Minggu, 15 Juli 2018

Me-manage Rasa Takut Ditinggalkan teman

Semenjak terinfeksi HIV, salah satu perasaan yang paling sering muncul dan menganggu hidup saya sembilan tahun terakhir adalah takut ditinggalkan. Perasaan yang satu ini awalnya muncul karena satu persatu kematian menjadi hal yang paling lumrah terjadi hampir setiap hari. Dan kita semua sama - sama tahu bahwa saat sang malaikat maut datang menjemput, kita ga bisa compromise dan minta keringanan. Yang bisa kita lakukan cuma ikhlas. Tapi ada perasaan takut ditinggalkan lainnya yang kemudian kedengerannya receh pas kalian baca nanti. Tapi buat saya cukup menyiksa.

Saya gak tau apa faedahnya tulisan saya hari ini buat teman - teman sekalian. Tapi mudah - mudahan, saya bisa selalu berefleksi dari apa yang saya alami, teman2 sekalian bisa ikut berefleksi juga kira kira apa yang sebaiknya kita lakukan saat perasaan takut ditinggalkan itu kemudian muncul. Nah yang paling sering muncul soal perasaan takut ini adalah saat akhirnya ditinggalkan teman. YAELAH YU, GITU DOANG. Yup, gitu doang emang.. dan kebanyakan teman - teman yang memutuskan untuk meninggalkan kita tidak menyadari itu. But trust me it hurts to know that people maybe forget you easily.

Minggu, 08 Juli 2018

Bayangan Kematian Orang yang Terinfeksi HIV

Dalam sebuah rekaman video, ayah Ginan mengatakan telah membelikannya tanah untuk kelak digunakan saat dia meninggal. Video tersebut diunggah oleh seseorang pada tahun 2011, saat Ginan baru pulang dari Prancis dalam laga Homeless World Cup 2011. Sang ayah membeli tanah pemakaman tersebut tidak lama setelah mengetahui anaknya terinfeksi HIV. Bayang - bayang kematian meliputi siapapun yang didiagnosa terinfeksi HIV. Tidak hanya Ginan dan keluarganya, begitupula saya.

Dua minggu yang lalu Ginan yang namanya tersohor di seantero negeri meninggal dunia karena serangan jantung. Seiring dengan diterimanya berita kematian Ginan, tiga hari berturut turut dada saya sesak setiap kali mengingat wajahnya atau membayangkan tingkah polahnya yang lucu dan menyenangkan. Jantung saya juga ikut berhenti berdetak beberapa detik saat mencoba mencerna dua kata yang saya terima dalam sebuah pesan singkat di handphone "Ginan Meninggal".