Kamis, 07 Mei 2020

Cinta yang Mengubah Hidupku #8

Kupikir setelah duduk di bangku SMA, kedewasaanku akan bertambah. Aku pikir aku bisa lebih tenang dalam menghadapi persoalan persoalan cinta. Ternyata cinta akan selalu membuatmu menjadi sangat irasional dan emosional. Kehadiran Abet beberapa saat lalu adalah kali terakhir aku melihatnya. Setelah itu aku sama sekali tidak pernah mendapat kabar apapun dari dia.

Pada satu kesempatan aku sangat penasaran dan merindukannya, sehingga aku ku putuskan untuk main ke rumah kawan yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya di komplek yang sama. Lalu kemudian, kami hanya duduk seharian di teras rumah sambil memandangi jalan. Konon setiap pukul empat atau lima sore Abet akan melewati depan rumahnya dengan menggunakan sedan putih milik perempuan itu mengajak anjingnya jalan jalan. Sebuah aktifitas yang aneh, mengajak jalan jalan tapi menggunakan mobil.

Dan benar. Aku melihatnya, menggunakan mobil sedan putih tanpa perempuan itu hanya bersama anjingnya. Sejak saat itu aku memutuskan untuk menyerah dan tidak membuang energiku. Aku menyudahi perasaanku yang berbunga bunga sejak pertama kali berjumpa dengannya di bioskop kala itu.

Baca Cerita sebelumnya di sini

Hari hari selanjutnya, aku fokus pada kegiatan kegiatanku di sekolah. Aku sempat mendengar kabar bahwa dia kini tinggal di Bali dan bekerja sebagai penyiar radio. Ah apa urusanku, aku sudah tidak perlu capek capek memikirkannya. Aku kemudian fokus untuk mengurus organisasi di sekolah karena akhirnya aku terpilih menjadi ketua OSIS di SMA. Sebuah prestasi besar yang pernah ku sandang.
Aku menjadi ketua OSIS pertama yang tidak berprestasi. Karena standard yang diberikan oleh sekolah begitu tinggi, aku jadi geram dan agak kewalahan. Lantas aku ingin membuktikan bahwa semua orang berhak dan bisa untuk mendapatkan kesempatan berorganisasi. Kemauan dan kemampuan berorganisasi tidak selalu berbanding lurus dengan nilai akademis bukan? Maka sejak saat itu, pikiranku yang kosong dan penuh dengan bunga bunga cinta perlahan teralihkan dengan kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler.

Aku juga kembali dekat dengan cinta pertamaku semasa kecil yang tentunya kini sudah dewasa. Cinta yang selalu bersemi di bulan Ramadan, di waktu teraweh. Laki laki ini kukagumi sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Tentu saat itu hanya cinta monyet saja yang kurasakan. Tapi karena kami bertetangga dan hanya berbeda RT, maka kesempatan untuk bertemu begitu mudah dan sering. Sayangnya saat itu aku masih kkecil sekali, tak mungkin aku cinta cintaan layaknya orang dewasa yang menyatakan rasa sukanya.

Tapi kali ini berbeda. Aku sudah kelas dua SMA, aku sudah punya kemandirian berfikir dan hak untuk menentukan apa yang baik bagiku. Maka saat berkesempatan untuk dekat dengan laki laki ini rasanya seperti mimpi yang jadi nyata.

Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar