Jumat, 10 Oktober 2014

Bayang bayang Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia, Istilah itu baru ku kenal beberapa waktu belakangan. ada salah satu rekan kerja di kantorku, mengatakan bahwa dia mengidap skizofrenia dan bipolar. sebuah penyakit yang namanya sangat keren, tapi tidak bagi yang merasakan langsung.


Saat momen momen Pertama kali pertemuan saya dengan rekan sekantor, dia banyak bercerita soal persoalan skizofrenia-nya. ada kalanya banyak suara yang datang dan menghantui pikirannya, kadangkala dia sendiri tidak bisa mengetahui apa yang dia pikirkan dan rasakan. untuk bisa bertahan hidup, bekerja dan bermasyarakat, dia harus terus mengkonsumsi obat yang akan menekan aktifitas pikirannya sehingga lebih tenang. kedengarannya simpel. tapi kemudian, hidup dalam skizofrenia rasanya tidak menyenangkan.

Hidup dengan HIV selama beberapa tahun membuat saya menjadi pribadi yang teramat sangat menjaga pola hidup sehat. yah, paling tidak, saya berusaha untuk makan teratur, minum obat, istirahat dan berolahraga teratur. dukungan serta motivasi keluarga juga sangat penting. namun bagi seorang yang mengidap Skizofrenia, hidup rasanya mungkin sangat membingungkan. Khususnya bagi suami saya dan keluarganya yang kini sedikit kewalahan. Memiliki seorang putra yang didiagnosis memiliki Skizofrenia Paranoid, membuat ibunda kami (ibu mertua saya) lelah. beliau sudah cukup sepuh untuk berfikir keras, lututnya yang tahun lalu mengalami pengapuran harus dioperasi, kini berjalanpun sedikit kesulitan. ditambah mengurus seorang anak dengan Skizofrenia berusia 27 tahun. saya tidak bisa membayangkan. kini sang putra tidak lagi ingat bahwa ibunya pernah ada, bukan karena dendam atau permasalahan. namun ada waham yang berkata kata dan terus berbicara dalam kepalanya bahwa sang ibu telah tiada. tidak bisa saya membayangkan perasaan beliau kala itu. kini keluarga tengah mencari jalan keluar, mencari pengobatan terbaik, mencari dokter terbaik dan cara paling baik, agar adik kami dapat kembali beraktifitas dan pulih dari sakitnya

saya mungkin tidak bisa banyak bercerita, karena ada hal hal terkait persoalan keluarga yang mungkin rasanya tidak pantas saya bagi. namun pikiran saya terus melayang, tentang bagaimana kiranya penanganan yang ideal, dan aman baginya. hari ini merupakan Hari Kesehatan Jiwa. Saya yang penasaran lantas membuka situs wikipedia, dan mencari tahu lebih dalam apa itu Skizofrenia.

Skizofrenia adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. 

Gejala awal biasanya muncul pada saat dewasa muda, dengan prevalensi semasa hidup secara global sekitar 0.3–0.7%. Diagnosis didasarkan atas pengamatan perilaku dan pengalaman penderita yang dilaporkan.  Genetik, lingkungan awal, neurobiologi, serta kondisi psikologis dan proses sosial tampaknya merupakan faktor penyumbang kontribusi penting; beberapa jenis obat resep dan rekreasional sepertinya dapat menjadi penyebab atau kondisi yang memperburuk gejala. 

Penelitian saat ini difokuskan pada peranan neurobiologi, walaupun tidak ada satupun penyebab organik khusus yang ditemukan. Berbagai kombinasi gejala yang mungkin terjadi telah memicu debat apakah suatu diagnosis mewakili satu kelainan atau beberapa gejala yang berbeda. Terlepas dari etimologi istilah yang berasal dari akar kata bahasa Yunani skhizein ("membelah") dan phrÄ“n, phren- ("ingatan"), skizofrenia tidak sama sebagai "ingatan terbelah" dan tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif —yang juga dikenal sebagai "gangguan kepribadian ganda" atau "kepribadian terbelah"—suatu kondisi yang sering tertukar menurut persepsi masyarakat luas.  

Pengobatan andalan adalah pengobatan dengan antipsikotik, yang pada umumnya menekan aktivitas dopamine (dan kadang-kadang serotonin ) reseptor. Psikoterapi dan rehabilitasi vokasional dan sosial merupakan perawatan yang juga penting. Pada kasus yang lebih serius—di mana melibatkan risiko untuk dirinya dan orang lain—mungkin perlu dilakukan perawatan di rumah sakit secara paksa, walaupun lama perawatan di rumah sakit sekarang ini lebih singkat dan tidak sesering waktu sebelumnya.  

Gangguan ini diperkirakan secara umum akan memengaruhi kognisi, tetapi juga biasanya akan berkontribusi pada masalah kronis yang berhubungan dengan tingkah laku dan emosi. Seseorang yang menderita skizofrenia biasanya juga mengalami kondisi (komorbid), termasuk depresi mayor dan gangguan kecemasan; kemunculan penyalahgunaan senyawa tertentu semasa hidup mencapai 50%. Masalah sosial, seperti misalnya pengangguran jangka panjang, kemiskinan dan keadaan tunawisma, merupakan kejadian yang umum. Rata-rata harapan hidup orang yang menderita gangguan ini adalah 12 hingga 15  tahun lebih pendek dari yang bukan penderita, yang merupakan hasil dari meningkatnya masalah kesehatan dan dan lebih tingginya tingkat bunuh diri (sekitar 5%). Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
Mungkin saya memang tidak akan banyak membantu keluarga. membuat tulisan inipun hanya mengeluarkan uneg uneg yang ada di dalam kepala saya, yang cukup berbahaya jika tidak saya utarakan. menurut Saya, Komunikasi adalah cara yang paling baik untuk memulai pengobatan. meskipun sulit berbicara ataupun melakukan kontak dengan mereka yang mengidap Skizofrenia. berdoa semoga segera ada jalan keluar dan harapan bagi saudara kami, Ginda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar