Sabtu, 17 Februari 2018

Hello Our Lovely Februari

Kapan pertama kali bertemu dengan suami? inget gak? Inget dong. Kalau suami ditanyain itu, pasti dia lupa tanggalnya, hanya momentnya saja yang dia inget. Maklum suami saya pelupa. Hahahaha.. Jadi postingan hari ini isinya akan soal curhatan bagaimana akhirnya bertemu dengan suami, menjalin hubungan lebih serius dan akhirnya memutuskan untuk menikah. saya percaya tulisan seperti ini harus sering dibuat, untuk kembali me-refresh rasa sayang, dan keintiman kita dengan pasangan. Kebayang deh, pernikahan bertahun - tahun.. dengan segala persoalan yang ada.. dengan jatuh bangunnya kita.. ujung - ujungnya pasti lupa untuk bilang i love you lagi sama suami/istri atau bahkan pelukan sudah gak lagi sehangat pertama kali dipeluk. So this is my reminder for my self!

Setelah kepergian almarhum suami saya (ayahnya Malika) tahun 2009, saya gak buru - buru menikah. Beberapa kali berkenalan dan dikenalkan dengan pria banyakan gak cocoknya. Sampai suatu hari saya capek kenalan sama orang baru, saya harus cerita lagi dari pertama tentang hidup saya, anak saya, penyakit saya, everything seems so complicated and mostly people will just run away after that. Lalu saya berdoa saat shalat, saya bilang sama Gusti Allah.. kalau ternyata saya dikasih kesempatan untuk punya kawan yang akan menemani saya sampai akhir hayat saya mau orang itu yang seperti ini dan itu. Saya benar - benar berdoa dengan bahasa Indonesia, dengan deskripsi kriteria yang saya inginkan. Dan tak lupa saya juga bilang, kalau memang ternyata saya harus struggle mengurus dan merawat Malika sendirian, its also fine.

Sampai akhirnya saya mengerjakan sebuah project social media dalam rangka men-support Homeless World Cup 2012 ke Mexico 5 tahun lalu. Karena project tersebut saya diharuskan untuk berhubungan dan berkomunikasi secara intens dengan sang Manajer Tim HWC, namanya adalah Febby. Kami intens berkirim pesan melalui bbm, email terkait dengan pekerjaan. Saya harus terus up to date, karena ga boleh sampe ketinggalan moment. Sadar atau tidak, intensnya komunikasi kami tersebut kemudian menjadikan kami bukan hanya sekedar partner kerja, tapi naik level menjadi teman ngobrol. Febby akhirnya sering cerita tentang pusing dan mumetnya pekerjaannya, atau hal - hal yang bikin dia excited dan menambah semangatnya. Saya pun dengan senang hati jadi teman ngobrol dan diskusi yang baik.


Singkat cerita setelah kurang lebih 4 bulanan intens berkomunikasi, kami menjadi benar - benar dekat dan merasa memiliki koneksi. Febby mulai melancarkan jurus - jurus gombal setiap pagi datang, atau malam menjelang. Saya, halahhhh receh bener.. di gombalin aja langsung keok. So we fall in love through our discussion and intens communication. eits, Kita belum pernah bertatap muka lho! jeng..jeng..jeng..!! Kita saling tahu wajah dan latar belakang pekerjaan masing - masing, tapi sama sekali belum pernah ketemu karena saya berdomisili di Jakarta dan febby di Bandung. Lah? kan dekat? Emang! tapi ya itu, karena kesibukan pekerjaan, buat kita berdua gak terlalu pentinglah ketemu teh. 

Sampai akhirnya, hari menjelang keberangkatan Tim ke Meksiko tiba, saya memutuskan untuk berangkat ke Bandung untuk meliput langsung salah satu rangkaian acaranya. Kami berdua sama - sama deg-deg an karena pada akhirnya akan ketemu juga. Bahkan saking ga yakin sama dirinya sendiri, Febby sempat tanya sama saya. "Nanti kalau kita ketemu, kamu bakalan ilfeel gak?" Hahahahaha saya sontak langsung ketawa. kenapa harus ilfeel. Well anyway, saya gak pernah melihat seseorang dari fisik, meskipun akan jadi poin tambahan ya hahaha (tetep), tapi saat komunikasi dan diskusi kami sudah terbangun baik, ada banyak hal yang bikin kita nyaman satu sama lain. Fisik menjadi alasan nomer terakhir lah.

Hari itu, 24 September 2012, saya menginjakan kaki di Bandung. Kegiatan yang saya maksud tadi akan diadakan di Lapang Bawet di daerah Balubur. Turun dari mobil, dari kejauhan saya melihat Febby menggunakan jersey kiper berwarna kuning. Sama sekali tidak berbeda dengan yang saya lihat di sosial media, atau pemberitaan di tv terkait keberangkatan tim HWC. Tanpa sadar saya mesem - mesem sendiri, sambil ngebatin "cie.. ayu.." hahahaha kok bisa ya cie cie in diri sendiri. 

Saya ga tau apakah Febby sudah melihat saya, karena hari itu lapang  bawet begitu penuh, dan dia punya tugas nya sendiri sebagai manajer tim, juga ada banyak pertandingan yang seharian dia bakalan bertugas sebagai kiper. Saya dan teman - teman sekantor duduk tidak jauh dari lapang. Berbasa - basi ngobrol dengan teman - teman komunitas yang ada di sana. Lalu kami bertemu pandang, Febby menghampiri kami. Saya gak inget kayak apa mukanya hari itu, tapi yang saya ingat saya senang. Saya gak tau gimana perasaan dia saat itu? habis nulis ini saya akan tanya sama dia ah.

Pertemuan hari itu berlanjut menjadi pertemuan sebulan sekali, Long distance relationship Bandung - Pamulang kami lalui dengan sangat baik. Kadang saya ke Bandung, kadang febby ke Pamulang, kami juga gak pernah lupa mengajak Malika supaya mereka saling mengenal. Alhamdulilah, semua sangat baik jalannya, Gak pake bertengkar, bete - bete an karena lupa kirim pesan atau telfon. 11 bulan kemudian Febby datang kerumah saya, menghadap papa. Yup, dia menyampaikan niatnya untuk menikahi saya. Apakah langsung diterima kah permintaan pria itu? No. Alih - alih nerima, bapak saya malah nyuruh Febby shalat istikharah dan minta sama Gusti Allah untuk ditujukan jalan, apakah Ayu jodoh yang pas dan tepat. LAHH?? Hahahahaha.. saya sempet bete tuh sama papa saya. Tapi saya yakin di dalam hatinya dia yakin sama Febby.


Setelah proses semedi yang cukup panjang, febby melalui pesan BBM menyampaikan bahwa hasil dari semedi nya adalah pilihannya tetap saya. Alhamdulilah meskipun saya ga tau dia bener shalat Istikharah seperti yang bapak saya suruh atau gak. Sampai akhirnya dipilihlah tanggal 5 Oktober 2013, Febby dan keluarganya datang kerumah untuk secara resmi meminang saya. Saya gak akan lupa momen tersebut. Iyalahhh setiap orang pasti akan mengingat dan mengenang setiap moment bahagia di hidupnya. Keluarga berbincang - bincang, saling berkenalan dan bersenda gurau. Sedetik, saya tersadar.. doa - doa yang pernah saya panjatkan di tahun lalu.. semua kriteria yang saya sebutkan secara spesifik semua ada di Febby. Tanggal kemudian diputuskan, kami akan menikah pada 1 Februari 2014, tepat di hari kelahiran Febby.

Pernikahan kami berlangsung sangat sederhana dan tidak memakan banyak biaya. Selain karena tidak mengundang banyak tamu undangan, kami juga membuat seluruh rangkaiannya lebih intim dan tidak berlebihan. Selain biaya yang terjangkau, kami pengen semuanya diatur oleh kita aja. Yup, kami sama sekali gak pake wedding organizer. Gedung dan catering ngurus sendiri, undangan cetak sendiri, baju (meski bahan dan tukang jahitnya menjadi hadiah dari beberapa sahabat kesayangan kami) tapi semuanya dikerjakan sendiri, yang dibantu cuma final touch seperti make up, video foto serta dekorasi itupun yang mengerjakan kawan kami sendiri. cerita soal hari pernikahan bisa dilihat di link yang ada di atas yah.

Bulan februari kemudian menjadi bulan pengingat bagi saya secara pribadi tentang proses pertemuan kami, perjalanan panjang yang menyenangkan serta kebahagiaan yang tidak jarang disertai dengan ujian yang menghadang di depan. Nah meskipun saya nih ngakunya mau posting di blog seminggu sekali tapi nyatanya sekarang sudah mau masuk minggu ketiga bulan Februari belum ada satu tulisanpun yang nangkring di Blog. Wakakakk! Akhirnya saya putusin aja buat nulis soal ini. karena yaaa.. masih enam belas hari pasca wedding anniversary yang ke 4. Dan tentunya saya bersyukur setiap harinya karena diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk memiliki teman hidup sebaik suami saya.

Happy Anniversary ya mblot!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar