kepadaku. Jantungku rasanya mau keluar dan berwudhu saking terkejutnya. Tapi beruntung itu tidak terjadi, aku berusaha mengatur nafasku dan tetap tenang untuk menjawab pertanyaan penting itu.

Kamis, 07 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #8

Kupikir setelah duduk di bangku SMA, kedewasaanku akan bertambah. Aku pikir aku bisa lebih tenang dalam menghadapi persoalan persoalan cinta. Ternyata cinta akan selalu membuatmu menjadi sangat irasional dan emosional. Kehadiran Abet beberapa saat lalu adalah kali terakhir aku melihatnya. Setelah itu aku sama sekali tidak pernah mendapat kabar apapun dari dia.

Pada satu kesempatan aku sangat penasaran dan merindukannya, sehingga aku ku putuskan untuk main ke rumah kawan yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya di komplek yang sama. Lalu kemudian, kami hanya duduk seharian di teras rumah sambil memandangi jalan. Konon setiap pukul empat atau lima sore Abet akan melewati depan rumahnya dengan menggunakan sedan putih milik perempuan itu mengajak anjingnya jalan jalan. Sebuah aktifitas yang aneh, mengajak jalan jalan tapi menggunakan mobil.

Rabu, 06 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #7

Hubungan ini tidak kemudian menjadi selalu sesuai dengan harapan.

Suatu hari setelah beberapa bulan kami memulai hubungan, dia menghilang. Saya tidak bisa menghubunginya di rumah karena orang orang yang menerima telfonnya selalu bilang bahwa Abet tidak di rumah. Aku entah kenapa sungkan untuk datang ke sana dan memeriksa langsung keberadaanya sampai suatu hari ada telfon bordering di rumahku.

“Aku di depan gang. Tolong bawa semua buku yang kamu pinjam. Jangan ada yang tertinggal”
Aku yang berhari hari menunggu penuh harap menjadi kesal karena nada suaranya begitu ketus dan memberi perintah. Apakah dia tahu aku begitu merindukannya. Tapi ternyata harapanku memang sudah pupus saat kuhampiri dia di ujung gang rumahku.

Dia bersama seorang perempuan, menggunakan mobil sedan putih. Perempuan itu ada di dalam mobil bersama seekor anjing yang kepalanya menjulur ke luar jendela. Hatiku langsung ciut, sedih kecewa dan bertanya Tanya. Siapa perempuan itu? Kenapa dia harus ke sini dengan perempuan lain? Mengapa tatapannya tidak bersahabat dan gesture tubuhnya tidak nyaman?

Selasa, 05 Mei 2020

Waria, Sang Srikandi Penuh Welas Asih

Saya masih mengenakan rok putih merah kala itu, seingatku sekitar tahun 1997. Kami sedang berjalan menuju rumah kawanku yang terletak di salah satu komplek di tengah kota Pamulang. Untuk menuju ke sana kami harus naik angkot lalu kemudian turun di perempatan jalan dan berjalan melewati deretan pertokoan lalu sampai di rumah kawanku. Siang itu terik dan panas, sayup sayup terdengar suara seseorang menyanyikan lagu dangdut diiringi musik dengan sound system seadanya. Tubuh penyanyi itu tinggi besar, betisnya kekar dan ada bulu bulu halus. Sosok itu menggunakan baju ketat dan seksi, yang saat itu sangat trend digunakan karena digunakan oleh Mariam di film Si Manis Jembatan Ancol. Ada selendang warna merah yang disampirkan di antara kedua bahunya. Sepertinya dia menggunakan rambut palsu panjang. Dandanannya menor dan suaranya sedikit sumbang. 

Bersama kelima orang temanku, kami diam termangu. Menatap sosok tinggi besar yang melenggak lenggok di depan salah satu ruko. Dari satu ruko ke ruko lainnya. Ada yang mengusirnya, ada yang memberikannya uang koin ada juga uang lima ratus rupiah bergambar monyet. Sosok yang sungguh menarik kataku dalam hati. Sejujurnya aku mengagumi cara orang ini mencari rejeki, dia sungguh berani dan menghibur. Namun kekagumanku padanya buyar saat salah seorang teman laki lakiku dengan usil dan lantang berteriak.

Senin, 04 Mei 2020

Menerima Kemarahan

Hari ini saya mencoba mengangkat tangan tinggi tinggi dan berusaha terus tersenyum. Namun sulit sekali, bukan hanya dalam kondisi begini.  49 hari sudah kita di rumah saja dan rasanya kejenuhannya telah hilang. Kini, di rumah saja menjadi bagian yang baik baik saja dan dapat dijalani dengan lebih tenang.

Tapi hari ini terlalu banyak hal yang membuat emosi tergerus karena ada ketakutan ketakutan yang tidak terlihat tapi terus datang, dan semua ketakutan tersebut meledak menghancurkan emosiku berkeping keping.

Saya hanya bisa menangis tersedu sedu di sudut kemar, Malika yang khawatir hanya bisa memberikan sekotak tisu untuk ibunya. Tidak banyak orang yang mengerti meski apa yang terjadi dengan saya. Meskipun sudah disampaikan dan diceritakan berkali kali rasanya. Orang hanya akan menilai saya terlalu cemas atau saya ini berlebihan

Minggu, 03 Mei 2020

Letter From 2020 | Bonus Podcast*

Pagi ini aku menemukan sepucuk surat di depan pintu rumah, setelah sebelumnya aku mendengar suara ketukan pintu. Suara ketukan yang sangat kencang dan cepat, Nampak ada sesuatu yang begitu penting. Terlihat perempuan berambut pendek dan bertubuh agak gemuk secara tergesa gesa menjauh. Siapa ya? Hmm. Sambil menutup pintu dan menguncinya aku membuka surat itu dan mulai membacanya.

Dear my self.. jangan panic…baca surat ini baik baik ya. Pelan pelan aja dan sampai tuntas. Cermati semua kata kata yang coba kutuliskan padamu. Aku tidak main – main.

Pertama, jangan ambil pekerjaan yang di Jakarta. Ada banyak hal buruk menantimu di sana. Ada banyak orang dengan segala kepentingan berjalanan dengan ritme langkahnya sendiri. Kau akan kecewa dan tersakiti. Komitmen dan tidak bisa menolak sangat tipis bedanya, kadang kau berada dalam situasi tersebut. Maka putuskan yang terbaik, Jakarta bukan tempatmu. Ada hal lain juga yang harus kau hindari di sana, ini akan menyangkut tentang kesetiaan. Aku tak bisa bicara banyak soal ini.

Sabtu, 02 Mei 2020

Roti Tawar yang Tidak Bisa Ditawar

Beberapa hari yang lalu saat menjelang berbuka puasa saya terfikir untuk berbuka dengan roti bakar. Saya membayangkan lumeran cokelat mesis dan roti yang garing masuk ke dalam mulutku. Karena alasan efisiensi, saya kemudian meminta bapak ketua RW 02 di kelurahan Sumur Bandung yang merangkap sebagai suami saya untuk pergi ke Purimas membeli roti tawar. Purimas adalah pusat produksi roti, kue  dan jajanan pasar di kota Bandung yang letaknya tidak jauh dari rumah kami.

Kenapa saya lebih memilih untuk membeli roti tawar saja? karena di rumah kami sudah punya mentega, setoples mesis dan saya baru saja mendapat pinjaman alat panggang roti. Sehingga terbesitlah ide membuat roti bakar untuk menu berbuka puasa. 

Biasanya, sebelum pandemi covid ini saya adalah orang yang paling rajin untuk urusan belanja. Mau belanja sayur mayur atau daging ke pasar, belanja ke minimarket, warung kelontong atau apapun yang bersifat jual beli. Saya biasanya akan sangat agresif mengatakan "AKU AJA YANG BELI". Tapi, empat puluh hari di rumah membuat saya mengurungkan niat untuk keluar. Hanya beli satu dua item saja, biarlah suami. Lagipula ini kan roti tawar mana mungkin ada kesalahan.

Jumat, 01 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #6

Kenyataan bahwa Abet benar pecandu membuat sedikit terpukul. Aku tidak marah dan lantas meninggalkannya, tapi aku sedikit takut bahwa dia akan seperti kakakku yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat. Aku juga khawatir dia memiliki kebiasaan kebiasaan yang biasanya dilakukan kakakku semasa dia menjadi pecandu. Mencuri barang – barang milik orangtua dan menjualnya demi mendapatkan narkoba.

Aku berusaha membicarakan perihal apa yang kulihat beberapa hari kemudian. Dia dengan santai malah menenangkanku dan mengatakan bahwa yang dilakukannya tidak berbahaya. “Aku tahu apa yang kulakukan, kamu tenang aja” begitu singkat dan memang menenangkan.

Kamis, 30 April 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #5


Seiring dengan berjalannya waktu kami menjalin hubungan sebagai pacar, semakin banyak teman kami berdua yang mengetahui perihal hubungan ini. Maka dari sanalah riak riak mulai bermunculan, khususnya yang datang kepadaku.

Rumors mengatakan bahwa Abet adalah anak nakal dan anak gak bener. Banyak yang mempertanyakan, kenapa aku mau berpacaran dengannya. Ya tentunya aku tidak perlu menjelaskan itu kepada dunia, jelas itu adalah urusan pribadiku. Tapi berita tidak menyenangkan semakin ramai terdengar, khususnya yang mengatakan bahwa Abet adalah Junkie.

Meskipun kaget, aku tidak langsung seratus persen percaya. Selain itu, persoalan narkoba bukanlah hal yang baru dalam kehidupanku. Kakak pertamaku adalah seorang pecandu sekaligus pengedar. Saat aku mulai mengenal Abet… dia sudah pulih dari kecanduannya dan tengah bekerja di Probolinggo. Dan alam semesta memang berusaha untuk menunjukan kepadaku kenyataan yang sebenarnya. Pada satu kesempatan kakakku sempat satu kali berjumpa dengan Abet. Entah apa yang terjadi pada pertemuan mereka itu, malam harinya kakakku menegurku. “Pacaran jangan yang sama kayak gue dong dek. Cari yang bener lah?” begitu katanya dengan nada sedikit sewot. Aku yang bingung dengan maksud perkataannya bertanya balik. “Maksudnya apa mas?” dan dia menanggapi dengan singkat “Ada kuburannya gitu di tangannya”.

Rabu, 29 April 2020

Perkedel Kehidupan

Disclaimer, WAJIB BACA sampai akhir!

Tahukah kalian makanan enak yang cara membuatnya sangat melelahkan? Well, tentu ada banyak jawabannya. Mungkin bagi beberapa orang makanan yang saya anggap capek membuatnya itu mudah bagi mereka. tapi ada juga makanan makanan yang mudah bagi saya, melelahkan bagi orang lain. Oiya, aniway beberapa hari lalu saya membuat makanan itu. Karena makanan ini adalah salah satu favorit keluarga kecil saya yang isinya cuma tiga orang ini.

Makanan yang sedari tadi saya bicarakan adalah Perkedel Kentang.

Nah, banyak toh yang setuju sama saya kalau perkedel kentang ini enak tapi bikinnya ampunnn deh capek banget. Lalu apa hubungannya perkedel kentang dan kehidupan. Ooooo banyak sekali hubungannya. Oiya.. saking enaknya perkedel kentang buatan saya di mata keluarga saya, saya sampai hanya bisa membuat dua kali dalam empat puluh lima hari ini. Saking capeknya!

Ya gimana ga capek. begini kira kira proses membuatnya.

Selasa, 28 April 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #4

Aku tidak ingat kapan orang tua ku pernah benar – benar mengajariku tentang menjaga diri. Yang ku dengar hanya amarah setiap kali mereka mendapatiku melakukan kesalahan. Alih alih menyampaikan hal yang bisa membuatku menjaga diri, aku malah makin brutal dengan rasa penasaranku.

Cinta pertamaku bukan Abet. Aku ingat beberapa nama yang kemudian mengisi pikiran dan hari hariku di masa remaja. Perasaan berbunga bunga yang nyaris membuatku keringat dingin dan sakit perut setiap kali bertegur sapa atau berada bersama orang tersebut di satu momen yang sama.

Ciuman pertamaku bukan Abet. Aku ingat laki laki yang usianya jauh lebih tua dariku, menciumku saat kami tengah menonton film Harry Potter and the philosopher stone. Aku tidak menolak dan memberontak sama sekali. I really enjoy my first kiss with that man.

Senin, 27 April 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #3

Kala itu hari jadian merupakan moment yang sangat sakral. Setiap pasangan akan mengingat kapan mereka mengikrarkan janji untuk menjadi sepasang kekasih. Mulai dari hari, tanggal, bulan, tahun hingga waktu ikrar dan tempat menyatakan cinta. Huh, sudah macam akad nikah saja. Bedanya ini gak perlu saksi, hanya dua merpati itu saja yang tahu.

Ada satu masa dimana setelah mengenalku, Abet pamit untuk pergi ke suatu tempat untuk menjalani pendidikan pecinta alam. Tak pernah sebelumnya ada seseorang pamit padaku untuk pergi ke suatu tempat dalam waktu lama, sambil berjanji di hari kepulangannya dia akan menghubungiku. Sehingga jika ada telfon berdering di malam hari sebaiknya aku yang menjawabnya.

Tepat pukul 11 malam tanggal 20 Desember 2001 telepon di rumah berdering.

Minggu, 26 April 2020

Selamat berlarian di Surga Miguel!

Mungkin dunia ini memang terlalu menyakitkan untuk menjadi tempatmu berlari. Tak kubayangkan jika kamu masih ada di sini bersama sama kami dalam situasi seperti ini. Mungkin kamu akan kebosanan dan terus meminta untuk keluar rumah, karena kamu pasti menyukai sinar matahari. Tapi mungkin juga kamu adalah anak yang kooperatif dan bisa menikmati setiap permainan yang bisa kita mainkan bersama saat di rumah saja. Tapi aku tidak tahu mana diantara keduanya yang nyata karena kamu tidak ada di sini.

Fotomu tidak terpampang diantara foto foto keluarga yang kuletakan bersama foto lainnya. Tidak ada pula suara tangisan atau rengekanmu karena diganggu oleh kakakmu. Cucian bajuku juga tidak bertambah banyak, karena aku tidak pernah mencuci bajumu. Itu karena kamu hanya hidup selama empat puluh jam setelah kulahirkan tiga tahun lalu.

Sakit memang setiap kuingat kamu tidak bisa melanjutkan hidup bersamaku. Ibu mana yang selama sembilan bulan mengandung tidak ingin bermain bersama anaknya, menyusuinya atau membersihkan popoknya setiap saat. Kelelahan yang selalu terbayar dengan senyum atau bau asem ketek bayi. Tapi aku bukan ibu yang memiliki kessempatan berharga itu. Aku hanya diberi waktu sembilan bulan empat puluh jam. Itu waktu yang cukup menurutNya untukku menghabiskan waktu bersamamu. Waktu yang juga rasanya tidak mampu kumanfaatkan dengan baik.

Sabtu, 25 April 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #2

Berhari hari sudah aku dibuat gila. Senyum senyum sendiri, menunggu telfon rumah bordering atau menyimak suara motor yang lewat di rumahku. Aku menunggu seseorang yang beberapa hari ini membuat perutku mulas tidak karuan dan pipiku terbakar hingga sering berwarna merah.

Hari itu dia mengajakku melakukan sesuatu yang tidak pernah kulakukan selama duduk di bangku SMA. Dia mengajakku membolos sekolah! Awalnya aku menolak, ajakan yang aneh mana mungkin aku melakukan itu.

Lalu dia bilang, “masa muda itu jangan terlalu serius. Sesekali kita harus menikmati dan melanggar aturan”. Lalu entah setan mana yang berhasil menghasutku, aku akhirnya mengiyakan permintaannya.

Keesokan harinya dia memberiku aturan aneh untuk melanggar aturan. Aturannya adalah aku harus tetap berseragam sekolah dan berangkat seperti biasa, lalu dia akan menungguku di wartel ujung dekat sekolah. Aku harus membawa sweater atau baju ganti agar tidak terlalu mencolok. Agar membolos sekolah menjadi nyata, maka aku harus tetap berangkat  tapi tujuannya bukan untuk sekolah.

Jumat, 24 April 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #1

Bioskop di Pamulang menjadi tempat kami pertama bertemu. Saat itu tahun 2001 dan aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Aku sedang menjalani pemulihan pasca operasi Fibroadenoma Mamae, tumor jinak di Payudara. Operasi yang super melelahkan, karena aku harus menjalani pemulihan total di rumah dan tidak bisa pergi kemanapun. Tapi hari itu adalah hari ketujuhku bedrest dan aku merasa jauh lebih baik. Lantas aku berinisiatif menghubungi Medina dan mengajaknya menonton di bioskop.

Aku sangat butuh udara segar. Pertemuanku dengan Medina selalu kurang lebih sama. Isinya biasanya berisi cerita keseharian anak sekolah. Medina adalah  adik kelasku sewaktu SMP, meski akhirnya aku lulus duluan kami masih rutin ngobrol melalui telfon rumah atau aku main ke rumahnya.

Bioskop hari itu tidak begitu ramai. Sepertinya karena filmnya juga gak ada yang terlalu bagus. Keheningan bioskop kemudian pecah saat seorang laki – laki masuk ke dalam. Celana jeans biru yang nyaris luntur, kaos berwarna merah, dan jaket besar berwarna hijau tentara. Mata sipitnya tertutup kaca mata hitam, rambutnya keriting dan kulitnya putih. Ada keringat dan rasa lelah menempel di wajahnya.

Kamis, 23 April 2020

Aplikasi Beberes Digital!

Selamat datang di Beberes Digital!

Ini adalah aplikasi yang dapat digunakan oleh semua pengguna telepon pintar tanpa membutuhkan internet. Aplikasi ini hanya dapat digunakan dengan telepon pintar anda serta beberapa keping microchip sesuai dengan kebutuhan anda

Kami memberikan kemudahan yang dapat memberi solusi rumah bersih dalam genggaman tangan anda. Sebelum anda menggunakan fitur kami, pastikan semua microchip sudah terpasang pada perangkat rumah tangga anda. Seperti sapu, pel, mesin cuci, kemoceng, sikat kamar mandi dan benda benda yang biasa anda gunakan untuk beberes

Aktifkan fitur bergambar alat rumah tangga saat anda hendak memulai aktifitas beberes. Dengan otomotis seluruh alat rumah tangga anda akan bergerak sesuai dengan fungsinya dan membereskan sesuai jangkauan rumah anda. Pastikan area jangkauan telah anda masukan dalam fitur tersebut.

Rabu, 22 April 2020

Apakah Saya Tetap Puasa Selama Bulan Ramadhan?

Apakah Saya Tetap Puasa Selama Bulan Ramadhan? Banyak sekali teman teman yang baru mengenal saya menanyakan ini. Tentunya kebanyakan dari mereka juga adalah teman teman yang hidup dengan HIV. Well, puasa pada ODHA saya yakini sifatnya tidak wajib dan bisa digantikan dengan fidyah. Karena situasi kewajiban minum obat dan beberapa kondisi lain yang mungkin akan berpengaruh pada tubuh kita.

Rasanya saya sudah pernah membahas ini tapi gak apa apa daropada scroll dan cari cari lagi saya mau cerita lagi. Setelah 11th hidup dengan HIV, saya mulai berpuasa di tahun kedua setelah kondisi pulih dan menjadi lebih baik. Bukan hanya kondisi kesehatan fisik tapi mental, karena di tahun 2009 saya baru kehilangan suami... saya tidak cukup mampu untuk hidup secara produktif seperti biasa. Lalu apa saja sih yang harus diperhatikan selama ODHA memutuskan untuk berpuasa, dan bagaimana dengan ARV?

Selasa, 21 April 2020

Marhaban Yaa Ramadhan 2020

Beberapa hari lagi kita akan ketemu kembali dengan bulan Ramadhan. Sayangnya bulan ramadhan kali ini benar benar berbeda karena situasi COVID-19 yang menyebabkan kita semua harus menjaga jarak dan di rumah aja. Hikmah besarnya adalah kita bisa lebih khusyu beribadah dan fokus sama apa yang harus kita selesaikan. Untuk saya pribadi, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial karena ada banyak kenangan manis yang selalu saya ingat setiap bulan Ramadhan. Meskipun ga semua ceritanya adalah cerita cerita bagus, kebanyakan adalah kenakalan saya semasa remaja tapi itu membuat saya ingat bahwa perjalanan panjang tersebut akan mengingatkan saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Nah cerita cerita apa aja sih selama Ramadhan yang paling saya inget sejak saya kecil sampai saya sekarang sudah berkeluarga seperti sekarang ini. Tulisan kali ini akan mengisahkan soal pengalaman pengalaman seru tersebut. Kalau ada yang relate, bisa lho cerita juga di komen artikel ini pengalaman apa yang paling menarik selama bulan Ramadhan kamu kamu semua!

Senin, 20 April 2020

Rutinitas Selama di Rumah Aja!

Hal yang paling sulit dilakukan saat harus di rumah aja adalah mengulang ritual ritual yang seharusnya terasa biasa saja. Kenapa itu menjadi sulit, karena biasanya pada kondisi diluar pandemi covid-19 kita masih bisa melakukan aktifitas di luar rumah seperti bekerja, bertemu dengan kawan dan aktifitas lainnya. Sehingga rumah atau luar rumah bisa menjadi obat. Contohnya kala sedang di rumah seharian jenuh berminggu minggu kita bisa keluar untuk bertemu kawan. Begitupun sebaliknya saat kita sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan, rumah bisa menjadi hal yang paling dirindukan untuk tempat kita pulang. 

Nah kondisi sekarang ini tidak memungkinkan untuk kita beraktifitas luar rumah seperti bekerja dan bertemu atau berkumpul dengan kewan dan sebaliknya kita diharuskan untuk di rumah saja setiap hari melakukan aktifitas yang sama berulang - ulang. Lantas, kebiasaan apa sih yang berubah di rumah saat kondisi COVID-19 ini sedang terjadi.. padahal kebiasaan itu biasa kita lakukan.. namanya juga kebiasaan ya gak.

Minggu, 19 April 2020

Kematian - Kematian yang Terlalu Cepat

Sebuah judul yang tidak relevan dengan rencana Tuhan saya sengaja berikan karena arasa terkejut yang tak berkesudahan masih hinggap hingga pagi ini saya memutuskan untuk menuliskannya. Yuslidarwati dan Estu Fanani, dua perempuan luar biasa yang kabar kematiannya saya terima kemarin hanya dalam selisiih waktu sepuluh menit. Sukses bikin saya nyaris sesak nafas karena menangis di kamar dengan kencangnya. Keduanya meninggal di tengah pandemi COVID-19, dimana kami semua warga Indonesia masih harus berdiam di rumah tidak beraktifitas di luar sana.

Kemamrin sore, Baby Rivona mengabarkan saya melalui SMS karena sinyal hp saya bermasalah. Bahwa Kak Yus meninggal dunia, setelah sehari sebelumnya saya mendapat kabar bahwa dia sebenarnya sudah koma selama lima hari di RSU Zainal Abidi Banda Aceh. Kak Yus yang kami kenal rajin minum ARV ini tidak meninggal karena HIV. Melainkan karena dirinya terjatuh dan kepalanya terbentur lalu mengalami pendarahan hebat dan tidak sadarkan diri. Mas Gun, sang suami mulai kekurangan uang untuk membayar perawatan sehingga IPPI berinisiatif untuk mengajak teman - teman di komunitas untuk berdonasi untuk membantu perawatan Kak Yus. Rupanya kami sudah terlalu terlambat. Atau ini sebenernya bukan terlambat atau terlalu cepat? tapi memang kehendak Tuhan? 

Sabtu, 18 April 2020

Botol Bekas Sirup di Kulkas

Ada enam botol bekas sirup di dalam kulkas kami.
Botol botol ini menunjukan enam tahun sudah saya tinggal di Bandung,
enam tahun sudah saya memiliki kulkas ini
dan enam tahun sudah saya membina rumah tangga.

Botol botol bekas sirup ini tidak dibeli secara sengaja, melainkan sirup yang kami beli setiap bulan Ramadhan. Hanya ada dua jenis sirup dan satu merk. Marjan rasa cocopandan atau rasa lechy. Sebotol sirup akan habis dalam waktu sebulan oleh tiga orang selama bulan Ramadhan, beberapa botol tersisa sampai awal awal hari raya idul fitri.

Jumat, 17 April 2020

Tujuh Belas Tahun

Akhirnya aku akan benar benar menjadi manusia dewasa.
kartu tanda penduduk dan surat ijin mengemudi.

Nama dan fotoku akan tertera pada kedua kartu sakti tersebut.
Kesaktiannya bahkan dapat memberikanku kewenangan penuh untuk membeli rokok, alkohol, dan kondom. Aku juga bisa masuk ke klub klub penari tanpa busana.

Sayangnya, dua hari yang lalu motor ojek online yang kutumpangi ditabrak truk.
Bapak ojek yang memang harus selalu menggunakan helm hanya mengalami patah kaki.
Namun kepalaku terbentur jalanan dengan keras dan mengalami pendarahan, gara gara aku ngotot..

"dekat kok ga usah pake helm saja."

Dalam kondisi koma, aku hanya bisa melihat bapak ibu dan teman-teman meniup lilin di sekeliling kasur tempatku dirawat. Di leher tertancap selang yang membantuku bernafas dan pada layar di samping kasur terdengar bunyi yang ritmenya kini akrab di telinga.

Bip.. bip... bip...

----

Tulisan ini dibuat pada kelas CS Writers Club yang dilaksanakan setiap hari kami. More Info about the club check their IG @CSWritersClub

Kamis, 16 April 2020

Kabella

Dia

Tidak pernah lupa saat sang sahabat berhenti menghubungi.
Tidak ada lagi pesan elektronik.. telepon..
atau pertemuan2 langsung..
semua sdh tidak lagi pernah terjadi

Seingatnya..
perjumpaan terakhir mereka berakhir dengan tidak baik.

Rabu, 15 April 2020

Sompral!

Kalian pikir sompral berbentuk kata kata?

Apakah tai anjing babi asu djancuk adalah kata kata sompral?

Hei, hei hei...

Anjing babi dan asu adalah hewan hewan yang layak diberi kasih sayang..

tai itu kotoran yang keluar dari anusmu..
yang keluar dari anus anjing dan babi juga masih tai sih namanya

Kuberi tahu apa itu sompral