Sabtu, 09 Juni 2018

Kembali ke Rumah

Hari ini saya tiba di rumah ibu, tempat saya melakukan ribuan kesalahan. Tapi saya tidak pernah takut untuk kembali ke tempat ini. Ya, mau bagaimana. Ini kan rumah ibu saya, hehehe. Kepulangan saya kali ini untuk mengantar anak saya, Malika yang hendak menghabiskan waktu liburannya di rumah neneknya hingga hari raya idul fitri tiba. Saya akan kembali lagi ke Bandung setelah beberapa urusan di sini beres.

Rumah ini selalu mengingatkan saya pada banyak hal yang jika saya ingat kembali akan menimbulkan begitu banyak perasaan. Mulai dari rasa malu, sedih, kesal, marah hingga haru. Tapi seperti yang sering saya sebutkan di banyak tulisan saya sebelumnya. I never regret anything that happen to my life. Yang sudah terjadi kemudian menjadi sejarah paling berharga dalam kehidupan saya.

Banyak hal baru yang saya kemudian sebut dengan 'coba coba anak remaja' saya lakukan di sini. Di rumah ini, di Pamulang. Mulai dari un protected sexual activity, hingga hisapan ganja pertama dan berujung pada merokok karena dicekoki kawan - kawan. Saya masih ingat betul siapa saja mereka yang pernah ada di masa masa itu. Kini kebanyakan sudah jadi 'orang', sudah berkeluarga, sudah 'Hijrah', dan sudah melakukan banyak perubahan besar pada dirinya.

Sedangkan saya sendiri kini sambil memikirkan kata apa selanjutnya yang akan saya ketik, berfikir.. sudah jadi apa saya. Kalau melakukan perjalanan kilas balik, hari ini menjadi tahun ke sembilan saya terinfeksi HIV. Di titik ini saya terkejut karena ternyata saya kembali memanusiakan tubuh ini. Saya tidak perlu menjadi apa - apa atau siapa - siapa lagi. Angan - angan menjadi pahlawan yang membantu membela kebenaran dan keadilan, kini sudah terbang bersama semua hal baik yang berdampak pada hidup saya. Tidak, saya sudah tidak mau jadi sok pahlawan. Angan - angan ingin menjadi pekerja kemanusiaan saya rubah menjadi keinginan untuk menjadi manusia.

And here I am, saya bersyukur ada di titik kehidupan yang ini. Meskipun di tempa dengan beragam kesedihan, kepahitan, kehilangan. I will get back stronger. Dan rumah ini kembali menjadi saksi bahwa saya pernah membantah semua kata yang keluar dari mulut ayah dan ibu saya. Rumah ini melihat saya yang tidak diijinkan masuk karena terlalu banyak melanggar. Tempat ini menjadi saksi kisah kasih saya dengan beragam jenis manusia.

Rumah menjadi sebuah momen, sosok, dan semua cerita yang membuatku tersenyum manis atau miris. Hari ini, di tempat ku tumbuh besar. Aku merindukan semua hal yang pernah terjadi dan memberikan ku lebih banyak alasan untuk menjadi manusia. Manusia yang lebih baik. Doakan saya ya teman, dalam waktu dekat saya akan mendokumentasikan 10 tahun perjalanan saya setelah terinfeksi HIV ke dalam sebuah buku memoar. Jangan tanya kapan selesainya, tapi tahun ini saya akan memulainya. Saya berharap, akan lebih banyak manusia belajar dari apa yang saya tuliskan di sana. Belajar jadi manusia :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar