Kamis, 03 Januari 2019

I'm Gratefull still Alive!

Sepuluh tahun yang silam saya dihadapkan pada situasi yang tidak pernah saya duga. Terinfeksi HIV, suami meninggal, menjadi orangtua tunggal, mencari nafkah dan harus belajar menghadapi stigma dan diksriminasi. Sebuah kompilasi hidup yang sungguh menarik ya. Kalau ada yang tahu permen nano – nano, mungkin serupa itu macam rasanya. Bahkan sepertinya ada rasa pahit getir yang ga bisa saya ungkapkan sepanjang tahun 2009.

Hari ini sepuluh tahun sudah berlalu. Perjalanan panjang itu masih terus berlanjut. Saya masih diberi kesempatan oleh Gusti Allah Sang Maha Pencipta untuk bernafas lagi, meski ritme nya terus berubah. Mulai dari nafas santai penuh kenikmatan, nafas buru – buru karena dipaksa berlari mengejar sesuatu, nafas tercekat karena kebanyakan gak siap dengan setiap kejutan, sampai susah nafas karena sometimes life is hard, really fuckin hard. But this is it, 10 tahun terinfeksi HIV dan saya masih hidup.

Tahun ke 10 hidup sebagai odha saya sadar bahwa saya adalah manusia. Bukan pahlawan yang bisa selalu menolong orang lain yang kesusahan, bukan pelawak yang senantiasa bikin orang tertawa, bukan juga gatot kaca yang konon bertulang besi dan baja kuat tahan banting, tapi saya bukan juga seseorang yang lemah dan bisa selalu diinjak injak. I’m definitely just a human.

Tiap hari saya berusaha menyembuhkan diri saya sendiri. Sebagai ibu, istri, anak, dan sebagai teman saya selalu berbenturan dengan begitu banyak problematikan yang bikin saya ujung – ujungnya sakit. Sakitnya bukan yang dengan mudah bisa disembuhkan pake obat atau dibalut perban sampai si luka mongering. Tiap sakit punya caranya masing – masing  dan jangka waktu yang berbeda untuk sembuh. Funny isn’t it. Sepuluh tahun saya masih hidup dan masih terus berjuang menyembuhkan diri.

Dari mulai pertemuan saya dengan Abet, adiksi putaw nya, hubungan cinta dari balik jeruji besi, kebebasan, pernikahan, kelahiran Malika, kematian Abet, sampai dengan HIV masuk ke kehidupan kami.. waktu sama sekali gak berhenti untuk nunggu saya bangun dan membenahi diri. Waktu gak mau kasih jeda sama sekali buat saya istirahat sebentar. Rasanya jika di konversikan dengan uang, sepuluh tahun hidup dengan HIV ditambah sekitar lima tahun gerbang penghubungnya.. mungkin saya bukan hanya punya rumah. Its too much.

Rasanya mubazir jika tahun ini saya gak melakukan sesuatu yang bermakna. Ya sekedar mengucap syukur pada alam semesta beserta isinya karena telah berbaik hati mempertemukan saya dengan orang – orang jahat dan baik, dengan keadaan keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.  Its all worth to enjoy honestly! Saat ini saya dalam tahap pengembangan beberapa rencana membuat pameran perjalanan 10 tahun hidup dengan HIV. Tentunya dibantu rekan rekan seniman baik budi dan tidak sombong, I will do something yang mungkin akan kembali menjadi pengingat buat kita semua pada dasarnya ya kita ni manusia. Maka jadilah manusia yang tidak melebihi batas kemampuanmu sebagai manusa. Doakan saya ya temans! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar