Rabu, 11 Januari 2017

Etika Meminjam dan Mengembalikan Milik Orang Lain

Sumber : Pexels.com
Saat terbangun pagi hari ini, saya diliputi perasaan dongkol karena mengingat beberapa teman yang (entah sengaja atau tidak), menunda mengembalikan beberapa hal kepada saya baik uang ataupun barang. Yup, tepat sekali tulisan hari ini isinya soal CURHATAN, tapi saya yakin banget ada banyak sekali diantara kita semua yang mengalami hal serupa bahkan sama. Tapi sebelum kita membicarakan orang lain, alangkah baiknya kita melakukan introspeksi pada diri sendiri. Saat saya mengingat - ingat orang orang yang pernah melakukan hal yang saya sebutkan tadi diatas, saya berusaha berefleksi, jangan - jangan saya juga melakukan hal yang sama ya. Because I believe that Karma does exist. Jangan - jangan saya pernah minjam uang dan belum dikembalikan, pernah pinjam barang lalu lupa terus saya anggap orangnya sudah lupa. Damn, saya sadar juga pernah lho melakukan itu dulu.. hiks. Tapi alhamdulilah sudah saya kembalikan, tapi saya yakin teman saya tidak akan lupa dengan kejadian tidak mengenakan tersebut.

Di tahun 2017 ini, yang baru 11 hari dimulai, harusnya kan kita memulai sesuatu dengan kebaikan ya kan. Makanya saya pikir tulisan ini penting sekali buat saya agar selalu mengingat bahwa ada toto kromo, dalam setiap sendi kehidupan termasuk didalamnya tentang meminjam dan mengembalikan sesuatu dari orang lain. Semua curahan hati saya dibawah ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi ya, jika ada sesuatu yang menyinggung maka saya ucapkan alhamdulilah, eh hahaha maaf maksudnya. Kalau kebetulan orang - orang yang saya maksud merasa tulisan ini ditujukan untuknya (padahal sebenernya gak juga), thats much better. Tapi personally, saya ingin berefleksi aja. Karena beberapa hal sudah saya ikhlaskan. Oke, now lets start with Etika meminjam! Meminjam ini bisa apa aja ya, bisa uang ataupun barang. Kalau hati gak bisa dipinjem ya, nanti susah mengembalikannya Eeeaaa. 

Saya pernah ada pengalaman seorang kawan yang hendak meminjam uang dan buku kepada saya. Sebelumnya saya dan beberapa kawan ini sudah mengenal lama, tapi kami tidak rutin berkomunikasi. Kita sebut saja teman saya ini si Tita ya biar lebih mudah menyebutnya. Nah lama sekali saya gak berkomunikasi dengan Tita, tiba - tiba dia menghubungi saya dengan mengirimkan pesan melalui facebook untuk meminta nomor telfon dan whatsapp saya. Tanpa ada kecurigaan apapun, saya memberikannya. Lalu tidak lama dia mengirimkan pesan melalui whatsapp. Diawali dengan menanyakan kabar (Fine, masih bisa diterima, walau saya tahu beberapa orang selalu mulai dengan basa basi seperti ini), lalu kemudian to the point mau meminjam uang. Memang jumlahnya tidak banyak, cuma tiga ratus ribu saja dan kebetulan saya sedang ada uang. Tanpa berfikir panjang saya bilang oke dan saya berjanji akan mentransfer uangnya segera.

Karena kebetulan hari itu agenda saya cukup padat diluar rumah untuk urusan anak dan keluarga, maka pentransferan pun tertunda, tidak langsung saya lakukan. Dan yang terjadi selanjutnya adalah, Tita tidak berhenti menghubungi saya bak dept collector. Berkali kali menelfon (saya yang kebetulan di motor gak bisa mengangkat), mengirimkan pesan secara beruntun melalui whatsapp, sms dan pesan di facebook. Intinya hanya menanyakan, kapan saya bisa mengirimkan uangnya, karena dia sangat butuh sekali. Ok.. hmm, saya agak kaget sih. Lalu saya balas semua pesan beruntunnya dengan maaf, tapi memang kondisinya belum bisa detik itu saya kirimkan, lalu saya minta dia menunggu dan dia menyetujuinya.

Setelah uang dikirimkan, saya mengirimkan pesan padanya bahwa sudah saya kirimkan. Dalam balasannya dia sangat berterima kasih dan berjanji akan mengembalikannya di bulan depan. Tebak apa yang terjadi selanjutnya? 1 bulan kemudian, sampai hari ini orang tersebut tidak bisa saya hubungi. Awalnya beberapa pesan di whatsapp saya masih terbaca, namun tidak dibalas. Lalu kemudian tidak masuk sama sekali. Tapi pesan di SMS kan pasti masuk ya? tapi ya kalian semua pasti tahu, tidak akan dibalas. Dihubungi via telepon pun, sudah tidak aktif. Semenjak saat itu, saya gak mau meminjamkan lagi uang kepada orang lain. Saya takut kejadian serupa berulang, dan saya juga bukan seseorang yang dalam kondisi keuangan berlebih, sehingga gak memungkinkan juga dengan mudahnya meminjamkan kepada orang lain. 

Cerita kedua sebetulnya lebih sederhana, tapi jadi ribet karena dibikin ribet. Siapa yang bikin ribet? Baca aja. Kalau di cerita kedua, ini bukan soal uang tapi gak kalah berharga. Kalau beberapa orang mengkoleksi tas, sepatu atau aksesoris, saya adalah kolektor buku. Alhamdulilah, beberapa tahun kebelakang saya diberi rejeki untuk masih bisa membeli dan mendapatkan secara cuma - cuma buku buku kesukaan saya. Kalau di cerita yang kedua ga ada yang salah dengan etika meminjamnya. Disampaikan dengan baik, dan dilakukan dengan sopan. Tapiii.. ada aja drama saat mengembalikan. Mulai dari kondisi buku yang rusak (ujung cover merengkel, lembaran buku dilipat, ada bagian yang tersiram air, dan bencana lainnya..), selain itu sama seperti uang, ada juga yang susah mengembalikannya padahal kan tinggal dikembaliin ya. Kalau misalnya rumahnya dekat, sekarang sudah ada fasilitas gojek yang bisa mengantar barang, atau bisa sambil lewat buku tersebut bisa diantar kerumah. Kalau ternyata domisili kita sampai antar kota antar provinsi pun gak ribet, ada paket jasa antar barang yang praktis. Yang penting kita mau, dan niat untuk mengembalikan.

Kan cuma buku yu? Mungkin itu pendapat sebagian teman yang membaca paragraf diatas. Percayalah gaes, setiap kita pasti punya suatu barang yang dijaga dengan sangat baik, ada yang melakukan itu karena nilai pemberiannya (ini dari almarhum nenekku, atau ibu ku) sehingga sangat dijaga dengan baik, atau karena momennya seperti contohnya hadiah pernikahan atau hadiah ulang tahun dari orang yang kita sayang. Nah buat saya, buku itu sama berharganya dengan emas berlian (yang saya gak punya), jika ada yang pinjam dan gak mengembalikan ataupun dikembalikan dalam keadaan rusak. Rasanya saya mau marah - marah sama orang tersebut. Bagaimana bisa kita meminjam milik orang lain tapi tidak kita jaga sedemikian rupa. Bahkan saking sayangnya, saya menyampul semua buku saya dengan cover khusus, dan menatanya dengan rapih, lalu membersihkan dan memeriksanya setiap saat.

Nah, dari 2 cerita diatas hikmah apakah yang bisa diambil? Apakah teman - teman langsung ingat bahwa pernah meminjam barang atau uang kepada orang lain. Kalau saya kemudian jadi ingat ada beberapa buku yang saya pinjam dari teman saya, dan akan saya kembalikan 100% dalam kondisi prima, kalau uang.. alhamdulilah sampai hari ini ndak punya hutang sama siapapun, kalaupun ternyata ada, mohon diingatkan ya. Beberapa poin yang bisa saya simpulkan dari catatan hari ini adalah

1. Jagalah silaturahmi dengan teman dan kerabatmu, jangan tiba - tiba menghubunginya karena ada keperluan saja, apalagi setelah itu menghilang tanpa jejak seperti asap.. cuma ninggalin bau aja.

2. Pasanglah reminder di hp mu untuk mengingatkan kembali ada yang harus dikembalikan di waktu tertentu. Misalnya uang, kita bisa pasang reminder saat gajian untuk langsung mentransfer kepada kawan kita supaya tidak tertunda. Karena saat gajian percayalah dalam 1 x 24 jam, gaji gak akan bersisa karena ada banyak kebutuhan yang harus kita penuhi. Hehehe..

3. Hargai barang milik orang lain. Sama barang orang lain aja kita gak bisa menghargai, apalagi sama pemiliknya, itu yang ada di benak saya setiap ada orang yang mengembalikan dalam keadaan tidak utuh. Meskipun ada permintaan maaf, tapi rasanya sedih sekali saat barang milik kita diperlakukan tidak layak.

4. Luangkan waktu untuk mengembalikan barang milik temanmu. Sesibuknya kita pasti ada waktu luang yang disempatkan untuk mengembalikan baran. ASAL KITA NIAT BAIK (duh maaf tadi capslocknya kepencet). Contoh kita bisa meluangkan waktu untuk "mampir" kerumah kawan kita, yang gak akan menghabiskan waktu berjam - jam untuk mengembalikan barang miliknya. atau, jika kita harus mengirimkan barang tersebut, itu juga gak menyita waktu hidupmu kok. Bungkus barang milik teman kita dengan rapih (supaya gak terbanting atau rusak saat diperjalanan pengiriman), lalu luangkan waktu untuk membuka aplikasi jasa kirim yang sedang hits saat ini.. atau luangkan waktu untuk sejenak mampir ke kantor jasa pengiriman. Percaya deh, gak makan waktu ber jam - jam. Pacaran lama-lama bisa, nonton drama korea sampe pagi bisa, kepoin timeline social media atau bikin hoax bisa.. masa balikin barang teman kita susah sih.

5. Yang terakhir adalah KOMUNIKASI. Ini yang menurut saya gak kalah penting. Jika ternyata kita belum bisa mengembalikan barang atau uang milik teman kita tepat pada waktu yang kita janjikan, alangkah baiknya mengabari dan tentunya meminta maaf karena keterlambatan tersebut. Jangan Hit and Run, alias mabur ga ada kabar.

Nah,,  udah deh curhatnyaaa.. hehehehe.. gimana? yuk coba kita cek lagi barang dirumah kita apakah ada milik orang lain yang tertinggal atau memang kita pinjam, atau ada sejumlah uang yang kita pinjam dan sudah waktunya dikembalikan. Kalau ada, segera kita kembalikan yuk.. jangan menumpuk janji dan persoalan semasa hidup. Kalau ternyata belum ada waktu, segera kabari kawan kita tersebut, supaya gak jadi berburuk sangka dan memutus tali silaturahmi dan bikin suasana gak nyaman serta gak enak. Semoga kita semua termasuk kedalam kelompok orang - orang yang tidak suka menunda, atau mengecewakan orang lain ya!

Keep update my blog dan Jaga kesehatan kalian ya gaes!
LOVE!!    

1 komentar:

  1. Saya jadi inget kata-kata Bapak saya, jaman skrg jangan dengan mudah meminjamkan uang kepada orglain. Mending kl kamu tau temanmu butuh, kasih aja (meskipun gak sebanyak yang dia minta) yang penting kamu ikhlas kl uang itu gak balik. Dr pd minjemin dan kepikiran krn gak dibalikin, jatuhnya malah rugi dan dosa sendiri. Kmrn ada orang lain pinjam uang dengan nominal besar. Saya percaya saja, karena masih keluarga. Eh waktunya balikin gak ada itikad baik utk sekedar bilang maaf kalau belum bisa kembalikan. Pas udah kebangetan dan suami sampai nagih dengan agak keras, dia dong berani jawab...."monggoh aja kalau mau kasar, kan situ gak ada bukti utang piutang, saya justru bisa tuntut situ kalau situ kasar tanpa alasan". Hmakkkkkk...akhirnya cuma bisa ngelus dada, sambil inget-inget kira ini karma bukan ya? Perasaan saya takut banget pinjem uang kalau bukan sama bank. Hiks...skrg akhirnya cuma bisa ikhlasin, kalau toh kembali anggep aja besok tiba2 dapet duit nemu. Hahahaha *menghibur diri*

    BalasHapus