Jumat, 24 Maret 2017

Beragam Kejutan di Trimester Ketiga Kehamilan

Saat usia kandungan 30 Minggu
Kalau teman - teman sudah membaca beberapa tulisan saya sebelumnya, pasti sudah banyak yang tahu progress kehamilan saya. Meskipun gak secara gamblang dituliskan (baru mau nihhh), tapi ada bocoran - bocoran usia kandungan, dimana akan melahirkan dan lain sebagainya di tengah - tengah tulisan lain yang gak ada hubungannya dengan pregnancy issue. Sebenarnya mood saya lagi kurang begitu baik hari ini, ada aja yang bikin bete, cemberut dan uring - uringan. Padahal selama kehamilan ini berusaha keras sekali untuk membahagiakan diri supaya produksi hormon oksitosinnya melimpah, dan itu bagus.. But I always failed. Nah karena mood yang gak bagus itulah saya memutuskan untuk menulis dan menceritakan apa yang saya rasakan dan pikirkan, dan itu selalu berhasil untuk saya. it heals me a lot!  

Kita kembali ke judul tulisan ini yuk! Beragam Kejutan di trimester Ketiga Kehamilan. Wah, emangnya udah trimester ketiga?? Waaaahhh sebentar lagi dong.. terus kejutan apa aja sih yang amat sangat membuat saya (dan kelihatannya suami pun) terkejut. Saya ceritakan satu - satu ya. Enjoy My blog today!

Rabu, 22 Maret 2017

8 tahun, it's time For Happiness

sumber : pexels.com
Setiap tanggal 21 Maret, saya dan Malika mengingatnya sebagai hari penuh kerinduan. Dimana salah satu sahabat terbaik yang mana adalah suami saya dan ayah dari Malika, pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Kami tidak punya cukup waktu untuk mengucapkan selamat tinggal, karena 3 bulan sebelum kepergiannya pun kemampuan berbicara dan berfikirnya sudah sangat menurun. Sehingga apapun yang disampaikannya, sangat tidak jelas. Kami juga tidak punya kesempatan untuk mendengarkan pesan - pesan terakhir layaknya seseorang yang akan ditinggalkan pergi untuk selamanya. Kami hanya memiliki kenangan, dan segala kebaikan hati serta keberanian untuk menghadapi hidup yang ia tularkan kepada kami berdua.

Delapan tahun ini saya berguru kepada Kehidupan. Dimana, pahit dan manisnya.. bisa menjadi rasa - rasa yang menakjubkan serta tidak terduga jika kita menikmati rasa tersebut. Jatuh dan bangunnya saya selama kepergian Abet, saya anggap sebagai perjalanan panjang menempuh pendidikan di universitas kehidupan. Hingga tiba hari ini, lalu saya menengok ke belakang. Ada begitu banyak kebaikan dari semua pengalaman dan pembelajaran yang telah dilalui. Meski pada akhirnya tidak pernah menyangka apa yang akan terjadi di tanggal 21 Maret, 8 tahun kemudian.

Selasa, 14 Maret 2017

Menjadi Ibu Yang Tidak Sempurna

sumber : pexels.com
Pagi ini saya super galau, karena nilai pelajaran Matematika Malika yang jelek, sehingga harus mengulang ujian pagi ini. Padahal sebelumnya saya tidak pernah terlalu ambil pusing dengan berapa angka pada lembaran - lembaran kertas yang dibawa pulang oleh Malika dari sekolah. Jika nilainya bagus, artinya dia mampu mengerjakan soal dengan baik, hanya saja saya harus memastikan bahwa mampu saja tidak cukup, tapi dia harus paham apa yang dipelajari. Sebaliknya jika nilainya jelek, saya tidak pernah marah atau memberikan hukuman. Kami biasa meng-evaluasi dan melihat kembali, kenapa nilainya bisa jelek. Apakah ada kesulitan yang dihadapi Malika di sekolahnya. Tapi pagi ini berbeda, rasanya kesedihan saya bertambah - tambah karena saya merasa tidak mampu membantu Malika untuk dapat memahami pelajaran Matematika, which I hate so much since I was a kid.

Saya tidak ingin Malika seperti saya saat kecil, yang cenderung cuek terhadap apapun yang disuguhkan oleh guru di sekolah saya. Padahal jika saya ingat - ingat, sekolah tempat saya belajar masih jauh lebih baik daripada sekolah negeri tempat Malika menempuh pendidikan saat ini, yang kecenderungan guru - gurunya tidak begitu memperdulikan masing - masing individu. Harusnya saya bersyukur saat itu, tapi nyatanya saya termasuk ke kategori anak yang malas dan tidak suka dengan pelajaran di sekolah. Saya hanya ingin Malika jauh lebih baik dari saya, tidak harus berprestasi dengan menempati 10 nilai terbaik di kelas, atau memenangkan olimpiade Matematika. Saya hanya ingin Malika lebih baik dari saya.

1 Dekade Bertumbuh Bersama Malika Sang Pemberani

Dear Malika, my very brave girl..
Saya mengenalmu sudah cukup lama, dan mengenalmu dengan cukup baik. Yup, kamu adalah seorang gadis cilik, bernama Malika. Ya, gadis cilik yang umi kandung selama 9 bulan dan umi lahirkan melalui operasi cesar. kamu tumbuh pesat, secepat angin bertiup di kala musim hujan mulai datang. kamu telah menjadi sumber kekuatan terbesar sepanjang saya hidup sepuluh tahun terakhir ini. kamu bahkan mengajarkan banyak hal yang tidak diajarkan oleh kedua orangtua dan guru-guru bahkan masyarakat di sekitar.

Awalnya Umi menginginkan lahirnya anak laki - laki, entah kenapa.. bukan karena Umi tidak menginginkan anak perempuan. Namun setelah kamu lahir, mata ini akhirnya kemudian dibuka oleh kehadiranmu. Dimana anak laki - laki dan perempuan tidak ada beda, mereka sama sama mahluk yang layak untuk bertumbuh, berbahagia, menjadi dirinya sendiri, serta mendapatkan cinta dan kehidupan yang layak.

Sejak kamu dilahirkan, kamu hidup dalam kesederhanaan. Saat itu kita tidak memiliki rumah sendiri, kita menumpang di rumah orangtua Abi, almarhum ayah-mu. Dan kami bersyukur untuk itu, meskipun hidup bersama - sama begitu banyak orang tidaklah mudah untuk dijalani. Disitulah kehidupan-mu pada akhirnya dimulai.

Kamis, 02 Maret 2017

Mencari Pasangan Yang Mau Menerima Status HIV Kita

source : pexels.com
Salah satu kekhawatiran terbesar seseorang yang terinfeksi HIV adalah mencari pasangan. DIsaat kebanyakan orang mengkhawatirkan status social, pendidikan, harta, relasi dan banyak hal lain. Kami yang terinfeksi HIV lebih khawatir tentang persoalan penerimaan status kesehatan. Kebanyakan, termasuk saya, pasti worry banget ditolak atau ditinggal Karena status HIV.. tapi kayaknya ada juga sih yang cuek – cuek aja, mungkin dia gak segalaw saya yang haus akan jodoh (apaan sih, Hahahahaha).

Dulu saat baru mengetahui bahwa saya terinfeksi HIV, saya memutuskan untuk tidak terlalu focus dengan urusan percintaan. Eh, emang dasar ya manusia.. “Aku tak apaaa.. tanpa cinta..” nyatanya, diperhatiin dikit sama orang lain, langsung baper (kebawa perasaan). Saya mulai menjalin hubungan dengan 3 orang pria di 3 tahun awal saya mengetahui status HIV. And guess what, saya memilih untuk berhubungan dengan mereka yang hidup dengan HIV saja. Main aman bahasanya mah, saya gak perlu khawatir dengan adanya penolakan, saya juga gak perlu mengajari mereka apa itu HIV AIDS dan lain sebagainya Karena mereka pun menjalani hidup yang sama dengan saya.