Sabtu, 25 Oktober 2014

Memaknai Homeless World Cup Santiago 2014

Photo Credit By Andhika Soreang
Homeless World Cup (HWC), seperti yang sudah diketahui oleh beberapa kelompok masyarakat, adalah sebuah ajang tahunan street soccer tingkat dunia, diikuti oleh lebih dari 60 Negara dari seluruh dunia. Bukan seperti ajang sepak bola dunia lainnya, HWC membawa misi besar, yakni misi perubahan pada diri setiap pemain. Seluruh Pemain HWC hanya bisa 1 kali mengikuti pertandingan ini seumur hidup mereka, maka dari itu setiap tahunnya, negara akan mencari pemain baru utk mengikuti pertandingan. Makna Homeless itu sendiri juga memiliki arti sangat luas, dalam konteks Indonesia yang menjadi pemain dalam ajang HWC ini adalah mereka yang selama ini termarginalkan dan terbuang. Indonesia mengirimkan mereka yang berasal dari 3 kelompok, yakni Masyarakat Miskin Kota, Pecandu/mantan pecandu narkoba dan orang yang hidup dengan HIV. Trophy HWC hanya ada satu bagi pemenangnya, namun mereka semua yang mengikuti ajang ini adalah sang JUARA.

Rabu, 22 Oktober 2014

Bandung Caang Festival 2014!

Hidup di Bandung bikin saya benar benar sehat dan bahagia. Produksi Hormon Endorfin dalam otomatis, sangat lancar karena setiap weekend, setelah melalui hari dengan aktifitas rutin, warga bandung disuguhkan acara acara yang super menyenangkan, friendly dan meningkatkan index kebahagiaan warga bandung, termasuk saya.

Saya tahu informasi mengenai Bandung Caang Festival dari sebuah Billboard besar yang dipasang di dekat Balaikota saat tengah melintas menggunakan mobil bersama suami dan anak saya. Caang yang punya arti Terang ini, membuat saya berimaginasi, seperti apa kira kira acaranya nanti ya. Lalu suami saya bilang "kamu kesana aja, kan tinggal jalan kaki dari rumah, tapi saya gak bisa menemai ya, saya kan ada di Chille." begitu ujar suami, yang memang kebetulan saat ini sedang bertugas ke Chille mendampingi Tim Nasional Indonesia untuk Homeless World Cup 2014.

Senin, 20 Oktober 2014

Surat Untuk Timnas HWC 2014


Pic From Rumah Cemara
Dear All Tim Nasional Indonesia Homeless World Cup 2014,
Tommy engelberth, Akhmad Fauzi, Midjuli Santoso, Yudhi Ramanda
Tomi Hartono, Rizal Syaifullah, Swananda Pradika, Sonny Nasirwan.


      Saat pembukaan Mel Young Presiden Homeless World Cup, berkata.. (sudah di translate**)
Kalian semua fantastic, kalian berdiri disini dengan bangga mewakili negara kalian, dan saya salut, bahwa kalian telah melakukan lebih dari yang kalian pernah bayangkan.  Kalian menunjukan kepada dunia, apa yang dimaksud dengan Manusia seutuhnya, dan kalian adalah contoh kepada dunia. Saat ini, tidak ada tempat yang benar benar baik, banyak orang yg terpinggirkan dan miskin. Mereka yang takut akan kehidupan, dan terabaikan, dan hidup dalam gelap, kita harus meberikan mereka terang. Saya mengajak kepada seluruh dunia untuk terinspirasi pada kalian, para pemain. Dan ikut terlibat dalam gerakan bersama ini, untuk merubah dunia menjadi lebih baik melalui sepak bola.

Leaving for Good, Thanks My Doctor!

Saya undang teman sekalian untuk kembali ke tahun 2009, sekitar bulan maret saat seluruh kehidupan saya terasa terhenti, dingin dan membeku. Begitu banyak orang yang saya cintai, namun satu satunya orang yang saat itu mencintai saya sepenuh hati jatuh sakit. Diagnosa terlambat, membuat saya pernah ada dalam bayang bayang penyesalan, dan punya sejuta pertanyaan tentang "Mengapa" yang hingga kini saya tidak pernah mengetahui jawabannya. Apalagi saat akhirnya dia pergi meninggalkan saya selamanya, karena infeksi HIV yang tidak sempat diobati

source : google.com
Tahun penuh kesulitan pastinya pernah dialami oleh banyak orang. Tapi saya berharap tidak ada orang yang pernah mengalami apa yang saya rasakan. Hingga akhirnya hari hari penuh dengan "urusan rumah sakit" tiba, hari dimana saya tidak pernah absen menatap wajah dokter, suster, petugas laboratorium, pemeriksaan radiologi, tatapan sinis dan penuh tanya kebanyakan orang saat saya masuk kedalam klinik bernama Wijaya Kusuma.

Tahun tahun tersebut, Wijaya kusuma menjadi rumah kedua setelah rumah orangtua saya. Area RSUP Fatmawati menjadi tempat yang paling saya hafal sudut-nya, bahkan wajah satpam dan petugas parkirnya. menghabiskan waktu sepanjang hari untuk menunggu hasil pemeriksaan darah, lalu kemudian kembali lagi untuk diambil lagi darahnya dan diperiksa kembali. dan kembali lagi untuk bertemu dokter dan mendengar penjelasan beliau apa yang terjadi dengan kondisi tubuh saya. Tahun tahun yang sangat melelahkan.

Jumat, 17 Oktober 2014

Kebangganku, Indonesia Juara :)

Setelah berbulan bulan mengurus banyak hal, akhirnya mimpi itu kembali terwujud.

Homeless World Cup adalah sebuah ajang pertandingan sepak bola jalanan yang diadakan dalam skala internasional, diikuti oleh lebih dari 60 negara, disebut homeless karena mereka yang menjadi pesertanya bukanlah pemain sepak bola profesional, melainkan mereka yang selama ini termarginalkan, seperti salah satunya orang yang hidup dengan HIV, Para Pecandu atau mantan pecandu, dan orang miskin kota.



Rumah Cemara, sudah sejak tahun 2010 ditunjuk menjadi National Organizer, utk mengelola perekrutan pemain dan pencarian dana. Sebutlah, Prancis, Meksiko dan Poznan sudah ditapakan kaki para pemuda pemuda bangsa Indonesia yang selama ini dipandang sebelah mata. kini, tahun 2014.. Santiago, Chille menjadi destinasi selanjutnya. Pergulatan pencarian dana serta support untuk membiayai keberangkatan selalu menjadi hambatan besar diawal. 

Minggu, 12 Oktober 2014

My New Family Circle

source : google.com
its been, hmm.. hampir 5 tahun sudah hidup dengan kekebalan tubuh yang terserang virus. but I feel so alive, I'm not saying i'm happy with the situation, tapi saya selalu berusaha untuk melakukan hal paling baik dalam kehidupan. living with HIV its never easy, but trust life also not easy even you're not living with HIV.

Jadi gini.. sabtu lalu saya ikutan kegiatan rutinnya @ODHABerhakSehat, Kopi Darat alias ketemuan sama teman teman di dunia nyata, setelah lebih banyak berinteraksi di dunia maya melalui internet dan sosical media. its always happy to have activity with them. tahun lalu, pas mereka mengadakan kegiatan kopi darat di Jakarta, rasanya seru, walaupun usaha untuk mencapai tempat pertemuan lebih sulit karena harus melalui kemacetan, tapi Kopdar OBS di Jakarta memberikan semangat dan kekuatan baru, saat itu.

tahun ini OBS bikin kopi darat di Bandung. tempat tinggal saya saat ini. setelah resmi menjadi warga bandung, rasanya happy kalau bisa pas nemuin aktifitas aktifitas yang bikin kita lebih kuat dan bersemangat menghadapi kehidupan.Salah satunya ya kopi darat bareng Komunitas ODHA berhak Sehat ini. tadinya saya berfikir, pasti lebih banyak masyarakat umum yang hadir dalam kegiatan ini. but I was wrong, and I am happy because of that. Berkat informasi dari Sindi, rekan kerja saya, teman teman yang berasal dari Komunitas di RS Borromeus juga ikut hadir dalam kegiatan ini. and surprise, saya sangat bahagia ketemu sama mereka.

Jumat, 10 Oktober 2014

Bayang bayang Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia, Istilah itu baru ku kenal beberapa waktu belakangan. ada salah satu rekan kerja di kantorku, mengatakan bahwa dia mengidap skizofrenia dan bipolar. sebuah penyakit yang namanya sangat keren, tapi tidak bagi yang merasakan langsung.


Saat momen momen Pertama kali pertemuan saya dengan rekan sekantor, dia banyak bercerita soal persoalan skizofrenia-nya. ada kalanya banyak suara yang datang dan menghantui pikirannya, kadangkala dia sendiri tidak bisa mengetahui apa yang dia pikirkan dan rasakan. untuk bisa bertahan hidup, bekerja dan bermasyarakat, dia harus terus mengkonsumsi obat yang akan menekan aktifitas pikirannya sehingga lebih tenang. kedengarannya simpel. tapi kemudian, hidup dalam skizofrenia rasanya tidak menyenangkan.

When Someone Missing You So Much

Malika memiliki mata yang cantik sejak dia lahir. Kulitnya yang kuning langsat, serta posturnya yang mungil, membuat banyak orang menyukainya. Malika dilahirkan dengan cinta kasih kedua orangtua yang sejak beberapa tahun silam, berjuang menghadapi kehidupan. Nama Malika dipilih oleh ayahnya yang dipanggil abi. Dulu, beberapa saat sebelum Malika lahir, Abi-nya ingin sekali memiliki seorang bayi laki laki dan diberi nama Malik. Namun Tuhan memiliki rencana berbeda. Seorang putri cantik lah yang dihadirkanNya, dan Malika yang bermakna "cantik" menjadi nama untuknya.

Sejak kecil Malika merupakan anak yang periang, tidak susah makan, sangat menyenangkan dan penurut. Sebagai Ibu, saya tidak pernah terlalu kerepotan untuk mengurus dan membesarkannya. Entah karena memang Malika dikirim Tuhan sebagai penyenang hati, atau kami memang tidak pernah merasa terbebani, bahkan memang sangat mengharapkan kehadirannya. Malika kecil tumbuh dengan cinta kasih kedua orangtua, saya dan Abi-nya.

Namun, Tuhan memiliki cerita dan lembaran baru bagi putri kami yang bernama lengkap Malika Nasya Annajma. 2 Minggu setelah hari ulang tahunnya yang ke 2, tepat di tanggal 21 Maret 2009, abi yang sangat ia cintai kembali kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Infeksi di dalam tubuh sang ayah terlalu kuat untuk membuatnya bertahan, dan Tuhan ternyata telah menyiapkan rencana yang jauh lebih baik untuknya, dengan mengangkat semua penyakitnya dan meninggalkan kami di dunia.