Selasa, 29 November 2016

Ngidam dan Drama Muntah Tak Berkesudahan

Ingat gak postingan saya sekitar 3 bulan lalu, yang soal pengumuman kehamilan saya. gak ingat? atau emang belom baca? hehehe.. ini nih tulisan yang ini "Setelah 9 Tahun, Akhirnya Hamil Lagi!". Nah dalam tulisan tersebut, saking excited dan bersemangatnya saya, tertuanglah janji untuk rutin menulis di blog ini. Saya bermimpi akan menceritakan daily activity saya selama kehamilan, khususnya karena kehamilan saya sangat special. Eh, ternyata janji tinggalah janji.. semua niat saya pupus bukan karena saya gak punya ide buat nulis. Bahan mah banyak banget.. tapiii persoalannya adalah.. saya ada di trimester pertama kehamilan dimana "Ngidam dan Drama Muntah tak berkesudahan" mendominasi hari - hari saya selama 3 bulan kebelakang ini.

3 bulan kebelakang? What? Usia kehamilannya sudah 3 bulan yu? Iyaaa, alhamdulilah sudah masuk usia 12 Minggu. Dan persoalan mual muntah ini tak kunjung jua berakhir. Makin heboh tiap harinya. Meskipun ada masanya satu hari sangat baik, tidak ada muntah dan mau makan banyak. Tapi keesokan harinya? seringkali gak berjalan semulus hari sebelumnya. Kalau menurut dokter sihh, semua baik - baik aja ya, mual itu salah satu indikasi yang baik.. bahwa hormon di tubuh si ibu berkerja dengan maksimal. Ada banyak sekalian kejadian yang lucu, menggemaskan, mengesalkan dan saya bisa bilang menyedihkan dalam konteks drama ngidam dan muntah ini. 

Saya sudah mulai banyak mau nya sejak masuk di 4 minggu awal kehamilan. Mulai dari kepingin makan yang biasa biasa saja, sampe yang ngiler karena lihat postingan social media dari kawan - kawan, atau memang yang tiba - tiba terbesit pengen sesuatu. Kebanyakan sih, makanan yang saya pingin itu jarang ada di Bandung, karena adanya (yang enak) di Jakarta, atau di Makassar.. Seperti Es Podeng, Toge Goreng, Pukis, Asinan, atau Es Pisang ijo. kalau di Bandung kayaknya ada juga, tapi mungkin rasanya ga seenak produk abang - abang di Jakarta.

Momen - momen kepingin ini biasanya muncul di malam hari saat suami sedang tertidur pulas, sehingga saya gak tega buat membangunkan dia. Atau, saat pak suami sedang sangat hectic dengan begitu banyak pekerjaannya.. (yang seharusnya) gak bisa diganggu, tapi karena saya merengek.. biasanya sih langsung dibeliin. Beberapa hari lalu saya ingin sekali makan Mie Aceh, sebelumnya saya sama sekali gak pernah makan Mie Aceh di Bandung, sehingga saya gak tahu dimana kah tempat belinya. Keesokan paginya, saat kami bangun saya langsung bilang sama suami "Pak, aku mau mie aceh dari semalam. Aku mau sekarang" dan pukul 10 pagi, kami sudah nongkrongin Warung Aceh yang terletak di samping lapangan saparua. Padahal belum buka lho, warungnya.. kita mesti nunggu 1 jam sambil minum teh tarik sampai hidangan siap di meja tepat pukul 11.

Setelah mie Aceh siap, saya makan dengan lahapnya. Rasanya luar biasa enaknya. Entah memang enak, atau karena saya kepingin jadi enak - enak aja rasanya. Apakah porsi besar Mie Aceh itu habis? Tentu tidak. Hahaha, semenjak hamil, porsi makan saya gak banyak, bisa dibilang sangat sedikit. Dan yang bikin heboh adalah.. sepulang kami dari Mie Aceh, saya mendadak mual luar biasa. Rasanya saya ingin memuntahkan semua isi perut saya. Dan itulah yang terjadi selanjutnya.. Saat kami masih di motor, belum sampai rumah... masih menunggu lampu merah berganti warna menjadi hijau.. semua makanan yang tadi saya makan keluar saya muntahkan dari atas motor. Saya gak kebayang orang - orang di belakang kami, di angkot, di dalam mobil.. melihat saya dengan muka seperti apa. But I dont care!! aku mau muntaahhh..

Dan Drama muntah ini lah yang saya nikmati setiap hari. Dimana ada kalanya saya benar - benar gak bisa makan, baik masakan sendiri maupun beli diluar. Baru selesai makan sedikiittt, gak sampai 1 atau 2 menit langsung muntah. Saya harus lari lari karena khawatir muntahannya akan memporak porandakan seisi kamar. Dan kalau sudah muntah, jangan ditanya deh.. suara nya heboh, semua yang dimakan pasti keluar tak tersisa. Rasa pahit nyangkut ditenggorokan, gak jarang beberapa butir nasi juga meluncur manis dari lubang hidung karena mereka satu saluran THT toh. 

Ada momen dimana saya sampai menangis tidak karuan, karena muntah dengan hebat dan sedang sendirian dirumah. Kakak Malika sekolah, dan suami saya lagi ada pekerjaan diluar. Saya menangis karena muntah itu menyakitkan, tidak mengenakkan dan sesudah itu semua selesai, saya harus menyelamatkan diri saya sendiri. Membuat teh hangat, mengganti pakaian, membalurkan minyak angin, dan merebahkan diri serta menyelimuti diri ini dengan selimut. I wish my husband did that! tapi waktu itu kan gak mungkin karena dia lagi ada pekerjaan.

Dan setiap kali tanya, ngobrol sama kawan, sama dokter sama teman - teman yang hamil, semuanya bilang kalau itu justru indikasi kalau kehamilan kita sangat sehat. hufftt sempat kesal sih, rasanya pingin bilang "kalian semua gak paham perasaan akuhhh.." *nangis dipojokan. Tapi setelah saya mempelajari beberapa literature kesehatan dan artikel mengenai kehamilan, jadi mikir.. hmm,... harusnya saya bersyukur.. karena mual dan muntah ini sebenarnya salah satu tanda nyata, bahwa jabang bayi dan hormon di tubuh ini sehat.. bekerja dengan baik sesuai tupoksinya.

ahhh, tulisan ini berhasil saya tuangkan di blog setelah seharian ini sudah 3x muntah maha dahsyat. Mohon doanya ya teman - teman, semoga saya dan si bayik di rahim saya ini diberikan kesehatan hingga waktunya dilahirkan nanti..

Laff!!

3 komentar:

  1. Wahjh mual munta saat hamil rmang menyiksa yah Kak Ayu...
    Aku belum pernah hamil tapi bisa ngerasain deh gimana itu rasanya mual dan muntah terus.

    Semoga selalu sehat yah Bumil 💕

    BalasHapus
  2. memang mual dan muntah itu neybelin ya. dulu anak pertamaku gak ada drama mual dan muntah, tapi anak keduaku mual saja dan agk bisa makan di rumah, kalau di rumah bawaannya mual saja, tapi kalau di rumah orang , mau makan dan banyak, alhasil aku suka namu di rumah tetangga kalau mau makan

    BalasHapus
  3. Saya juga pernah ngrasain banget drama muntah di trimester pertama. Keluarga melihatnya drama, tapi saya cuek aja. Mo gimana lagi emang bawaan orok yaa. So, enjoy aja deeh

    BalasHapus