Rabu, 27 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku Part #17

Pagi itu dia berjanji akan menemani keponakan keponakannya berenang dan mengajaku besertanya. Pukul sembilan dia akan menjemputku begitu katanya. Pukul tujuh aku masih menelfonnya dan memastikan apakah ada perubahan rencana, dia bilang tidak. Pukul delapan dan Sembilan aku kembali menghubungi telfon genggamnya sudah tidak bisa dihubungi, meski masih terdengara nada sambung. Pukul sepuluh handphone sudah tidak aktif. Aku lalu menelfon ke rumahnya

“Uni, ada Abet?” Tanyaku kepada kakak perempuannya yang menjawab telfon. Suaranya terdengar aneh seperti orang yang habis menangis, tapi aku mengacuhkan perasaanku dan tidak mau ikut campur. Barangkali Uni memang sedang ada masalah. Namun aku terkejut dengan jawabannya

“Yu, maaf ya… Abet mendadak diminta ke Padang. Baru saja berangkat” lalu Uni meminta maaf dan mengakhiri pembicaraan telfon kami.

Aku terduduk lemas teringat kejadian tahun lalu saat Abet pergi meninggalkanku. Apakah dia kembali meninggalkanku? Apakah dia kembali membutuhkan waktu untuk berjarak karena narkoba kembali menganggu hidup dan pikirannya? Apakah perempuan itu kembali datang dan membawanya pergi? Ada banyak pertanyaan yang bercokol di kepalaku dalam sepersekian detik setelah ku tutup telfon dari Uni. Dan pertanyaan terbesarnya, kenapa dia tidak memberiku kabar sama sekali.

Baca cerita sebelumnya di sini 

Sampai tujuh hari berlalu aku tidak mendapatkan kabar barang sedikitpun darinya. Tidak telfon ataupun sms. Aku juga tidak memaksakan diri untuk menelfon terus menerus ke rumahnya karena aku merasa sia sia jika harus menanyakan alasan kenapa Abet pergi dengan tiba – tiba. Aku khawatir aku hanya akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Tak lama aku memikirkan apa yang terjadi, telfon rumahku berdering.

“Halo, Ayu..” suara Uni di ujung telfon.
“Ya Ni, ini Ayu…”
“Maafin Uni dan Mama ya. Seminggu yang lalu kami bohong sama kamu.”
“Bohong gimana Ni? Ada apa ya? Apa ada hubungannya sama Abet?”
“Iya, waktu Ayu telfon itu Uni bohong sama kamu karena Uni panic. Mama dan semua juga sedang bingung. Kami ga bisa langsung cerita sama kamu.”
“Ada apa ya ni? Abet baik baik aja kan?”
“Yu.. Abet dipenjara. Dia ditangkap dan tertangkap tangan membawa narkoba. Sudah seminggu dia di polsek Kebayoran Lama”

Aku tidak bisa berkata apa apa, aku terduduk lemas dengan telfon yang tergantung dengan suara uni yang memanggil manggil namaku.

Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar