Minggu, 09 Oktober 2016

Bagian Tersulit di Kehamilan Trimester Pertama

Hola, mimpi untuk terus meng-update cerita - cerita kehamilan, nampaknya harus terus dipelihara supaya gak kalah dengan pregnancy mood yang up and down. jadi mumpung sekarang kondisinya lagi lumayan enak, mari kita tumpahkan segala hal yang ada di kepala dan hati ini. Bagi yang belum kenal saya, bisa silahkan klik foto mbak - mbak yang megang di mic di halaman kanan website ini. Kalian bisa kenalan lagi sama saya, jadi ndak usah cerita panjang lebar lagii yaaa. Nah, kali ini saya mau cerita tentang hal - hal yang lumayan bikin mood saya swing swing seperti ayunan semenjak kehamilan ini berjalan masuk ke minggu ke 5. What, sudah minggu ke 5? Yeay, its getting bigger and bigger.

So, tanggal 7 Oktober 2016 lalu, saya dan suami kembali kontrol ke dokter Anita Rachmawati. Di cerita sebelumnya kami mencari dia hingga ke negeri china (Baca : Arcamanik) yang jauhnya minta ampun. kenapa harus ke dokter Anita, because she's familiar and friendly dengan persoalan Ibu HIV seperti saya ini. Nah, kali ini kami ke RSUP Hasan Sadikin, tempat saya kebetulan juga kontrol bulanan untuk persoalan HIV saya. Alhamdulilah lebih dekat dan lebih gampang dijangkau yah. Kedatangan kami kali ini membawa harap yang sama untuk kembali melihat si jabang bayi di dalam rahim saya. Bagaimana kabarnya doi?

Setelah menunggu satu jam, karena khawatir dapat antrian paling belakangan lagi. Kami akhirnya bertemu dengan sang dokter. Dan menurut pantauan alat USG, si jabang bayik (benar) telah berusia 5 minggu. Yeay! happy five weeksss! dan kini berukuran 1, 7 sentimeter. Wahhh, its getting bigger ya. 2 pekan lalu kami menemuinya, masih 0, 3 cm.. so tinyyy. Menurut dokter, kondisi saya baik dan sehat, begitupula si jabang bayik yang masih sangat sangat kecil itu. Another good thing is, saya masih boleh naik motor tapi untuk jarak deket.. kalau masih bisa jalan kaki jauh lebih baik. Tapi kalau jarak jauh sebaiknya naik mobil, menjaga supaya si ibu alias saya ndak kelelahan dan si jabang bayi baik - baik saja didalam sana.

Nah persoalan - persoalan bumil di trimester pertama ini nampaknya mulai muncul satu persatu dalam kehidupan saya. Sometimes I cant help it, rasanya lelaaaahhhh banget. Contohnya adalah gak bisa lagi menempuh perjalanan jauh untuk sementara waktu. And I failed, kemarin maksain untuk memfasilitasi 2 hari kegiatan di Balaraja, Cikupa - Kabupaten Tangerang. Ujung - ujungnya drop banget sekarang.


Selain itu, mual yang luar biasa di waktu yang gak bisa diprediksi. It could be morning, afternoon or night.. dan datangnya gak pake permisi.. pokoknya tahu - tahu mual hebat dan cuma bisa rebahan. Karena gak akan bisa ke dapur untuk mengolah makanan jenis apapun, beres - beres dan melakukan hal hal apapun. Karena yang ada bakalan makin mual, dan berakhir dengan muntah - muntah. Seperti malam tadi, mualnya bikin ulu hati sampai nyeri dan membuat saya menangis lebay di hadapan suami. Setelah muntah.. saya kembali kelaparan dan minta dibelikan ayam goreng pake sambel. Ah ibuk hamil ini yaaaa. Yang pasti saya akan selalu ingat adalah, Allah gak akan membebankan hambaNya, diluar kapasitasnya. Jadi, kali ini pasti saya mampu.

"Allah does not charge a soul except [with that within] its capacity.." (Al Baqarah 286)

Hal lain juga cukup menyusahkan kami di keluarga adalah rasa malas yang luar biasa datang menghiasi hari - hari si buhamil ini. Berbeda dengan kehamilan pertama dimana saya sangat kelewatan rajin, this one.... ooooh I'm a super duper lazy pregnant woman. Alhasil, rumah penuh debu dan kotor. Setrikaan menumpuk, cucian piring pun, gak pernah masak dan suami serta anak akhirnya membantu saya berbagi peran untuk merapihkan itu. Tapi demi menjaga kesehatan kami semua, sepertinya saya akan memanggil orang untuk membantu kami beberes dan masak. Supaya saya dan keluarga bisa tetap sehat walaupun dalam keadaan hamil dan super malas seperti sekarang ini.

Apakah ada bedanya ibu hamil yang HIV positive dan ibu hamil lainnya? Gak ada bedanya kan. Sama - sama ada fase galaunya, sama - sama mual dan menyebalkan. Tapi selalu dicintai oleh keluarga. Beda-nya saya harus minum obat untuk menekan jumlah pertumbuhan virus HIV agar, jabang bayik tetap sehat dan tidak tertular HIV hingga dilahirkan nanti. yeay, alhamdulilah tulisan ketiga saya selesai juga. Semoga curhatnya bikin ibu - ibu dan bapak - bapak yang sudah melalui ini senyum mengingat moment - moment bahagia tersebut. Di cerita selanjutnya nanti saya akan membagi hal - hal apa yang berubah setelah kehamilan yah!

Keep Read my stories, and help me spread the positive vibes! Love you all!

1 komentar:

  1. Hai Ayu....abis baca artikel di JakartaPost hehehe.. Aku mengalami 2 kehamilan yang mirip sama Ayu. All day sicks bukan cuma morning sick. Pagi, siang malam, tengah malan bahkan saat tidur nyenyak bisa terbangun karena muntah-muntah. Parah... Tapi aku untungnya masih bisa ngantor ke sana kemari naik kereta. Asal jangan mencium aroma orang memasak hehe.. Good luck ya Ayu! Wish you all the best

    BalasHapus