Minggu, 20 Januari 2013

Cio Hasnandi Masih Membutuhkan Bantuan



Mendengar berita gembira tentang Cio. Saya berinisiatif untuk membesuk Cio hari ini (19/01/2013). Bersama @arabubun yang juga bersama kawan kawan serta saudaranya, mereka berhasil mengumpulkan sedikit rejeki untuk diberikan kepada Cio dan keluarga serta korban banjit kampong melayu lainnya yang sebelumnya mereka sambangi.

Ditemui di Wisma PKBI Hang jebat Jakarta Selatan. Cio Hasnandi terbaring di kasur dengan seprai putih. Bayi mungil yang menjadi buah bibir timeline saya kemarin, menggunakan baju dan celana pendek berwana kuning. Rombongan kami yang datang bersama sama juga menemui Parsandi (22th) ayahnya dan Evi Damayanti (20 th) serta Nurhasanah sang nenek yang ditemui siang tadi sedikit bercerita kepada saya.

Dengan izin sang ibu saya mengajukan banyak sekali pertanyaan. Dan Evi bercerita dengan tenang. “Cio lahir di Bidan mbak, persalinan normal. Waktu itu lehernya belum sebesar ini. Hanya seperti benjolan kecil. Bidannya sih bilang, ini ada masalah dengan kelenjar harus segera dibawa ke dokter dan diperiksa. sekarang tambah besar kelenjar dilehernya. Sudah kita bawa ke RSCM, katanya harus dioperasi. Tapi KK(katu keluarga) kita belum jadi mbak. Cuma nama ayahnya sama si Cio aja yang ada dalem kk itu, nama saya belum ada. Jadi harus dibikin yang baru dulu, baru kita bisa dapet bantuan.”

Sang nenek, Nurhasanah yang masih terkejut dengan kedatangan kami pun juga bercerita tentang biaya berobat yang cukup mahal karena belum memiliki Kartu GAKIN (Keluarga Miskin), “kalo Cuma control 20 ribu sampe 40 ribu mah saya masih bisa mbak. Tapi ini kan udah harus mulai cek darah. Kemaren bayar dokter hampir 250 ribu dan cek darah 580 ribu. Pas disuruh cek darah lagi hampir sejuta, saya ga sanggup.”

Jadi Cio hingga saat ini belum mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis. Sedangkan saya yang sempat menggendong dan memberikannya susu formula yang sudah dibuatkan sang ibu, mendengar deru nafas yang sangat cepat, seperti kesulitan bernafas atau apalah itu saya juga tidak mengerti. Tapi saya yakin dengan kelenjar getah bening yang membesar seperti itu Cio harus segera mendapat bantuan pengobatan.

Lalu saya juga menanyakan terkait pemberian susu karena usianya yang masih sangat kecil, 2bulan. Evi mengatakan bahwa, “kalau hanya diberikan asi Cio nya ga cukup mbak, harus ditambah dengan susu formula.” Evi juga menjelaskan bahwa dia dan suaminya sehari hari tidak bekerja, hanya menjaga Cio. Dulu sang Ayah, sempat bekerja di restaurant, namun berhenti karena harus bolak balik mengantar Cio ke rumah sakit. Dan penghasilan mereka hanya didapat dari sang nenek yang sehari hari menjahit dan sang kakek yang bekerja serabutan.

Ternyata memindahkan Cio ketempat yang lebih nyaman belum menyelesaikan masalah. Tindakan selanjutnya adalah mencari orang2 yang bersedia menyisihkan tabungannya untuk biaya operasi Cio, jika memang mereka tidak bisa mengakses GAKIN. Atau jika bisa, biaya tersebut dapat digunakan untuk kehidupan sehari hari seperti makan, pampers dan nutrisi lainya. Selanjutnya saya juga sudah mengontak @aimi_asi dan @sarikailaku untuk atang ke Wisma PKBI, barangkali teman2 dari AIMI Asi bisa hadir dan member dukungan kepada sang ibu. Memotivasi Evi untuk memompa asi-nya agar Cio bisa tetap sehat, karena di usia 2 bulan ASI sangatlah penting.

Mungkin cerita Cio hanya sebagian kecil dari anak anak yang menjadi korban banjir lainnya. Namun saya ingin mengawali dengan Cio. Jika teman2 ingin membesuk Cio, bisa menghubungi Nurhasanah sang Nenek di nomor telfon +6287880628660. Dari berita yang saya dapat mereka masih akan menetap di Wisma PKBI sampai waktu yang belum bisa ditentukan karena musibah banjir Jakarta ini.

Sedikit yang kita lakukan, besar artinya untuk mereka.
Terima kasih banyak @alfonsopenjahat, @arabubun, @niluhwayanayu, @sherenazein dan kawan2 PKBI untuk proses evakuasi Cio dan keluarga. God Bless you all good people!

Ayu Oktariani (19/01/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar