Sabtu, 23 Mei 2020

Surat Untuk Mbak Marsinah

Mbak Marsinah.. 
11 tahun sudah saya hidup dengan virus HIV dan harus mengkonsumsi obat ARV setiap harinya seumur hidup.

Mbak Marsinah.. Secara sistematis dan struktural, negara tidak pernah memberikan saya dan banyak perempuan.. edukasi tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi. Tidak ada proteksi secara pemahaman bahkan kemampuan utk bernegosiasi dgn pasangan... sehingga kerentanan terinfeksi HIV meningkat pada kelompok perempuan.

Mbak Marsinah... hingga 11 tahun ku hidup dengan HIV... atau 27 th kematianmu.. kesehatan seksual dan reproduksi masih menjadi hal yang tabu. Tidak ada informasi dan edukasi dari mulai di lingkungan sekolah, sosial maupun keluarga sebagai bentuk pencegahan. Sehingga mengakibatkan.. makin banyaknya perempuan dan anak anaknya yg terinfeksi HIV karena tdk memiliki posisi tawar pada pasangan. Tidak ada juga perlindungan hukum yang nyata bagi perempuan dan kelompok kelompok yg terdampak HIV AIDS
.
Saat ini stok ARV, obat yg kami konsumsi seumur hidup sedang dalam krisis secara nasional. Dalam bbrp bulan ke depan, ARV kami terancam kosong karena negara lalai memenuhi kebutuhan obat pada orang dengan HIV di Indonesia. Mulai dari kegagalam pengadaan obat, pembelian obat dengan mekanisme emergency fund dan dugaan korupsi yang akhirnya mengakibatkan negara terlambat membeli obat untuk kami. Tidak hanya satu dua kasus, kini ratusan orang sudah mengalami kesulitan bahkan putus terapi, karena obat kami dipermainkan pengadaannya oleh negara. Nyawa kami dipermainkan negara
.
Mungkin saya belum pernah bertemu denganmu mbak Marsinah.

Mungkin namamu baru ku dengar beberapa tahun silam.

Tapi hari ini setelah 27 th kematianmu.. Marsinah, saya membawa semangatmu dalam perjuangan untuk tetap hidup meski terinfeksi HIV dan tetap berjuang meski negara terus merenggut hak hidup kami dan anak anak kami yg hidup dengan HIV.

Mbak saya akan tetap hidup utk terus merebut keadilan bagi semua org2 yg terinfeksi HIV di tanah air.

Saya adalah Marsinah yang bersolidaritas bersama semua perempuan di Indonesia atas nama keadilan. Marsinah matimu tidak sia sia


***

Tulisan ini saya bacakan pada Panggung Politik: 27 Perempuan untuk 27 Tahun Kematian Marsinah Tanpa Keadilan Kolaborasi: Aksi Kamisan & GERAK Perempuan
.
8 Mei 1993 ditemukan jasad dari seorang buruh perempuan dengan kondisi mengenaskan. Terbunuh dengan sebelumnya dikeroyok serta dirusak alat kelaminnya terlebih dahulu. Kita tak bisa lagi membayangkan hal yang lebih keji dari ini.
.
Jasad itu Marsinah namanya. Tewas setelah 3 hari hilang dari sisi rekan-rekannya yang ia perjuangkan lewat aksi pemogokan massal. Pengadilan akan kematiannya bersifat semu dan hanya memproses kambing hitam. Negara belum juga menghadirkan keadilan lewat penegakkan hukum dan pengungkapan kebenaran
.
Untuk itu, mari lanjutkan perjuangan dari dan untuk Marsinah serta kita semua. Akan ada Ibu Sumarsih (Ibunda Alm.Wawan Korban Tragedi Semanggi 1 & inisiator Aksi Kamisan) & 27 rekan perempuan yang menyampaikan banyak hal soal Marsinah & perjuangan keadilan serta kemanusiaan di Indonesia. Marsinah, matimu tak sia-sia!
.
Keseluruhan Panggung Politik ini dapat disaksikan kembali di tautan ini!

Hidup Korban! Jangan Diam! Lawan!
#AksiKamisan #GERAKPerempuan #27TahunMarsinah #KeadilanUntukMarsinah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar