Kamis, 08 Juni 2017

Happy 7 Years 'ARV'ersary Ayuuu!

Setelah sekian lama tidak membuka facebook, kemarin saya iseng log in hanya untuk berkeliling timeline melihat isu apa yang sedang hangat dibicarakan dan diposting. Setelah berbulan begitu panas dengan perdebatan benar salah, halal haram, kafir dan tidak kafir, which is i dont care at all.. halaman facebook saya lumayan sepi tidak banyak kerusuhan yang meresahkan hati saat melihat post teman - teman sepertemanan. Bersyukur karena halaman yang damai, saya malah kemudian diingatkan oleh Mark Zuckerberg tentang postingan lama yang saya tulis di halaman facebook saya 7 tahun silam. Yakni, hari dimana saya pertama kali memulai terapi ARV. Mau tau gak ceritanya? But maybe you should know me first, dan apa itu terapi ARV di link ini ya. Oke, Sudah baca? Sudah mengerti kurang lebih situasinya kan? great! lets start the story.

Ini semua dimulai di tahun 2009, dimana saya mengetahui bahwa saya terinfeksi HIV. Nah, saat seseorang terinfeksi HIV, hingga hari ini belum ada obat yang dapat mematikan virusnya. Paling tidak itu yang saya update, banyak peneliti  di seluruh dunia berupaya untuk itu. Sehingga kalau teman - teman menemukan iklan-iklan herbal yang mempromosikan obat - obatan apapun dengan jaminan mutu "dapat menyembuhkan HIV", sorry guys.. thats a lie, informasi palsu.. hoax. I can guarantee that, meskipun kebanyakan obat2an herbal bisa membuat kondisi tubuh lebih baik, but they're not cure and kill the virus. Nah, Anti Retroviral Therapy (ARV), sampai hari ini adalah obat yang dipercaya dan digunakan di seluruh dunia untuk menekan jumlah pertumbuhan virus HIV.


8 tahun lalu, tepatnya bulan Maret 2009 saya mengetahui bahwa saya terinfeksi HIV. Saat itu saya tidak lantas mendapatkan terapi ARV karena diketahui saya memiliki masalah di paru - paru, yaitu Tuberculosis (TBC) dan harus menjalani terapi OAT selama 9 bulan. Setelah evaluasi ketat pengobatan paru - paru, dinyatakan sudah sehat dan bersih dari kuman TBC, dokter kemudian memutuskan untuk saya dapat memulai terapi ARV. Saat itu, jumlah CD4 saya adalah 105, cukup rendah dan harus segera mendapatkan pengobatan ARV.


Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel CD4 disebut juga sel-T.

Saya ingat betul rasanya dag dig dug saat hendak memulai terapi. Kenapa? karena mengkonsumsi ARV membutuhkan komitmen yang sangat tinggi dan tentunya keikhlasan dalam menerima setiap keadaan - keadaan di sekitar yang diakibatkan oleh si HIV. Terapi ARV dikonsumsi seumur hidup, setiap hari, dan harus tepat waktu. ARV ada beberapa jenis, dan setiap orang yang terinfeksi (ODHA) tidak selalu mendapatkan obat yang sama dengan ODHA lainnya. Pemberian ARV, sesuai dengan kondisi tubuh dan kesehatan tiap pasien. Saat ini ada beberapa obat ARV yang sudah dikemas dalam satu butir, jadi 3 macam obat dijadikan satu. Sehingga lebih memudahkan ODHA untuk kepatuhan. Ada juga yang masih dalam bentuk terpisah, sehingga jumlah obat tentunya lebih banyak. Umumnya obat diminum per 12 jam, namun untuk yang satu jenis diminumn ya satu hari satu kali. Sebelum meminum obat pastikan kita berkonsultasi dengan dokter mengenai, nama/jenis obat, efek samping, cara penggunaan dan semua hal yang berhubungan dengan obat tersebut serta dampaknya ke tubuh kita.

Update status Facebook saya 7 tahun silam saat memulai ARV


Di awal mengkonsumsi ARV, tentunya membutuhkan penyesuaian. Sehingga dokter menyarankan untuk banyak beristirahat dan mengkonsumsi banyak cairan, serta makan sayur dan buah - buahan. Ada beberapa orang yang saat memulai terapi ARV mendapatkan efek samping, seperti anemia atau alergi pada kulit. Jika itu terjadi pada kita, jangan tunggu lama, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan serta penjelasan, apakah kemudian obat yang kita minum sebaiknya diganti dengan jenis lainnya. Alhamdulilah, saya tidak mendapatkan masalah yang berarti saat di awal mengkonsumsi ARV tersebut. Sehingga pengobatan berjalan dengan sangat lancar.



Selama 7 tahun menjalani pengobatan terapi ARV, saya beberapa kali berganti jenis obat dengan beberapa alasan dan persetujuan dokter. Kalau saya tidak salah ingat, 2 tahun pertama saya mengkonsumi ARV jenis Stavudine, Lamivudine dan Efavirenz. Kemudian di stop dan diganti jenisnya karena obat Stavudine diketahui memiliki efek samping yang cukup berbahaya bagi fisik kita. Sehingga, diganti menjadi jenis Zidovudine dan Lamivudine yang sudah dikemas menjadi satu obat dengan nama Duviral, dan tentunya Efavirenz. Perjalanan konsumsi obat pun berlanjut. Namun kemudian saya menemui kendala, karena adanya miss informasi. Saya mendapatkan informasi yang salah mengenai penggunaan obat efavirenz yang memiliki efek samping pusing dan rasa keleyengan. Sehingga saya minum obat tersebut dengan waktu yang tidak teratur, mengikuti waktu tidur yang tidak menentu. Hal itu kemudian merusak progress terapi yang sudah terbangun baik selama 5 tahun. Saya kemudian jatuh sakit, dan memutuskan untuk memeriksakan darah.

I tell you, it's funny because the only time I think about HIV is when I have to take medicine twice a day (Magic Johnson, 26 tahun mengidap HIV
Hasil pemeriksaan darah menunjukan bahwa kekebalan tubuh saya menurun dan virus kembali terdeteksi. Sehingga dokter memutuskan untuk mengganti obat yang saya minum di tahun ke 6 saya terinfeksi HIV yakni th 2015 setelah saya pindah ke Bandung. obat yang saya konsumsi menjadi Tenovofir, Lamivudine dan Aluvia, dengan total obat yang saya minum setiap harinya sebanyak 7 butir. Banyak ya? Banget! Hahahaha, but I always try to enjoy my new life since 2009. Karena saya merasakan dampak dan perubahan ke arah yang baik setelah mengkonsumsi ARV, selain jumlah kekebalan tubuh yang membaik dan virus menjadi tidak terdeteksi, kondisi saya terus menerus membaik sehingga di tahun ke 7 saya memutuskan untuk menjalani program kehamilan dengan suami saya.


Saya tidak pernah menyangka bahwa Tuhan memberikan saya begitu banyak kesempatan yang luar biasa baik. Dan salah satu kesempatan tersebut adalah Kehidupan. I was thinking I'm gonna die sooner or later after I got HIV

Dan delapan tahun kemudian, saya masih bisa menceritakan hal ini kepada kalian semua, betapa pentingnya kita mensyukuri hidup dan menghargai diri sendiri. Melalui ARV, saya merasakan kembali nikmatnya sehat, meskipun virus HIV masih tetap hidup di dalam darah ini. Delapan tahun mungkin bukan waktu yang sebentar, dan saya masih memiliki begitu banyak waktu di depan untuk terus diperjuangkan. 

Membaca tulisan ini mungkin terlihat sangat mudah, tapi percayalah.. it never easy as it seems until this article has been post. Sehingga, saya ingin semua teman - teman yang hidup dengan HIV yang menjalani terapi ARV atau siapapun yang memiliki problem kesehatan dan mengharuskannya mengkonsumsi obat seumur hidup, please love your self and appreciate them. Karena semangat serta kasih sayang tersebut mungkin gak akan bisa kita miliki dari orang lain, dan hanya bisa didapatkan dari diri kita sendiri. Be good on your medicine, dan jaga kesehatan sebaik mungkin dengan menyeimbangkannya. Eat healthy, do regular exercise on sports, sleep well and the most important thing is be Happy. Saya mungkin sangat baik dalam hal menasehati dan memberikan motivasi kepada banyak orang, tapi pada diri saya sendiri, I still fight for that, I still learn and never stop make my self sure that life is worth.

Terima kasih ya sudah membaca tulisan saya hari ini. As I promised on my self and previous article, Saya sedang move forward dan kembali berusaha untuk hidup untuk hari ini. Mohon doanya ya, semoga semangat - semangat tersebut kembali pulih dan saya bisa kembali ke masyarakat untuk lebih banyak membantu. Kalian juga yah, jaga kesehatan dan selalu bahagia! 

Lafff yaaa!

9 komentar:

  1. Permisi kak , saya ingin ngobrol dan berbincang bincang sama kaka , saya sudah kirim email ke kakak , mohon di balas yah kak :). karena saya sangat butuh sekali jawaban dari kaka . terima kasih

    BalasHapus
  2. Kak ayu kapan posting blog lg??

    BalasHapus
  3. Blessing you mba, saya sudah berkali2 membaca tulisan mba ayu. Semangat mba ayu dapat saya rasakan. Ketika saya merasa di hidup terendah saya, saya akan baca tulisan mba ayu hingga berkali2 dan mempelajari bagaimana cara mba ayu bersyukur. Terimakasih banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah ada manfaat utk org lain. Gbu too <3

      Hapus
  4. You are SO inspiring. I am touched beyond beliefs. Makasih sudah berbagi. Saya senang semangat Mbak Ayu. Terus berjuang, jaga kesehatan. Yes, love yourself, accept and embrace it. Bersyukur dalam segala hal. Dan teruslah berbagi. Tulisanmu menginspirasi banyak orang. Saya salah satu dari yang banyak itu. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminnn, Alhamdulilah. semoga kehadiran kita bisa terus menjadi cahaya bagi sekitar yaa :)

      Hapus